Rabu, 19 April 2017

RIDWAN SAIDI LAGI-LAGI MENGHINA FATTAHILLAH !

Dapat kabar malam ini kalau salah satu Budayawan Jakarta menghina Fattahillah dalam acara di Inews TV
Maaf saya mau tanya kepada RIDWAN SAIDI (Maaf saya gak pake gelar Bapak lagi karena buat saya anda sudah keterlaluan dan tidak pantas jadi seorang panutan !)
Anda berkali-kali menghina Fattahillah, seolah Fattahillah seorang pembunuh, anda gaungkan kalau Fattahillah pembunuh rakyat Betawi ? Sebenarnya maksud anda menghina dan memfitnah Fattahillah ini apa ? Apa anda pernah disakiti oleh Fattahillah ? Anda seolah-olah memposisikan diri sebagai orang yang paling faham sejarah Jakarta, padahal bukan anda saja yang mengetahui sejarah Jakarta. Saya lebih respek kepada Abah Alwi Shihab, Prof Yasmin, JJ Rizal, Zaelani Kiki, Babe Abdul Chaer, Babe Firman Muntaco, SM Ardan, Babe Rahmat Ali, Babe Gunawan Semaun, yang kesemuanya masih bersikap obyektif dan santun dalam penulisan atau pengungkapan sejarah. Tapi anda ? Berkali-kali saya perhatikan, getol sekali anda ini menghina Fattahillah ! padahal sumber yang anda gunakan berasal dari Portugis dan hikayah kedah yang menurut anda sangat "shohih" ?
Saya heran kepada anda, anda selalu merasa diri paling benar, padahal seorang sejarawan harusnya membuka diri untuk melihat fakta-fakta yang lain. Sejarawan harusnya tidak kaku dan jumud. Sejarawan itu setahu saya mempercerah khazanah pemikiran bukan menjadi sumber fitnah. Sejarawan juga tidak bisa menyatakan dirinya selalu benar mutlak, memangnya mereka TUHAN ? Apa anda sudah seperti yang terakhir ini ? Berkali-kali anda menghina Fattahillah tapi yang lucunya selalu saja anda munculkan itu setiap ada gonjang ganjing politik, jeli sekali anda ditengah suasana hiruk pikuk seperti Pilkada sekarang ini. Ingin menunjukkan eksistensi diri kalau anda seorang sejarawan hebat ?
Menghina Fattahillah padahal diri anda saja belum tentu benar. Anda begitu arogannya dengan seringnya menganggap pendapat yang lain salah. Memangnya sejarah Jakarta hanya anda saja pemilik tunggalnya ?
Mohon maaf saya hanya ingin mengingatkan kepada anda, seorang yang berjiwa Betawi tidak pantas mengaku dirinya Betawi kalau dia masih berani menghina ulama apalagi sekelas Fattahillah. Silahkan anda tanya dan keliling ke masyarakat Jakarta, Bekasi, Tangerang, Tasik, Garut, Demak, Banten, Palembang, Cirebon, Lampung, Aceh, Malaka. Tanyakan siapa Fattahillah, tanyakan juga kepada ulama ulama dari daerah yang saya sebut itu bagaimana pandangan mereka terhadap Fattahillah, bandingkan dengan teori yang anda bangun dan anda paksakan yang ternyata berasal dari penjajah kafir Portugis itu. Dari sekian banyak sejarawan hanya andalah yang paling SOK TAHU dengan berpendapat kalau Fattahillah pembunuh orang betawi. Lucu sekali anda ini, Fattahillah itu merupakan utusan Walisongo dan Kesultanan Demak. Anda faham tidak siapa Walisongo ? Atau jangan-jangan anda juga benci Walisongo ? Untuk Kesultanan Demak saya tahu anda juga sangat membencinya bukan ? Karena saya pernah mendengar langsung dari mulut anda ketika ada seminar sejarah Islam di UIN SYAHID yang diadakan Fakultas Adab dan Padepokan Padusaka.
Lucunya lagi pendapat anda mengenai Fattahillah salah satu pijakannya adalah catatan Portugis yang memang sangat membenci Fattahillah karena berhasil menghalau masuk Portugis ke Sunda Kelapa dengan tujuan utamanya "Gold, Gospel, Glory", fanatik betul anda terhadap data musuh besar Mujahid Nusantara itu ! Data penjajah kok ditelan mentah-mentah....aneh bin ajaib anda ini....sejarawan kok pasrah bongkokan dengan hanya satu sumber.
Saya tidak habis fikir terhadap diri anda ini..orang lain boleh saja diam melihat anda bercoleteh kesana kemari, mungkin karena menganggap anda seorang "pakar" dan manusia yang paling tahu tentang sejarah Jakarta, tapi buat saya tidak ! karena masih banyak sejarawan Jakarta yang bermartabat selain anda. Oh ya saya juga masih ingat ketika anda pernah berkata, "Memangnya kenapa kalau orang Cina jadi Gubernur?" Kebetulan saat itu Ahok naik jadi gubernur menggantikan Jokowi yang menjadi Presiden...dengan entengnya anda mengambil perumpaan Souw Beng Kong yang jelas-jelas merupakan pendukung dan teman sejati Jan Pieter Zoon Coen Si pembunuh bengis dari negeri Batafs
Mohon maaf...bagi saya anda sudah keterlaluan dan tentu ini sangat menyakiti semua keturunan Fattahillah yang ada dimana-mana...Tingkat penghinaan anda benar-benar mencerminkan jika anda manusia yang tidak punya akhlak dan adab, terlebih ketika anda mengatakan kalau Fattahillah adalah JEWISH BARBAR. Catat ya pak tua, FATAHILLAH tulen keturunan ARAB bukan YAHUDI, dan dia bukan orang BARBAR karena dia mendapat pendidikan di Mekkah dan dia lahir dari keturunan para ulama dan keturunan Rasulullah SAW. Jangan karena anda merasa "jago" dalam hal Keyahudian, seenak perutnya mengatakan Fattahillah orang YAHUDI BARBAR....Istigfar Hai pak tua....
Semoga Allah menyadarkan dan melunturkan kesombongan anda...

Selasa, 18 April 2017

PARA MUJAHID DAN SYUHADA JAKARTA 1527 - 1945 BERDASARKAN KITAB AL-FATAWI

1. Al Hajj Fattahillah (Sayyid Ahmad Fathullah bin Maulana Mahdar Ibrahim). Berasal dari Aceh, bernasabkan kepada Sayyid Abdul Malik Azmatkhan bin Alwi Ammul Faqih bin Muhammad Shohib Mirbath (Makam Fattahillah di Cirebon). Keturunannya banyak yang menjadi Mujahid seperti Raden Inten, Guru Amin, Tuan Umar Baginda Saleh, Pangeran Senopati Cibarusah Bekasi), dll.
2. Maulana Hasanuddin bin Sunan Gunung Jati (makam di Banten), keturunannya puluhan ribu dan banyak menyebar di Jakarta, Jawa, Sumatra dan sekitarnya.
3. Aria Jipang Jayakarta/Pangeran Aria Penangsang bin Pangeran Sekar Seda Lepen bin Raden Fattah (makam di Palembang), keturunannya banyak menyebar di beberapa daerah, terbanyak di Jakarta, Jawa Barat, Demak, Malaka, Pasuruan, Gresik, Patani, Palembang, Aceh, Sumatra Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur. Beberapa keturunannya yang cukup menonjol adalah Pituan Pitulung, SM Kartosuwiryo. Pangeran Kertadria Pecah Kulit.
4. Pangeran Kuningan Awangga (makam di Kuningan, Gedung Telkom), banyak menurunkan ulama-ulama dan tokoh masyarakat di daerah kuningan Jakarta Selatan
5. Raden Wijayakusuma bin Al Hajj Fattahillah (makam di Kampung Gusti Jelambar Jakarta Barat). Keturunannya banyak di Jabodetabek, beliau adalah salah satu tokoh yang mewariskan ilmu silat Jayakarta
6. Raden Ahmad Jayawikarta/Pangeran Ahmad Jaketra bin Raden Sungereksa Jayawikarta (makam di Jatinegara Kaum), keturunannya banyak terdapat di Jabodetabek. Makamnya menjadi pusat ziarah di wilayah Jakarta Timur. Makam beliau ini adalah asli dan beliau bukan bernama "Mas Ahmad" seperti yang pernah diungkap salah satu sejarawan Jakarta.
7. Raden Raksa Manggala bin Rana Manggala (Makam di Kampung Bandan Ancol), makam ini jauh lebih dahulu ada sebelum adanya tiga makam Habaib dari Fam Al Qudsi
8. Raden Bagus/Ki Mas Wisesa Adimerta (makam Kampung Katengahan Banten)
9. Raden Surya Kawisa Adimerta bin Ki Mas Wisesa Adi Merta
10. Raden Wirayuda (cicit Pangeran Wijakusuma)
11. Raden Wiranegara (makam di Jipang Pulorogo/Palmerah, makam sudah hilang
12. Raden Mertakusuma bin Raden Surya Kawisa Adi Merta (makam di Demak), keturunannya banyak di Jakarta, Palembang, Medan. Makam di Angke. di Jawa mereka dikenal dengan nama Mertokosumo
13. Raden Sena Wijaya Manggala bin Raden Raksa Manggala (makam di Senayan). Daerah Senayan sudah digusur untuk pembuatan Istora Senayan
14. Raden Wirantayudha (makam di Pasuruan), keturunannya banyak di Pasuruan. Beliau adalah salah satu pelatih pasukan perang dari Untung Surapati. Beliau adalah keturunan Aria Jipang.
15. Pangeran Wirakusuma
16. ---
17. Raden Nitikusuma I (makam di Angke)
18. Raden Abbas Mertakusuma/Raja Bungsu (makam di halaman masjid Angke)
19. Raden Kertadria/Karta Aria bin Raden Wirantayuda (makam Kampung pecah kulit), Syahid bersama Peter Ebverbelt. Beliau adalah keturunan Aria Jipang Jayakarta
20. Raden Wirasoma/Raden Abu Fattah/Raden Sumain/Raden Sri Gunung (Gugur di Pisangan Batu Gunung Sari)
21. Raden Bunyamin Mertakusuma (makam di Semarang)
22. Raden Abul Fattah Nitikusuma II/Pangeran Gunung Nyungcung (makam di Gunung Munara)
23. Raden Mustafa Nitikusuma III , terkenal dengan nama Pangeran Angke, gugur dan dimakamkan di belakang Masjid Angke
24. Raden Purbaya bin Sultan Ageng Tirtayasa (wafat di Gunung Cikur, makam Gunung Putri Cibinong)
25. Raden Sugiri/Raden Shogir (makam Jatinegara Kaum), leluhur ulama-ulama yang ada di daerah Bogor, Purwakarta, Klender, Mampang, Pancoran, Tegal Parang, Bangka, Pasar Minggu, Kuningan, Cililitan, dll
26. Raden Syahi/Raden Sake (adik Raden Sugiri), makam di Citereup, leluhur para ulama yang berada di daerah Jakarta, Bogor, Depok dan sekitarnya
27. Raden Aria Wiratanudatar (makam di Cianjur), leluhurnya para ulama Cianjur, salah satunya adalah KH Raden Abdullah bin Nuh. Hijrah dari Jakarta ke Cianjur setelah markas besarnya yang ada Tanjung Barat dirampas penjajah
28. Raden Ali Basya h bin Raden Aria Wiratudatar : Berjuang di Front Timur (Tanjung Barat, Condet)
29. Raden Cakrajaya Nitikusuma (makam di halaman masjid Jami Kampung Sawah Lio), beliau adalah leluhur Guru Mansur dan Syekh Junaid Al Batawi
30. RM Sosrodiningrat (makam di masjid Pangeran Jayakarta Mangga Dua), beliau melakukan koordinasi perjuangan dengan fihak Kraton Surakarta
31. Raden Bahsan Mertakusuma (makam di halaman wisma Jipang Slipi, makam ini sudah dipindah)
32. Ratu Ayu Mas Suriyah binti Raden Bahsan (makam dihalaman wisma Jipang, makam ini sudah dipindah)
33. Raden Ainal Alyasa (makam di Senajayaan/Senayan)
34. Raden Ahmad Muhammad/Pangeran Papak (makam di Wanaraja Garut), keturunannya banyak yang menjadi ulama besar di wilayah Garut. Beliau hijrah dari Jayakarta ke Garut karena diburu penjajah
35. Raden Jidar Nitikusuma (Makam Grogol Kemanggisan), keturunannya banyak yang menjadi mujahid. Syahid setelah mati-matian mempertahankan markas Jipang.
36. Raden Syah Aria Amin Mertakusuma (makam di Desa Jati Lanang Bekasi)
37. Raden Karta Daim Syah (Datuk Kidam), makam di Kayu Putih utara tepatnya di depan masjid Al Ghoni Kayu Putih Utara. Pendiri pertama pondok pesantren di Kayu Putih Jakarta Timur. Banyak menurunkan ulama di Rawa Mangun, Kayu Putih, Rawa Sari.
38. Raden Arbain Mertakusuma/Pangeran Aria (makam di Kampung Jawa Rawasari)
39. Raden Agung Jaya Di Karta (makam di Jatinegara Kaum), dalam sebuah penelitian diketahui bahwa salah satu keturunannya adalah ulama besar dan Pejuang legendaris Bekasi
40. Raden Abdul Wahab Mertakusuma (makam di Kampung Duri Gang Jamblang), terkenal sebagai ahli silat dan pemegang kitab Al Fatawi
41. Raden Muhammad Ali Nitikusuma (Penghulu Pituan Pitulung/Pitung), makam di Bandengan Utara, Syahid mengikuti jejak para pendahulunya dengan cara diputus tubuhnya oleh penjajah
42. Ratu Bagus/Radin Muhammad Roji'ih Nitikusuma (makam Kemandoran VII, ada juga yang mengatakan di Rawamangun), syahid tertembak.
43. KH Ratu Bagus/Radin Ahmad Syar'i Mertakusuma (Kong Syari'), makam di Palembang dikenal dengan nama BABE BETAWI. Wafat tahun 1959. Penyalin kitab Al Fatawi lama
44. Guru Ghani/Pangeran Abdullah Ghani Mertakusuma (makam Kayu Putih Utara), Waliyullah dan ulama karismatik Betawi yang berhubungan erat dengan Habib Ali Kwitang dan sezaman dengan Guru Marzuki.
45. KH Naipin (Informasi terakhir makam beliau berada di Bekasi), paman dari Radin Muhammad Ali Nitikusuma
46. Muhammad Husni Thamrin Al Qodri (makam di karet), sedangkan makam kakeknya berada di samping makam buyutnya yaitu Sultan Pontianak Hamid Al-Qodri Masjid Angke
47. KH Muslim (Guru Pituan Pitulung), makam di Bekasi
48. KH Muhammad Mansur Nitikusuma (Guru Mansur Sawah Lio), makam di halaman masjid Al Mansuriyah Sawah Lio)
49. KH Noer Ali (makam di Bekasi )
50. KH Darip (makam di Klender)
51. KH Guru Amin (makam di Kalibata)
Jumlah yang saya tulis ini baru sebagian saja, masih banyak tokoh besar lain seperti misalnya Al Allamah Guru Marzuki Cipinang Muara, Al Allamah Guru Mugni Kuningan, Guru Kholid Gondangdia, Guru Riun Tegal Perang, Al Allamah Guru Madjid Pekojan, Guru Romli Menteng, Guru Mujib Tenabang, Guru Bandan Malaka, KH Muhammad Najihun Basmol, Guru Dulloh Kelapa Dua, Guru Salam Kebon Nanas, belum lagi mereka yang baru-baru ini makamnya kami temukan dan juga masih banyak trah lain yang mempunyai riwayat masing-masing leluhurnya. Semua tokoh-tokoh tersebut rata-rata mempunyai garis keturunan yang jelas dan terpelihara. Mereka para mujahid dan Syuhada ini banyak menurunkan ulama-ulama besar dan juga tokoh-tokoh penting di negeri Fathan Mubina (Jakarta). Dan keturunan mereka sampai sekarang masih terus melanjutkan roda estafet perjuangan dalam menegakkan jihad fisabillah..
(Sumber penulisan utama berdasarkan Kitab Al-Fatawi yang ditulis dalam bahasa arab melayu pada tahun 1910 oleh Al Allamah KH Ahmad Syar'i Mertakusuma/Kumpi Syari). juga buku Wangsa Aria Jipang di Jayakarta

Senin, 17 April 2017

MARSOSE DAN CENTENG BAYARAN DI MASA PITUNG



Terkejut saya mendengar ketika ada orang yang katanya pribumi Jakarta tiba-tiba secara berani menyatakan dukungan penuh terhadap Sang Tersangka. Sampai saat ini terus terang saya masih belum percaya dengan berita ini apalagi jika itu mengatas namakan ormas...jujur saya masih belum percaya..tapi kalau seandainya itu benar terjadi saya mengucapkan "Innalillahi Wa Innailahi Rojiun". 

Saya tiba tiba teringat akan kisah Pituan Pitulung (Pitung) atau 7 Mujahid Jayakarta. Dahulu dalam perjuangannya, yang terberat harus mereka hadapi adalah bangsanya sendiri. Sebagian bangsa kita ada yang rela menghambakan dirinya kepada Penjajah dan tuan tanah china demi mendapatkan imbalan harta, baik itu uang, tanah atau jabatan. 

Para penghianat pribumi inilah yang sering menjadi batu sandungan dalam perjuangan 7 Mujahid Jakarta itu. Diantara sekian penghianat itu ada nama MARSOSE dan CENTENG CENTENG BAYARAN. Marsose adalah Tentara Bayaran yang direkrut Belanda untuk menghadapi para Mujahid Indonesia saat itu termasuk Pitung. Mereka berasal dari beberapa daerah Nusantara. Mereka terkenal kejam dan sadis terhadap pribumi setempat. Mereka itu sebenarnya dibayar murah oleh Belanda tapi jiwa loyalitas mereka bagaikan anjing peliharaan. Marsose inilah yang berhasil menembak dua dedengkot Pitung hingga syahid. Oleh Pitung marsose berapa kali dibuat pontang panting..

Selain Marsose musuh utama Pitung adalah centeng-centeng bayaran yang berasal dari Pribumi juga. Mereka ini pribumi lemah iman yang rela dibayar demi nafsunya. Centeng centeng ini sebenarnya punya kemampuan silat namun kemampuan itu justru buat menindas rakyat dan mengawal para tuan tanah china bahkan juga para Schout (seperti Kapolres). Centeng centeng ini tidak pernah bisa mengalahkan semua anggota Pitung. Banyak dari mereka ini jerih untuk menghadapi pitung, anehnya gaya para centeng sombongnya selangit, bila berjalan selalu petantang petenteng, tapi pas berhadapan dengan Pitung langsung ciut nyalinya apalagi seluruh anggota Pitung dikenal sering tidak memberi ampun bagi mereka yang sering menghina akidah mereka dan menindas rakyat. 

Marsose dan Centeng centeng bayaran adalah sejarah kelam rakyat Jakarta. Mereka berasal dari Pribumi. Ironis dan tidak masuk akal bila sekarang ada pribumi Jakarta menjadi pendukung Si Tersangka, tanpa sadar (atau sadar ?) mereka itu sama saja mengulang kisah MARSOSE DAN CENTENG CENTENG BAYARAN. Dan itu artinya dia tidak faham atau mungkin buta sejarah akan Jakarta...

NAPAK TILAS DI UJUNG SENJA KE MAKAM WALIYULLAH TUBAGUS SINGA RANTAI DI KLENDER


Sore hari ini tanggal 24 November 2016 setelah pulang dari rutinitas pekerjaan saya menyempatkan diri untuk melakukan napak tilas. Untuk perjalanan kali ini saya mencari keberadaan makam seorang waliyullah yang berdarah banten. Nama beliau saya ketahui setelah sahabat facebook saya memberi tahu. Tentu adanya informasi seperti ini membuat saya tertarik, apalagi ketika mendengar riwayat bahwa makam ini tidak terbakar sama sekali ketika terjadi peristiwa kebakaran besar di daerah tersebut. 

Makam ini posisinya berada di jalan raya bekasi timur km 15 dan ternyata juga tidak jauh dari stasiun dan pasar klender Jakarta Timur. Letaknya berada di bekas Pabrik Es batu yang pernah kebakaran. Jaraknya paling sekitar 200 meter dari kedua lokasi yang saya sebutkan tadi. Jika dilihat keberadaannya, sangat jelas jika Waliyullah ini masih merupakan kerabat atau keluarga besar jatinegara kaum. Beberapa tahun yang lalu menurut salah satu penduduk setempat makam keramat ini selalu dikunjungi para peziarah dari banyak daerah. Makam ini jelas berada tidak jauh dari jalan raya, di depannya ada tempat jual beli kayu bekas yang didominasi pedagang dari etnis madura.

Sempat juga saya keder nyari alamat ini makam (hehehe) padahal daerah ini hampir tiap hari saya lewati. Memang begitulah seninya jika kita mencari situs situs sejarah...dicari kadang sulit ..tidak dicari justru sering kita lewati...terus terang begitu masuk lokasi ini, rasanya kok kayak daerah Betawi tempo dulu. Di dekat makam saya lihat juga banyak melihat para orangtua sedang santai santai sambil bermain kartu. Di sekitar makam saya juga melihat banyak mobil yang diparkir..sepertinya lokasi ini menjadi tempat parkir. Namun secara umum kondisi makam cukup baik dan terawat, hanya saja sepertinya makam ini perlu mendapat perawatan lebih baik lagi. Seperti pada makam para waliyullah, tanah yang ada di makam ini tumbuh (seperti adanya sarang semut). Tentu ini sebuah keunikan karena hal seperti ini banyak saya temukan. Kalaupun itu sarang semut, yang jadi pertanyaan kenapa fenomena itu banyak terdapat dimakam para wali, sedangkan kiri kanannya datar datar saja..(wallahu a"lam)

Untuk riwayat lengkap tentang waliyullah Insya Allah saya akan membuka dulu catatan silsilah Banten yang saya miliki.. 

Selamat melakukan ziarah....

FENOMENA UNIK TANAH TUMBUH DI MAKAM KERAMAT (MAKAM WALIYULLAH TUBAGUS SINGA RANTAI KLENDER JAKARTA TIMUR)


Dalam setiap penelitian makam bersejarah selalu saja saya menemukan bentuk makam seperti ini, utamanya makam para Waliyullah, ulama bahkan Mujahid. Memang sih tidak semua makam orang orang mulia itu berbentuk seperti ini, ada juga yang bentuk biasa dan rata. Namun tidak ada salah juga kalau ini kita cermati.

Yang membuat saya penasaran tumbuhnya tanah ini selalu berada di makam makam keramat tersebut seperti makam Waliyullah Tubagus Singa Rantai. Sekilas tumbuhnya tanah ini karena adanya semut yang membuat sarang, tapi anehnya kok semut-semut tersebut betahnya ditempat seperti ini ya ?.

Dalam istilah beberapa teman, tanah ini sering disebut tanah PUNDUNG. Tanah yang menunjukan "kebesaran" shohibul makam. Adanya bentuk tanah ini kadang menjadi daya tarik atau magnet orang untuk berziarah.

Tanah tumbuh yang sudah ratusan tahun biasanya sudah mengeras atau membatu sehingga kalau itu dikatakan sarang semut agak aneh juga..Ayah saya sendiri pernah mengatakan, "kalau kamu menemukan makam yang tanahnya tumbuh atau hidup, maka sesungguhnya mereka yang dimakamkan kebanyakan orang mulia atau keramat..."

Wallahu A'lam Bisshowwab....

MENEMUKAN MAKAM KUMPI INDRA (GURU PITUAN PITULUNG/PITUNG)



Tulisan tentang Guru Pituan Pitulung ini adalah sebuah revisi, karena sebelumnya makam yang share adalah pengawal beliau yang juga terkenal hebat, hari ini tanggal 28 Novmber 2016 pukul 18.16 saya terjun kembali ke lokasi untuk meneliti makam yang sesungguhnya. Untuk gambar yang share kemarin harap dimaklumi dikarenakan saya dan istri sudah kelelahan karena sejak dari pagi sampai menjelang magrib telah melakukan peneliitian di 9 makam keramat termasuk makam Bang Jago, sehingg kami tidak fokus apalagi nara sumber kami menyatakan itu makam bang jago, tidak saya sangka makam yang terakhir justru kami meleset, tapi tak perlu saya terangkan kenapa saya meleset karena ini masalah tehnis dan pribadi seseorang, justru ada hikmahnya karena dengan begitu saya bisa memastikan 1000% bahwa inilah makam Bang Jago atau kumpi indra yang merupakan guru Pituan Pitulung.

Untuk tulisan kemarin tetap saya tidak edit...biarlah itu menjadi kenangan...

INILAH TULISAN KEMARIN.

Sekalipun pada hari ini saya kecewa dan sedih karena hilangnya makam dedengkot Pitung di Bandengan Utara Jakarta Utara. Namun rasa sedih itu tergantikan setelah saya berhasil menemukan makam dari salah satu guru Pituan Pitulung yaitu Kumpi Indra yang terdapat di Jakarta Pusat tepatnya di Jalan Bendungan jago gang makam. 

Beliau adalah pemegang 100 jurus silat asli Jayakarta. Kong Indra ini gurunya Pituan Pitulung yang salah satunya adalah KH Ahmad Syar'i atau Kong Syari atau Babe Betawi. KH AHMAD SYAR'I yang merupakan penulis kitab Al Fatawi adalah murid kesayangan Kumpi Indra. Kong Syari belajar saat remaja dan telah dinyatakan lulus oleh Kong Indra sehingga Kong Syari dalam usia muda sudah menjadi Pendekar tangguh. Kong Indra sendiri masih satu masa dan juga satu jaringan dengan guru Pitung yang lain yaitu Guru Haji Naiipin dari Kebon Pala Tenabang 

Kong Indra sendiri adalah seorang Ahli Silat Handal, Pendekar besar, ulama yang alim dan penganut ilmu Tarekat. Bahkan ada yang berpendapat kalau beliau itu Waliyullah. Di daerah Kemayoran sendiri beliau lebih dikenal dengan nama makam Bang Jago. Tidak heran pada masa beliau Kemayoran dikenal sebagai gudangnya pendekar. Secara kebetulan nama di daerah makam beliau dinamakan Bendungan Jago. Siapa sangka ditengah padatnya pemukiman penduduk ada makam orang besar Betawi Kemayoran tempo dulu.

Kong Indra atau Bang Jago atau Kumpi Jago adalah sosok ulama yang khas dan multi talenta. Beliau bisa maen pukulan dengan hebat tapi alim pula dalam bidang ilmu agama. Saya beruntung bisa menemukan makam bersejarah ini. Sayangnya kondisi makam beliau saat ini sudah sangat terdesak karena adanya bangunan rumah, padahal menurut mak ceceh yang merupakan juru kunci makam dahulunya sekitar makam banyak pohon besar dan makam Kong Indra ini pernah dibuatkan rumah, namun kemudian bangunan makam dibongkar karena tanahnya sudah menjadi milik orang lain padahal tanah tanah di sekitar makam Kong Indra adalah tanah wakaf.

Al fatehah untuk Guru Besar Pitung...

MENEMUKAN MAKAM SANG MACAN BETAWI KUMPI RONDA / BANG RONDA (MUJAHID BETAWI TEMPO DULU)

Lagi-lagi dalam penelitan sejarah Jakarta, saya menemukan kembali sebuah situs bersejarah yang cukup penting. Kali ini saya menemukan makam salah satu Mujahid Jakarta tempo dulu yaitu Bang Ronda. Saya sengaja tidak menulis panggilan "SI" karena menurut penuturan keluarga Kumpi Syar'i , Panggilan "SI" lebih cenderung melecehkan orang Betawi, karena panggilan ini sering digunakan para Tuan tanah dan Penjajah untuk memanggil para pejuang kita.

Panggilan Bang Ronda sepertinya memang lebih familier dan berjiwa kebetawian serta lebih bernilai penghormatan kepada sosok orang yang lebih tua dan lebih berjasa dalam masyarakat Betawi.

Saya mencari makam ini bersama istri, Cukup lumayan juga mencari makam yang tersembunyi ini apalagi keberadaannya tidak banyak yang mengetahuinya. Makam ini terletak di belakang Pasar Memble Rawa Gabus Cengkareng Jakarta Barat. Harap maklum keberadaan makam beliau ini tidaklah mashyur, sebab saya sudah banyak bertanya kesana-sini, tapi jawabannya kurang memuaskan, namun demikian saya tidak patah semangat sampai akhirnya saya bertemu dengan seorang satpam yang mengetahui makam sang pendekar besar tersebut, kebetulan satpam ini tugasnya tidak jauh dari letak lokasi makam Kumpi Ronda. Alhamdulillah, bahkan saya dianjurkan satpam tersebut untuk meminta kunci pagar makam kepada juru kunci yaitu Bang Karung.

Untuk memasuki komplek makam ini saya pun harus ke rumah keluarga Bang Karung yang memegang kunci. alhamdulilah keluarga mereka sangat ramah bahkan mereka memberikan langsung kunci pagar untuk saya bawa ke komplek pemakaman. Suasana sekitar makam sangat sederhana, tapi siapa sangka disini telah terbaring seorang Pendekar Besar Betawi tempo dulu, seorang pejuang atau Mujahid yang paling dicari-cari setelah eranya Pitung. Makam beliau sangat sederhana dan lingkungannya rindang dan nyaman, hanya nyamuk kebunnya sangat luar biasa..tapi itu sih bukan sebuah halangan..

Dalam sejarah Belanda, seperti biasa gambaran sosok ini selalu ditulis dalam konotoasi yang jelek, masyarakat awam dibuat untuk lebih mengenalnya sebagai sosok perampok ketimbang mujahid, namun bagi para jaringan mujahid jayakarta, Bang Ronda adalah sosok Pejuang. Di mata anak cucunya beliau memang lebih dikenal sebagai sosok Mujahid ketimbang predkat lain...

Beruntunglah saya bisa menemukan makam orang besar Betawi tempo dulu...

Al Fatehah untuk Bang Ronda.....

KITAB AL FATAWI


Kitab Sejarah, Adat Istiadat, Silsilah dan Hukum-hukum Islam untuk Kaum Betawi.

Saya sengaja menampilkan kitab ini karena banyak fihak yang mempertanyakan, apakah kitab ini ada atau hanya sekedar nama.

Kitab ini ditulis ulang sejak tahun 1910 Masehi, tulisan terakhir tahun 1860 M masih menggunakan huruf wesi sedangkan tulisan tahun 1910 sudah menggunakan hurup arab melayu..

Ditulis oleh seorang Hafidz Qur'an, Alumnus Mekkah, Pejuang Tangguh, Sejarawan, Ahli Politik, Aktivis Islam, Pendekar Silat Handal...Beliau bernama Al Allamah KH Ratu Bagus Ahmad Syar'i (Kong Syari'). Tokoh Pituan Pitulung/Pitung, dedengkot perlawanan Ki Dalang, tokoh penting perlawanan petani condet, tokoh yang paling keras menentang kegiatan Sumpah Pemuda yang masih mau bekerja sama dengan penjajah kafir. KH Ahmad Syari adalah penasehat dan ayah angkat MH Thamrin, beliau juga yang berhasil menjaga silsilah asli MH Thamriin yg telah diselewengkan oleh Belanda...

Inilah kitab Al Fatawi yang terdiri dari 3 jilid...(sebenarnya ada 4 jilid, namun yang 1 jilid telah hilang berisi ilmu pengobatan dan ilmu ilmu kesaktian. Kitab yang satu lagi hilang di wilayah Cengkareng khususnya wilayah Bambu Larangan) 

Inilah Peninggalan asli para Dzurriyah Asli Pejuang Jakarta ....

MAKAM WALI BESAR DI BANDENGAN UTARA, AL ARIF BILLAH AL HABIB ABU BAKAR BIN ABDULLAH ALAIDRUS



(SITUS MAKAM SEJARAH YANG TERANCAM PEMBANGUNAN APARTEMEN)

Penelitian diadakan pada hari Sabtu tanggal 26 November 2016 yang bertempat di lokasi makam dan sekitarnya. Saya juga melakukan wawancara di rumah juru kunci makam yang bernama Kong Mamad atau Ustad Mamad atau Aa'.

Saya sebenarnya sudah lama mengetahui keberadaan makam beliau ini. Bahkan dua bulan yang lalu pernah menziarahi makam bersejarah ini. Namun untuk kali ini saya berziarah dengan istri saya.

Hanya saja keberadaan makam ini tidaklah setenar bila dibandingkan dengan makam makam lain, artinya boleh dikatakan makam ini masih mastur.

Al-Habib Abu Bakar sendiri adalah seorang ulama/waliyullah yang hidup sekitar 350 tahun yang lalu. Dalam sejarah yang diriwayatkan Kong Mamad, Habib Abubakar ini lebih tua dari makam Luar Batang.. Belum lama ini haul beliau diperingati yang ke 313. Kong Mamad juga menegaskan bahwa makam Habib Abu Bakar adalah asli dan bukan petilasan. Keberadaannya yang nyata juga pernah ditegaskan oleh Habib Abbas Rawa Bokor yang merupakan Guru Kong Mamad.

Dalam riwayat yang disampaikan kepada saya, sosok Habib Abu Bakar Alaidrus adalah seorang yang Wara' namun beliau banyak mempunyai kekeramatan yang luar biasa, sebagai contoh, berapa kali makam beliau ingin digusur selalu saja gagal, bahkan banyak yang mengklaim diri sebagai ahli kebatinan yang disewa perusahaan untuk memindahkan makam Wali ini semua menyatakan tidak sanggup. Pernah juga ada beberapa fihak yang coba coba berbuat tidak sopan di sekitar makam tidak lama orang tersebut sakit parah..saya sendiri ketika berziarah yang kedua kalinya cukup kaget dengan suasana makam yang menurut saya "dahsyat".

Makam ini memang sedikit lain suasananya...disamping masih ada pohon besar yang dijepit bangunan, suasananya sunyi, sepi dan agak bagaimana ya...cocok sekali untuk melakukan tafakur..sayangnya keberadaan makam tengah jadi ancaman untuk menjadi bagian pembangunan apartemen ataupun bangunan lain, bahkan hal itu sudah terjadi 26 tahun yang lalu. Namun karena Kong Mamad telah mendapat amanah dari ayahnya agar kiranya mempertahankan makam ini mati matian, oleh karena itu sampai saat ini kong mamad masih terus kukuh agar makam ini tetap bertahan. Habib Abbas Rawa Bokor juga memberikan wasiat agar Kong Mamad tidak pindah rumah selama masih bisa makan nasi dan garam..tidak heran kini rumah kong mamad terjepit pabrik pabrik yang ada, padahal kong mamad ini penduduk asli Bandengan...

Berziarah ke makam Habib Abu Bakar Alaidrus telah membuka mata kita bahwa Jakarta memang negeri yang lekat dengan Islam sehingga akhirnya banyak mengundang minat para ulama dari Yaman Hadramaut serta ulama negeri negeri lain untuk datang...salah satunya adalah Habib Abu bakar bin Abdullah Alaidrus..

Al Fatehah Untuk Waliyullah Besar...Al Habib Abu Bakar bin Abdullah Alaidrus...

MAKAM WALI DAHSYAT DI BETAWI SYEKH ALI AL HUSEINI AL YAMANI, SANAD THORIQOHNYA TURUN KEPADA MBAH KHOLIL BANGKALAN DAN MBAH HASYIM ASY'ARY


Satu lagi saya menemukan kejutan luar biasa dalam penelitian sejarah di bumi Fathan Mubina. Siapa sangka ditengah tengah pasar yang terkesan kumuh dan kotor terdapat sebuah makam Waliyullah yang berumur panjang...ya makam ini berada di daerah Penjaringan Utara Jakarta Utara, tepatnya berada di belakang pasar cipluk atau persis disamping fly over pasar cipluk.

Makam yang saya temukan ini merupakan sebuah kejutan yang tidak disangka sangka, karena setahu saya makam yang paling sering dikunjungi di Jakarta utara ada tiga yaitu makam Priuk, makam kampung bandan dan makam luar batang. Makam ini bahkan jaraknya tidak terlalu jauh dengan makam luar batang.

Dari hasil penelitian yang saya peroleh di sekitar lokasi terdapat banyak data tertulis terutama adanya diagram nasab dan juga adanya sanad thariqoh. Yang cukup mengejutkan saya ternyata dalam mata rantai atau sanad shohibul maqom ini ada nama Mbah Kholil Bangkalan dan Mbah Hasyim Asyari ! Tentu saja adanya keterangan cukup membuat saya terkejut karena ternyata ada seorang ulama Betawi telah menjadi guru Thoriqoh ulama ulama karismatik Indonesia.

Pertanyaannya sekarang, siapa beliau ini ?

Beliau adalah Syekh Ali Al Huseini Al Yamani. Beliau adalah seorang ulama yang datang dari yaman untuk berdakwah ke negeri Fathan Mubina/Jayakarta/Jakarta. Beliau seorang Waliyullah yang berumur panjang. Dalam hidupnya beliau ini seorang yang wara' dan banyak memiliki karomah. Dalam catatan silsilah yang terpampang di lokasi makam beliau ternyata masih bernasabkan kepada Sayyidina Husein...sayangnya saya tidak bisa bertemu keturunan beliau karena sedang ada acara lain. Kegiatan ziarah biasanya dilakukan setiap malam minggu dan disitulah biasanya sering hadir keturunan beliau...

AL ALLAMAH GURU ABDULLAH BIN UMAR AL BATAWI, WALIYULLAH DARI MASJID ASSURUR KRAMAT KELAPA DUA KEBUN JERUK JAKARTA BARAT


Jakarta seolah tidak ada habis-habisnya dipenuhi dengan kehadiran akan adanya ulama karismatik. Dalam edisi kali ini saya sangat beruntung karena telah dipertemukan dengan makam salah satu ulama Betawi yang karismatik tapi terkenal akan kewaraan dan kezuhudannya. Beliau bernama Guru Abdullah bin Umar Al Batawi. Nama beliau saya dapati dari salah satu sahabat facebook saya. Terus terang ketika disebut sebut nama beliau, perasaan saya sangat kuat sekali untuk mencari keberadaan makam beliau. Dan Alhamdulillah berkat Rahmat Allah saya berhasil menemukan ulama yang pada masanya terkenal akan karismatiknya.

Dibandingkan dengan ulama Betawi yang lain, beliau ini memang cenderung ingin memasturkan atau menyembunyikan diri, padahal jika diperdengarkan riwayatnya yang disampaikan oleh cucu beliau hati saya sangat bergetar. Mendengarkan riwayat beliau seperti saya membaca kisah Mbah Kholil Bangkalan yang terkenal akan kekeramatannya. Disamping keramat keilmuwan beliau juga cukup dalam, hal ini dibuktikan dengan banyaknya murid beliau yang berhasil menjadi ulama. Bahkan orang yang rajin membawakan kitab dan lampu pada setiap beliau mau ngajar telah menjadi ulama.

Pada penelitian sejarah tentang beliau ini saya mendapati fakta bahwa beliau ini bukanlah tokoh sembarangan, bahkan bila dilihat nasabnya beliau ternyata masih kerabat dekat Datuk Mujib Tenabang, ulama besar Tenabang yang karismatik. Lagi-lagi kebesaran tokoh tidak lepas dari nasab yang dimilikinya.

Ada beberapa cerita yang cukup unik tentang beliau..

Suatu saat beliau pernah melewati sebuah jalan setapak..kebetulan ketika mau melewati jalan tersebut sedang becek, disisi lain disamping jalan tersebut ada halaman rumah yang bisa dilewati yang kondisinya kering dan bersih. Namun ternyata beliau lebih memilih jalan becek dengan alasan bahwa halaman rumah yang walau tidak berpagar tersebut bukan haknya untuk dilewati karena itu bukan milik umum...Subhanallah, begitu hati-hatinya beliau. 

Cerita lain misalnya, ada sebuah pesta yang diadakan dengan alat musik yang hingar bingar, namun setelah beliau datang semua langsung terdiam dan tidak berani melanjutkan bermain musik karena melihat karismatiknya beliau. 

Sebuah kejadian unik juga sering terjadi dalam hidup beliau ini, ada seekor anjing yang bernama Qitmir yang setia dan terus menerus mendampingi beliau dalam berdakwah dari jarak jauh. Anjing tersebut seolah tahu akan kebesaran seorang Al Allamah seperti beliau ini. Anjing ini sebenarnya sudah berkali kali diusir oleh murid dan warga namun si qitmir ini gak mau pisah...Ya Guru Dullo pun membiarkan. Anehnya Si Qitmir tidak masuk ke masjid, rumah dan tempat ngaji Guru Dullo dan binatang ini juga tidak mengganggu masyarakat.

Karomah beliau yang lain misalnya waktu beliau disiksa oleh belanda dengan cara diikat di kuda kudanya, namun anehnya kuda tersebut sekalipun dipecut berkali kali tidak beranjak bahkan malah duduk dan tidak mau lari.

Beliau ini menjadi kecintaan orang banyak, air kobokan bekas beliau makan menjadi rebutan para murid-murid beliau.

Silsilah beliau Abdullah bin Umar bin Sa'aba bin Jiron bin Husein bin Alwan bin Candran. Nama CANDRAN yang merupakan leluhur beliau, kelak menjadi nama sebuah kampung Betawi yang cukup terkenal .."PECANDRAN'

Sampai sekarang nama Guru Abdullah bin Umar atau yang dikenal dengan panggilan masyarakat Kebun Jeruk Guru Dulo, masih sangat harum semerbak..muridnya banyak yang menjadi ulama dan ustadz ditanah Betawi. Beliau sendiri wafat pada tahun 1965 berdekatan dengan peristiwa PKI. Beliau dimakamkan di masjid bersejarah di kelapa dua Kebun Jeruk yaitu Masjid Assurur yang menurut pengurus makam berdiri awal tahun 1811 namun dalam proses selanjutnya ditulis pada tahun 1874 M. 

Di masjid inilah saya banyak menemukan makam makam orang Sholeh yang mastur..ini semua berkat kebaikan cucu guru Dulloh Al Ustadz Bang Zain yang sudah berbaik hati menemani saya...beliau adalah cucu Guru Abdullah...

Al Fatehah untuk Guru Abdullah bin Umar Al Batawi....

* Alamat makam : Jln Masjid Assurur No. 30 Kelapa Dua Kebun Jeruk Jakarta Barat. Posisi masjid tidak jauh dari Kecamatan Kebun Jeruk dan Puskesmas atau Polsek...

NASIB ORANG-ORANG ZALIM, MUNAFIK DAN PENENTANG ATURAN ALLAH

1.Qabil bin Nabi Adam AS : Dia sudah ditetapkan sebagai penghuni neraka, dan sepanjang hidupnya dia dirundung dosa dan penyesalan karena telah menjadi orang pertama yang melakukan pembunuhan terhadap manusia. Dia juga terkenal kikir.
2.Kan’an bin Nuh AS dan Sebagian kaumnya : Ditenggelamkan dengan banjir besar karena kesombongan dan penyimpangan karena penyembahan berhala.
3.Kaum Ad (Kaumnya Nabi Hud AS) : Diberikan kekeringan berkepanjangan kemudian dihantam dan dihajar angin topan selama tujuh hari tujuh malam serta telah menyapu bersih seluruh wilayah kaum Ad. Mereka disiksa karena kufur nikmat dan kufur Aqidah.
4.Kelompok Sembilan dari Kaum Tsamud (Kaum Nabi Saleh AS) : Ditimpa batu-batu besar dari arah yang tidak diketahui karena ingin membunuh Nabi Saleh AS. Setelah peristiwa ini Kaum Tsamud diazab Allah.
5.Raja Namrudz bin Kan’an (musuh Nabi Ibrahim AS) : Mati secara tragis karena lalat yang dikirm Allah. salah satu lalat itu masuk kedalam hidung Raja Namrudz dan menetap di dalamnya selama empat ratus tahun, sebagai hukuman dari Allah. Tentu saja di gigit lalat di bagian dalam membuat hidupnya sangatlah menyakitkan. Setiap kali rasa sakit itu datang, Raja Namrudz memukuli kepalanya dengan besi, hingga ajalnya tiba.
6.Amar bin Luhai Al Khuza’i : Dialah orang pertama yang mengajak bangsa Arab untuk menyembah berhala. Rasulullah SAW pernah melihar amar dineraka dalam keadaan sedang menyeret-nyeret ususnya.
7.Istri dan Kaum Nabi Nabi Luth AS : Disiksa dengan adzab yang pedih. Tempat tinggal mereka dihancurkan berkeping keping oleh Allah karena penyimpangan Aqidah dan Penyimpangan seperti Homoseksual dan Lesbian.
8.Kaum Madyan (Kaum Nabi Syuaib AS) : Disiksa dengan kekeringan yang panas, setelah itu jatuhlah percikan api dari awan hitam yang bergumpal, kemudian gempa bumi dahsyat terjadi dan menenggelamkan mereka. Ini semua karena perbuatan menyembah berhala, licik dalam perdagangan, pemalsuan barang, pencurian dalam timbangan , dll.
9.Firaun (Musuh Nabi Musa AS) : Ditenggelamkan Allah karena kesombongan terhadap kekuasaannya serta berani mengejek syariat yang dibawa Nabi Musa AS.
10.Samiri (Munafiqun Kaum Nabi Musa AS ) : Mendapat adzab selama hidupnya jika menyentuh atau disentuhnya maka orang akan sakit deman dan panas dan dia ditetapkan sebagai penghuni neraka oleh Nabi Musa AS, ini dikarenakan ia telah menghasut Bani Israil untuk menyembah Patung Sapi Emas.
11.Qarun manusia kaya raya (famili dekat Nabi Musa AS): Ditenggelamkan dan dikubur hidup-hidup oleh Allah beserta hartanya karena tidak mau berzakat dan sedekah serta telah menyebarkan isu-isu dan fitnah kepada Nabi Musa seperti memfitnah Nabi Musa AS berzina dengan seorang wanita.
12.Penduduk Nelayan Desa Ailat (masa Nabi Dawud AS) : Diberi adzab mengerikan berupa gempa bumi dahsyat dikarenakan pembangkangan mereka terhadap larangan mencari ikan di hari sabtu yang merupakan hari Bani israil pada masa itu.
13.Raja Herodia (masa Nabi Yahya AS) : Dilaknat bersama Bani Israil karena telah membunuh Nabi Zakaria AS atas rayuan keponakannya yang akan dinikahinya. (untuk sejarah pembunuhan Nabi Yahya ini masih ada perbedaan pendapat, mengingat beliau adalah seorang Nabi yang selalu dilindungi Allah SWT, sedangkan riwayat terbunuhnya Nabi Yahya banyak berasal dari riwayat Israiliyat).
14.Yahuda (murid pengkhianat dan Munafiq dari Nabi Isa AS) : wajahnya diserupakan dengan Nabi Isa AS karena telah berkhianat menjadi penunjuk jalan bagi pasukan raja untuk menangkap Nabi Isa AS dipersembunyiannya.
15.Abrahah dan pasukan bergajah : Allah telah menghukumnya dengan mengirim burung-burung seperti burung layang-layang dan burung balsan (sejenis burung Hung) dari arah laut. Setiap burung membawa tiga batu; satu batu di paruhnya, dan dua batu di kedua kakinya. Batu-batu tersebut mirip kacang dan adas.Jika batu tersebut mengenai salah seorang dari pasukan Abrahah, ia pasti tewas, namun tidak semuanya dari mereka terkena batu tersebut. Mereka lari kocar-kacir, berebutan mencari jalan yang telah dilaluinya, dan mencari-cari Nufail agar ia menunjukkan jalan ke arah Yaman.
16.Abu Jahal (masa Nabi Muhammad SAW) : Mati dalam keadaan hina pada saat perang badar dikarenakan kesombongan dan kejahilannya terhadap Nabi SAW dan Umat Islamnya.
17.Abu Lahab (masa Nabi Muhammad SAW) : Abu lahab meninggal karena penyakit. Ia tidak ikut memerangi Nabi saat perang Badar karena sakitnya itu. Sepulangnya orang-orang kafir dari perang Badar dengan membawa kekalahan, sakitnya bertambah parah. Dan ia akhirnya meninggal dengan keadaan sakit yang mengerikan. Diriwayatkan bahwa orang-orang kafir, bahkan teman-teman dan keluarganya enggan mengurus jenazahnya karena keadaan sakitnya yang menjijikkan dan timbul bau busuk dari penyakitnya. Inilah akhir hidup seorang musuh Alloh. Selama tiga hari sejak kematiannya, jasad Abu Lahab dibiarkan tergeletak tanpa ada yang bersedia menguburkan. Para warga tidak berani mendekati jasadnya. Akhirnya karena bau busuk yang kian menjadi, maka digali juga sebuah lubang kubur bagi Abu Lahab. Bangkai Abu Lahab didorong-dorong dengan sebilah kayu sampai masuk lubang. Tidak hanya itu, prosesi penguburan pun berlangsung secara mengenaskan. Dari jauh warga melempari kuburan Abu Lahab dengan batu hingga mereka yakin betul jasadnya telah tertutup rapat. Ya sebuah tragedi kematian yang lebih hina dari kematian seekor ayam sekalipun.
18.Auraa’ (Arwa) binti Harb bin Umayyah/Ummu Jamil (istri Abu Lahab) : Seringkali pada malam hari Ia memanggul kayu yang berduri untuk diletakkan di jalan-jalan yang biasa dilalui Nabi. Sehingga bila Nabi lewat pada malam hari / subuh, Nabi akan menginjak kayu yang berduri itu sehingga Nabi terluka. Ummu jamil senang kalau Nabi terluka karena menginjak kayu berduri. Ummu jamil juga suka mengadu domba dan memfitnah supaya orang-orang Makkah membenci Nabi. Karena hal ini, ia dijuluki pembawa kayu bakar. Karena ia suka “membakar” emosi, mengadu domba, dan menimbulkan kebencian orang-orang Makkah pada Islam. Saat membawa kayu, ia mengikatnya dan melilitkan sebagian talinya pada lehernya. Inilah kebiasaan yang dilakukannya saat membawa kayu berduri untuk mencelakai Nabi. Perilaku buruk inilah yang akhirnya membawanya menemui ajalnya. Ummu jamil meninggal karena tercekik tali yang digunakannya untuk membawa kayu. Kelak di akhirat, ia akan disiksa juga dengan tali. Dinyatakan oleh Allah bahwa di neraka, leher Ummu jamil diikat dengan tali dari api neraka jahannam.
19.Umayyah bin Khalaf (musuh Nabi muhammad SAW) : kesudahannya adalah akhir kehidupan paling buruk dan paling mengerikan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan untuk melemparkan bangkai kaum musyrikin ke dalam sumur Badr, hanya saja Umayyah adalah orang yang gemuk, dia membengkak seketika itu juga. Tatkala akan diceburkan ke sumur dagingnya mengelupas, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyatakan, “Biarkanlah dia.” Lantas mereka membiarkannya di tempatnya dan menimbuninya dengan tanah, hingga terpendam. Umayyah adalah gembong kafir Quraish yang sering berbuat onar dan sering mengadu domba.
20.Abu Rafi’ Al Yahudi : terbunuh oleh Abdullah bin Atik dengan cara yang menyakitkan. Hal ini dikarenakan sikapnya yang sering menyakiti Rasulullah SAW dan menyakiti beliau.
21.Ubay bin Khalaf: terbunuh ditangan Rasulullah SAW. Satu satunya orang yang terbunuh ditangan Rasulullah SAW. Kafir yang paling gigih melawan Rasulullah SAW.
22.Aqobah bin Abi Mu’ith : Mati Dipenggal kepalanya. Dialah orang yang telah menginjak leher Nabi Muhammad SAW.
23.Abdullah bin Qoma’ah : mati dikejar-kejar kambing hutan liar dengan cara dicabik tubuh dan wajahnya kemudian disantap dan kemudian tubuhnya yang tersisa diremukkan Allah. Dialah yang telah membuat wajah suci Rasulullah SAW berdarah. Gigi Rasulullah patah, bibir Rasululllah SAW robek.
24.Ka’ab bin Asyraf : Terbunuh setelah berhasil dijebak dalam sebuah petemuan. Dia dibenci karena sering menghina Rasulullah SAW melalui Syair-syair, melalui syair dia berhasil banyak mempengaruhi kafir Quraish untuk membunuh Nabi Rasulullah SAW.
25.Huyai bin Akhtab An Nadri : Terbunuh ditangan kaum muslim. Kafir Quraish yang paling terdepan dalam memusuhi Rasulullah SAW.
26.Musailimatul Kadzab (Sang Nabi Palsu) : Terbunuh dalam perang Yamamah oleg Wahsyi bin Harb bekas budak Jabir bin Muth’im dan seorang mujahid dari anshar, Abu Dujanah Simak bin Khirasyah radhiallahu ‘anhu.. Dia terbunuh pada masa Khalifah Abu Bakar dikarenakan telah mengaku sebagai Nabi dan sering membuat wahyu-wahyu sendiri.
27.Al Aswad Al Ansyi (Nabi Palsu) : Terbunuh oleh pengikutnya sendiri dengan cara dipenggal kepalannya. Dia adalah orang yang berani mengklaim diri sebagai Nabi saat Rasulullah masih hidup. Kekuasaan singkatnya berada di wilayah Shana’a Hadramaut.
28.Al Mukhtar bin Abi Ubaid Ats Tsaqafi : Terbunuh secara tragis. Dia mengaku sebagai Nabi dan sering membuat wahyu-wahyu palsu.
29.Hajjaj bin Yusuf ats Tsaqafi Penguasa Kufah: Dia mati dalam keadaan ketakutan karena telah membunuh seorang abid dan zuhud yang bernama Said bin Jubair. Hajjaj telah terserang demam yang berkepanjangan. Kian hari suhu tubuhnya makin meningkat dan bertambah parah rasa sakitnya hingga keadaaannya silih berganti antara pingsan dan siuman. Tidurnya tak nyenyak lagi, sebentar-sebentar terbangun dengan ketakutan dan menggigau. Kondisi ini terus berlangsung sampai meninggal.
30.Bani Nadhir Yahudi : Terusir dari Madinah karena seringnya melakukan pengkhianatan terhadap Kaum Muslimin, bahkan berapa kali mereka akan membunuh Nabi Muhammad SAW.
31.Ashabul Ukhdud : Kaum yang dilaknat Allah karena telah membunuh orang-orang yang beriman.
32.Kaum Saba’ : Dihancurkan wilayahnya yang terdiri dari ladang perkebunan yang terkenal makmur dan hasil panen yang luar biasa oleh Allah karena kesombongannya, disamping itu mereka merasa kuat karena mempunyai bala tentara yang hebat, dan jangan lupa mereka ini menyembah Matahari dan Bintang-bintang (Penyimpangan Aqidah).
33.Kaisar Persia (Iran) (masa Nabi Muhammad SAW) : Dibunuh anaknya sendiri dan ini sesudah dengan wahyu Allah SWT. Kesombongannya yang telah merobek-robek surat Nabi SAW dan rencananya untuk menangkap dan membunuh Nabi SAW namun justru kemudian dialah yang dibunuh oleh anaknya dan setelah Kekaisaran Persia hancur lebur karena kalah oleh pasukan Islam.
34.Abdurrahman bin Muljam : Dihukum mati karena telah membunuh Khalifah Ali bin Abi Thalib, padahal sebelumnya dia seorang ahli ibadah, namun karena terpengaruh kaum Khawarij, akhirnya dia tergelincir.
35.Abu Lu’luah Al Majusi : Dia mati bunuh diri. Bahwasannya Abu Lu’luah ketika membunuh Umar bin al-Khaththab Radhiallahu ‘Anhu, manusia mengepungnya untuk menangkap. Ketika dia merasa bahwa mereka akan menguasainya, dia pun menusuk dirinya sendiri dan mati bunuh diri.
36.Mustafa Kemal Attaurki: Mendapatkan proses sakaratul maut yang menyakitkan, Didatangkan penyakit kulit sampai ke kaki dimana ia merasa gatal-gatal seluruh tubuh, mendapat Sakit jantung, malaria, ginjal, penyakit kelamin, mendapat penyakit darah tinggi dan merasakan panas sepanjang waktu, tidak pernah merasa dingin sehingga terpaksa diarahkan ke pemadam kebakaran untuk menyiram rumahnya 24 jam. Ini semua dikarenakan perbuatannya yang men-SEKULER dan LIBERALKAN Turki yang dulu Kesultanan Islam. Dia juga pernah mengaku dirinya sebagai Tuhan. Sampai saat ini jenazahnya tidak bisa dikubur di dalam tanah, hanya diselipkan di dalam celah-celah batu marmer.
37.Mirza Ghulam Ahmad (Si Nabi Palsu) : Mati dalam keadaan hina, terkena kolera berkepanjangan, buang air besar terus menerus ditempat tidur. Hal ini terjadi setelah ia melakukan mubahalah dengan Asy-Syaikh Tsana`ullah Al-Amru Tasri yang merupakan seorang ulama muslim dari negeri India yang mengetahui cerita Mirza Ghulam Ahmad yang mengaku dirinya Nabi. Beliau termasuk salah seorang ulama’ yang paling menentang tegas dan keras tentang keberadan nabi palsu ini.
38. Ariel Sharon Al Yahudi : Mengalami sakaratul maut selama 8 tahun. Dikatakan mati tapi jantungnya berdetak, dikatakan hidup nyaris semua organnya tidak berfungsi. Sharon adalah pemimpin Bani Israil yang pernah membantai 3000 orang Palestina (Sabra) dengan sadis dan brutal.
39. Dracula : Terbunuh ditangan pasukan Turki dengan cara dipenggal. Seorang Murtadin yang menjadi musuh besar kesultanan Turki Usmani. Terkenal sebagai tukang jagal umat Islam dengan cara Penyulaan (Ditusuk lubang anus dengan kayu besar runcing yang panjangnya sekitar 3 sd 4 meter dan kemudian ditancapkan ketanah untuk dipajang jenazah korban).
40. Jan Pieterzoon Coen : Tewas dengan cara dipenggal oleh pasukan Mujahidin gabungan Mataram, Sunda, Jayakarta. Dia adalah Penjagal umat Islam di Banda Naira dan Jayakarta. Terkenal dengan cara penyiksaan yang sadis dan brutal.

41..............siapa berikutnya ?

Sumber :

40 Kisah Akhir Hidup Kezaliman Mahkluk Makhluk Allah, disadur oleh Kaserun Rahman, Penerbit Lentera Hati Ciputang Tangeran, Tahun 2015.

Sejarah Hidup Nabi Nabi, Disusun oleh Salim Bahressy,Penerbit Bina Ilmu Surabaya, Tahunn 1982.

Dan beberapa tulisan saya yang terdahulu.

MAKAM MISTERIUS DI KEMANDORAN I JAKARTA BARAT (Anggota Pitungkah ?)


Salah satu misteri sejarah besar yang belum berhasil saya pecahkan adalah keberadaan makam ini. Dua kali saya kemari tapi baru kemaren sedikit mendapatkan titik terang.

Berdasarkan penelitian tanggal 3 Desember 2016. Ada yang mengatakan makam ini adalah milik seorang ulama mastur yang bernama Syekh Zakaria atau Syekh Gozali. Keterangan lain yang cukup menarik, dikatakan bahwa makam ini adalah sebuah petilasan tempat beristirahat milik Pangeran Aria Jipang atau Aria Penangsang dari Kesultanan Demak Bintoro yang merupakan leluhurnya beberapa anggota Pitung. Nah yang cukup mencengangkan adalah yang terakhir, makam ini berdasarkan info terakhir yang saya dengar adalah salah satu anggota Pitung !

Saya pernah bertanya tentang keberadaan beberapa makam yang ada di sekitar daerah ini kepada ahli waris kitab Al Fatawi. Berdasarkan informasi beliau, selain makam Raden Muhammad Ali dan Dji'ih yang ada di Bandengan dan Kemandoran VIII memang masih ada 5 Pitung lagi yang belum sempat dicari. Bahkan menurut anak bungsu KH Ahmad Syar'i yang ada di Palembang..ada satu orang Pitung yang makamnya tidak jauh dari posisi makam KH Ahmad Syar'i

Saya lebih cenderung menyatakan bahwa ini adalah petilasan Aria Jipang yang kemudian dijadikan makam oleh kluarga besar Pitung. Anggota Pitung yang tertera jelas menetap di sekitaran daerah Jipang Pulorogo (Slipi dan sekitarnya) adalah Ki Jebul dari Rawa Belong, Ki Dulo/Abdulloh Rawa Belong, Ki Abdul Qodir dari Kemanggisan, Ki Rais dari Tenabang, Ki Saman dari Ciledug dan Ki Somad...Anggota Pitung yang lain memang cenderung misterius mengingat mereka itu diburu hidup atau mati..jadi kalau saat ini ada beberapa makam misterius yang ada di sekitaran kemandoran, kemungkinan besar itu adalah salah satu anggota Pitung..

Wallahu A'lam bisshowwab....

MAKAM PENDEKAR BESAR BETAWI, GURU BESAR MAEN PUKULAN CINGKRIK DI KELAPA DUA KEBUN JERUK JAKARTA BARAT


Satu lagi saya menemukan kejutan di komplek pemakaman di masjid Assurur Kelapa Dua Kebun Jeruk. Masjid bersejarah ini memang penuh dengan kejutan. Dari awal masuk saya dan istri memang sudah merasakan suasana yang lain ketika masuk ke komplek makam ini. Komplek pemakaman ini ternyata banyak dimakamkan orang-orang Sholeh yang mastur, beberapa dari mereka adalah Waliyullah..

Dalam penelitian tentang sejarah Guru Abdulloh bin Umar tanpa disangka-sangka saya juga diberi tahu Bang Zain sebagai cucu dari Guru Abdulloh bahwa di komplek makam masjid Assurur ada makam Pendekar Besar Betawi yang merupakan salah satu pewaris maen pukulan (silat) Cingkrik. Ilmu silat atau maen pukulan Cingkrik sendiri adalah salah satu aliran khas Betawi yang banyak terdapat di Rawa Belong dan sekitarnya termasuk juga Kelapa Dua. Maen pukulan Cingkrik sampai saat ini masih bertahan dengan baik, bahkan aliran ini sudah menyebar di berbagai wilayah Jabodetabek dan keberadaannya juga sudah diakui IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia). 

Terus terang saya agak kaget juga begitu tahu makam Kong Sinan berada di komplek masjid Assurur. Saya sudah sering mendengar nama Pendekar besar ini namun kalau makamnya justru baru tahu kemaren. Tentu saja begitu tahu makam beliau saya langsung mendatanginya. 

Dalam kehidupan masyarakat Betawi, seorang guru besar seperti Kong Sinan ini, selain jago maen pukulan biasanya juga seorang yang mengerti dan faham akan ilmu agama bahkan banyak dari mereka ya ulama ya pendekar juga. Kalau sudah jadi pendekar sudah tentu yang didahulukan adalah ilmu agamanya. Tidak heran istilah "lu jual gua beli" selalu populer di mata Pendekar Betawi. Tidak ada itu istilah petantang petenteng yang ada adalah sikap rendah dan penuh dengan penghormatan terhadap orang lain...tapi kalau mereka dizalimin dan dijajah atau bahkan berbuat ngelunjak terhadap mereka, ya haram buat mundur...borong aje sekalian... 

Menurut cucu Guru Dulo..Kong Sinan ini sekalipun seorang Pendekar Besar Betawi tapi orangnya rendah hati dan pantang memamerkan ilmunya. Ilmunya diajarkan secara ikhlas, bahkan saking takut terkena penyakit riya" beliau ketika melatih murid-muridnya tidak mau dilihat atau ditonton orang banyak. Bagi Kong Sinan ilmu maen pukulan bukan untuk dipertontonkan apalagi dibayar, ilmu maen pukulan sama seperti ilmu agama yang harus diamalkan dan bermanfaat untuk kepentingan ummat...

Kong Sinan adalah Pendekar Besar yang juga Mujahid...sudah tentu jika melihat umur wafatnya maka beliau masih satu masa dengan penulis kitab Al Fatawi.

Al Fatehah untuk Guru Besar Cingkrik...Kong Sinan....

MAKAM BERSEJARAH DI TENGAH JAMA'AH TABLIG MASJID KEBUN JERUK


Bismillahirrohmanirrohim..

Ini kata kata pertama saya ungkapan sebelum melakukan penelitian makam bersejarah. Kalimat inilah yang menggugah saya untuk kembali bersemangat melakukan aktifitas napak tilas. Kali ini napak tilas yang saya kunjungi pada hari Sabtu tanggal 10 Desember 2016 adalah makam bersejarah di Jalan Hayam Wuruk Kebun Jeruk Taman Sari Jakarta Barat. Makam dari istri pendiri masjd Kebun Jeruk yaitu Fatimah Hwu yang berasal dari Chinam. Selain makam beliau ada satu lagi makam seorang Patih dari Solo.

Sayangnya penelitian yang akan saya lakukan terhambat karena lokasi makam digembok, pada saat yang bersamaan kegiatan di masjid ini sedang memuncak karena banyaknya jama'ah tablig, jama'ah yang terkenal dengan metode dakwah dor to dor dan dengan batasan waktu tertentu. Beberapa tahun yang lalu setahu saya makam tersebut masih bisa dilihat dari arah dalam masjid, namun kini keberadaannya sudah dikurung ditembok dan kini sudah bisa dilihat lagi kecuali dari lantai atas

Saya sudah berapa kali masuk ke masjid bersejarah ini, namun kalau melihat langsung kegiatan di masjid ini baru tadi siang. Tentu saja adanya jamaah yang nyaris memenuhi isi masjid membuat saya kesulitan untuk mencari infornasi, apalagi pintu makam digembok dan ditutupi dengan adanya tangga dan perlengkapan jamaah tablig. Namun demikian saya tidak kehilangan akal, sayapun mencari celah agar makam yang saya cari itu bisa difoto, sekilas beberapa orang memandang saya, tapi saya cuek saja, mungkin mereka heran melihat pakaian saya yang agak santai...Namun secara umum saya lihat mereka ini ramah...

Masuk ke masjid terasa seperti di pondok pesantren saja...hanya sayangnya di masjid ini keberadaan makam kurang begitu diperhatikan. Padahal cikal bakal berdirinya masjid itu karena andil yang orang dimakamkan...

Al Fatehah untuk Fatimah Hwu....

RUMAH ASLI KELUARGA BESAR PITUNG (PITUAN PITULUNG)


Dahulu rumah ini adalah markas besar Mujahidin Jayakarta di Front Barat. Rumah atau wisma ini Dinamakan Rumah Aria Jipang, karena yang mendirikan adalah keluarga besar Aria Jipang atau Aria Penangsang dari Kesultanan Demak Bintoro. Rumah ini begitu sangat bersejarah sampai sampai kronologisnya begitu lengkap hingga tahun 1945. Rumah ini pada masa kemerdekaan bahkan sempat dijadikan sebagai markas perjuangan...

Selama ini orang mengira kalau rumah Pitung yang asli ada di Marunda, padahal rumah tersebut milik Haji Syamsudin yang pernah didatangi oleh 7 orang anggota Pitung. PITUNG datang untuk memberikan peringatan kepada Haji Syamsudin yang sudah berbuat kurang baik terhadap rakyat dan seorang Kyai yang bernama KYAI/GURU MUSLIM dari Bekasi.

Rumah Jipang ini posisinya berada di gedung Kompas Gramedia Palmerah Jakarta Barat. Sayangnya keberadaan rumah tersebut sudah tidak ada. KOMPAS GRAMEDIA membeli situs sejarah ini dari kluarga Han Tju Bu yang notabenenya bukan pemilik asli. Justru pemilik asli rumah ini banyak keturunan Aria Jipang dan ironisnya mereka yang seharusnya menjadi pemilik rumah ini malah jadi tersingkir. Mereka tersingkir ke beberapa wilayah pinggiran karena memang pada masa lalu mereka itu sering dipaksa oleh pemilik rumah ini agar pindah, tentu si pemilik rumah mendapatkan bantuan dari penjajah dan centeng centeng bayaran......pemilik palsu rumah ini dahulunya ternyata memang banyak didukung oleh para Tuan Tanah China dan pemerintah kolonial.

KIitab Al Fatawi mencatat, berapa kali rumah ini berhasil direbut penjajah namun demikian keluarga besar pituan pitulung juga pernah berapa kali berhasil merebutnya kembali, hingga pada tahun 1959 rumah ini kembali diambil paksa oleh PKI dan memberikannya kepada keluarga Han Tju Bu hingga akhirnya Kompas pun membelinya.

Tahun 1980 beberapa makam di rumah Jipang ini kemudian dipindah di TPU Grogol Kemanggisan termasuk makam Pangeran Jidar Nitikusuma yang merupakan leluhur dedengkot Pitung yaitu Radin Muhammad Ali. Namun sayang makam tersebut belum berhasil saya temukan.

Tahun 1996 atau 1997 rumah Jipang ini akhirnya dirubuhkan dan berganti menjadi bangunan kompas gramedia....hilanglah saksi bisu sejarah orang Jakarta...

Ironis....!

(Rumah Jipang ini digambar sesuai dengan bentuk aslinya oleh Al Allamah KH Ahmad Syar'i penulis terakhir kitab Al Fatawi)