Minggu, 28 November 2021

SEJARAH SAQIFAH (SUKAIFAH)


Oleh : Iwan Mahmud Al-Fattah

Lagi-lagi keberadaan Sahabat Nabi "terusik" dengan adanya cerita tentang perampasan hak khalifah Ali. Sebenarnya ini cerita lama yang sering diulang-ulang untuk memunculkan romantisme sejarah seolah olah Kelùarga Ali itu menderita dan dizolimi yang ujungnya justru mendeskriditkan dan menuduh sahabat sahabat Rasulullah SAW sebagai biang keladi.
Cerita tentang peristiwa Sukaifah atau kadang ada yang menulis Saqifah ini jelas harus diluruskan karena mempertanyakan atau mendeskriditkan sahabat dengan dalih untuk kajian sejarah adalah hal konyol mengingat betapa mulianya para sahabat rasul apalagi dibandingkan dengan manusia zaman ini. Saya sepakat siapapun berhak untuk kritis demi ilmu pengetahuan, namun jika sudah menyangkut sahabat Nabi nanti dulu...ada rambu rambunya, apalagi kalau sudah membahas tema sensitif seperti Saqifah, perang jamal atau penyebab wafatnya Fatimah atau sikap Usman kepada keluarganya saat menjadi khalifah...harus jernih dan hati hati...
Mengenai saqifah...ini sebenarnya sudah banyak yang meluruskan sejarahnya....kebetulan saya pun sudah pernah datang ketempat ini...dan memang jaraknya sangat dekat dengan makam Nabi SAW...Begitu serius dan ingin tahunya saya dimana letaknya saqifah, tahun 2016 saat berhaji saya berhasil mendatangi tempat ini untuk napas tilas...sayang situs ini kurang mendapat perhatian sebagai sebuah bagian sejarah yang penting. Kalau melihat jarak antara makam Nabi dan saqifah...sangat dekat sekali sehingga sangat masuk akal jika peristiwa tersebut terjadi begitu cepat namun sekalipun demikian peristiwa dramatis itu telah mampu menyelamatkan nasib ummat Islam.
Adapun sejarah Saqifah yang pernah saya pelajari adalah sbb :
Saat dalam kondisi duka cita karena Rasullullah SAW wafat, tiba-tiba ada yang membisikkan Umar dengan mengatakan bahwa "Ya Umar, di Tsaqifah ada pertemuan orang² Anshor, tujuan mereka adalah untuk memilih siapa pengganti Rasulullah SAW, Umar jelas kaget. Kemudian orang yang membisiki itu mengajak langsung Umar untuk melihat sendiri keadaan. Sampai di saqifah memang benar ternyata ada rencana mau mengangkat pemimpin setelah wafatnya Rasulullah SAW. Umar kembali ke tempat duka cita dimana jasad mulia Rasulullah SAW berada. Sayyidina Umar langsung melaporkan keadaan tentang suasana saqifah kepada Sayyidina Abubakar dan mendesak Sayyidina Abubakar untuk ke saqifah karena suasana disana dianggap genting karena menyangkut masa depan ummat Islam, terlambat sedikit saja mungkin bisa terjadi hal hal yang tak diinginkan. Abubakar sebenarnya enggan untuk ke saqifah mengingat suasana saat itu dalam keadaan duka cita , namun Umar terus memberi pengertian dan gambaran betapa bahayanya kalau urusan tersebut tidak segera diselesaikan mengingat orang-orang Anshor sudah bersepakat untuk memilih seseorang dari kaum mereka. Umar dengan pikirannya yang jauh ke depan sudah bisa membayangkan, bila kepemimpinannya dipegang oleh orang yang tidak berkompeten maka akan hancurlah persatuan ummat Islam. Umar sangat cerdas karena ditengah duka cita beliau masih mampu berfikir jernih.
Singkat cerita akhirnya Abubakar pun ikut ke saqifah. Adu argumenpun terjadi antara orang-orang Anshor dan Muhajirin. Namun lagi-lagi dengan bahasa yang cerdas dan argumen yang cemerlang dari Umar akhirnya pendapat beliau bisa diterima semua orang, sehingga akhirnya terpilihlah Abubakar secara aklamasi tanpa ada seorang pun yang berkeberatan. Tadinya sebagian orang bahkan Abubakar sendiri mengusulkan Umar yang jadi Khalifah, namun Umar menolak keras karena dia tahu ada yang lebih mulia dan lebih pantas darinya yaitu Abubakar. Masalahnya Abubakar bukanlah tipikal orang yang ambisius, beliau justru lebih menghindar terhadap hal hal yang bersifat kekuasaan. Namun karena Umar telah berhasil meluluhkan hati Abubakar dan juga demi kepentingan ummat Islam bersama, akhirnya Abubakar dengan berat hati mau menerima baiat dari orang orang Anshor dan muhajirin. Umar sebagai tokoh cemerlang dalam pertemuan itu akhirnya menjadi orang pertama yang membaiat Abubakar.
Anda bisa bayangkan betapa berbahayanya kalau masalah Saqifah ini tidak diselesaikan segera apalagi ditengah duka cita karena wafatnya Rasulullah SAW. Dan yang terpenting sebenarnya isyarat Abubakar sebagai pengganti Rasulullah SAW itu sudah ada, dan para sahabat juga sudah faham siapa yang paling dekat dengan Rasulullah Saw serta palìng layak menggantikan beliau. Umar juga sangat faham bagaimana sebenarnya kedudukan Abubakar dimata Rasulullah Saw.
Permasalahan Saqifah pun selesai. Hanya orang orang yang cemerlang dan jeniuslah yang mampu menyelesaikan masalah ditengah suasana bersedih hati karena wafatnya Rasulullah SAW. Kejernihan berfikir dalam menyelesaikan masalah krusial seperti ini menandakan jika para sahabat Nabi memang manusia-manusia yang istimewa.
Perlu juga diingat, para sahabat seperti Sayyidina Abubakar, Sayyidina Umar, Sayyidina Usman, Sayyidina Ali bukanlàh tipikal orang yang ambisius dan kemaruk akan jabatan kepemimpinan , mereka justru awalnya menolak jabatan khalifah, namun karena ummat menghendaki, mereka pun dengan berat hati mau menerima amanat itu...Umar bahkan pernah memprotes keras kepada Abubakar ketika dirinya dicalonkan untuk kelak menjadi khalifah...Umar merasa tidak pantas, namun Abubakar lebih tahu dan faham bagaimana sosok Umar. Para sahabat bahkan merasa heran ketika Abubakar menyodorkan nama Umar jika beliau nanti wafat karena mereka tahu watak umar yang keras.namun Abubakar meyakinkan bahwa Umar memang pantas menjadi khalifah. Dan terbukti Umar sukses menjadi seorang khalifah yang luar biasa.
Jadi jangan lagi ada tuduhan Sayyidina Ali dendam atau keluarga ahlul bait tidak terima atas perlakuan para sahabat karena hak kekhalifahan Ali telah dirampas. Ali memang agak telat membaiat Abubakar itu dikarenakannya saat itu beliau sedang mengurus jenazah Rasulullah SAW dan juga sedang ada urusan lain lain bukan karena sakit hati. Setelah semua urusan selesai barulah beliau membaiat. Ini menandakan jika Sayyidina Ali pun mengakui kekhalifahan Sayyidina Abubakar.
Tuduhan bahwa Sayyidina Ali dan keluarganya sakit hati hanya ada pada Syiah Rafidhah yang sejak dulu selalu memang gemar menuduh Abubakar dan Umar telah merampas hak kekhalifahan Ali...berhati hatilah saudaraku jika ingin mengambil sejarah dari mereka karena sering kali mereka ini memutar balikkan fakta...Saya tidak habis fikir kepada mereka yang begitu memuji-muji kaum rofidhoh itu, apalagi mengagung agungkan sejarah mereka..

Wallahu A'lam.....