Senin, 23 Februari 2015

ALLAHU AKBAR!!! MAKAM PENULIS KITAB AL FATAWI, KYAI HAJI RATU BAGUS AHMAD SYAR'I MERTAKUSUMA DITEMUKAN!

Akhirnya kerja keras itu berhasil!

Atas nama Keluarga Besar Majelis Dakwah Walisongo (MADAWIS) & Ikatan Keturunan Raden Fattah Azmatkhan (IKRAFA) mengucapkan banyak ribuan terima kasih kepada Akhina Muhammad Ihsan yang telah berhasil menemukan Makam RATU BAGUS KH AHMAD SYAR'I MERTAKUSUMA. Makam beliau berhasil ditemukan Akhina Muhammad Ihsan pada hari KAMIS SORE TANGGAL 25 DESEMBER 2014 bertepatan dengan tanggal 3 RABIUL AWAL 1436 H di Pemakaman Puncak Sekuning Palembang, setelah melalui proses pencarian yang panjang &  tidak kena lelah serta dibantu oleh Dzurriyah Aria Jipang dari Jayakarta, Palembang dan Jawa Barat. Makam beliau berhasil ditemukan berkat kerjasama keluarga besar Palembang & Betawi. Alhamdulillah disamping makam beliau juga ditemukan anggota Pitung yang lain...

Proses pencarian makam beliau betul-betul sangat luar biasa, kami berangkat ke Palembang dan kemudian mendatangi beberapa komplek makam yang dicurigai sebagai makam beliau, kami juga harus menerobos semak belukar yang banyak menutupi makam-makam yang ada, Keberadaan dan jejak beliau betul betul kami cari sampai sedetail detailnya. Semangat mencari makam beliau tidak pernah padam pada semua anggota Tim Madawis & Ikrafa, sekalipun sebagian kami harus kembali Ke Jakarta. semangat untuk terus mencari masih membara, hingga akhirnya Akhina Muhammad Ihsan yang merupakan pemuda dari Kesultanan Palembang berhasil menemukan keluarga besar beliau di Palembang dan kemudian bersama sama dengan keturunan beliau melacak makam beliau yang memang sangat dijaga dengan rahasia. Dan yang cukup mengejutkan,lokasi tempat makam beliau ternyata banyak ulama besar yang dikuburkan disana, dan uniknya ulama-ulama tersebut banyak yang merupakan ulama mastur... Subhanallah....

Beliau asli kelahiran Jayakarta dari Kampung Jawa Rawa Sari Jakarta Timur, leluhurnya kebanyakan merupakan Mujahidin dan pemimpin adat Jayakarta, Beliau hijrah ke Palembang pada tahun 1926 karena dikejar-kejar oleh Penjajah, namun secara rahasia berhasil lolos masuk ke Jayakarta lagi dalam kurun 1926 s/d 1940an. Sekalipun beliau berada di Palembang, melalui anaknya yang bernama RATU BAGUS ABDUL MADJID ASMUNI MERTAKUSUMA, beliau terus menjalin komunikasi dalam rangka perjuangan dengan Muhammad Husni Thamrin dan juga para  Pejuang Jayakarta dan juga Tokoh tokoh politik lainnya. Beliau memang tidak setenar tokoh lain, karena memang beliau tidak senang akan ketenaran, disamping itu beliau ini adalah tokoh yang paling dicari penjajah karena sepak terjang juga pemikirannya. Pengembaraan beliau cukup jauh untuk menghindari kejaran penjajah, hingga sampai ke Malaysia, Aceh, Medan, Jambi dan akhirnya hijrah dan menetap ke Palembang, negeri dari leluhurnya. Hidup beliau ini benar-benar susah secara ekonomi karena ditekan terus menerus oleh penjajah kafir belanda, padahal sebelumnya beliau ini hidup berkecukupan karena orangtuanya adalah wedana. Namun karena beliau ini lebih memilih berjuang, jadilah seperti itu kondisi perekonomiannya, Ketika di Palembang dan Jakarta beliau  diawasi secara ketat oleh penjajah kafir belanda, semua pekerjaaan beliau lakoni demi untuk mencari nafkah, Beliau pernah bekerja di Bank (tapi kemudian dipaksa keluar oleh Belanda), beliau bekerja di Pelabuhan Tanjung Priok pun akhirnya dipaksa mundur, kemudian beliau berdagang sepatu dijalan serta pekerjaan serabutan lainnya, yang penting bagi beliau semua halal, semua pekerjaan betul-betul beliau jalankan dengan ikhlas dan tabah, namun ajaibnya ternyata beliau ini ternyata bisa juga merakit MOBIL!!! Subhanallah....sebuah kemampuan yang mengejutkan pada masa itu. Dan yang juga sangat mengagumkan, sekalipun hidup beliau susah, namun yang namanya pendidikan tetap nomor satu, semua anak-anaknya wajib sekolah dan juga mengaji, Inilah cermin pejuang sejati...........

Dalam hidupnya, sekalipun beliau berada di Palembang Sumatra Selatan, rasa cintanya kepada Jakarta masih tetap kuat, Jakarta adalah tanah air pertamanya, dinegeri ini dia dilahirkan, dinegeri ini para leluhurnya berjuang melawan penjajah kafir. Jakarta sangat betul betul dicintai oleh beliau ini, dan itu disaksikan sendiri oleh salah satu adiknya yang kini berusia 76 tahun. Beliau sempat berpesan kepada keluarga besarnya di Palembang, "Kita ini dalam pelarian, suatu saat kita akan kembali ke Jakarta", sayang belum sempat beliau kembali ke Jakarta sudah keburu wafat. Yang sangat mengharukan, sampai dilakukan prosesi pemakaman beliau, itu dilakukan secara diam-diam, ini untuk menghindari buruan penjajah dan antek anteknya. Sekalipun sudah merdeka, namun kondisi pada tahun tersebut masih cukup rawan jika keberadaan beliau ini diketahui oleh fihak musuhnya.

Beliau adalah  Pemimpin Pejuang Jayakarta, Ulama Mastur Betawi, Ulama Lulusan Mekkah, Sufi, Otodidak Sejati, Kutu Buku, Multi Talent, Hafizh Qur'an (beliau setiap bicara selalu mengeluarkan ayat ayat Al Qur'an), Tokoh Karismatik Jayakarta pada masanya,Tokoh Garis Keras terhadap kebijakan apapun dari penjajah, Pejuang Jayakarta yang berkali-kali lolos dari penyergapan Penjajah, Pahlawan Betawi, Pendekar Jayakarta (beliau menguasasi 100 jurus asli silat Jayakarta),  dijuluki Babe Betawi di Palembang, Mufti Keadatan Jayakarta, Penulis Kitab Al Fatawi, Musuh Nomor satu penjajah dan terus menerus dikejar dan diburu oleh Penjajah selama hidupnya (beliau mendapat vonis hukuman mati tahun 1924), Pendiri Gerakan Pendekar Pitung, Pemimpin Gerakan Perlawanan Ki Dalang 1924, ayah angkat dan penasehat MH Husni Thamrin, Murid dari Tokoh-tokoh politik besar pada masanya (Guru-gurunya yaitu HOS COKROAMINOTO, KASMAN SINGODIMEJO, Dr. GUNAWAN MANGUNKUSUMO, SEMAUN), Pendiri dan Ketua  Organisasi politik pertama di Betawi (PPKB), tokoh terkeras dalam peristiwa Sumpah Pemuda, Pejuang Jayakarta yang paling dilindungi di Palembang,

Semoga Makam beliau bisa diperhatikan oleh Kaum Betawi dan juga Masyarakat Palembang.......