Minggu, 28 November 2021

HAJI MISBACH, ANTARA KOMUNIS DAN ISLAM

Oleh; Iwan Mahmud Al-Fattah 

Namanya selalu menjadi "senjata" pamungkas bagi kaum komunis untuk membuktikan jika Islam dan faham tersebut selaras....seolah komunis ingin mengatakan, "Hei ! Lihat itu ! seorang haji seperti Misbah yang pintar, cerdas dan berilmu saja masih percaya komunis..., sedangkan anda siapa...?"
Saudara...hati-hati...KOMUNIS dalam strateginya akan selalu berusaha menggiring pemikiran siapapun bahwa mereka itu tidak ada bedanya dengan faham-faham lain seperti nasionalis, sosialis bahkan Islam sekalipun, mereka sangat lihai dalam mempermainkan ayat dan dalil Islam untuk proses pencitraan mereka. Apalagi bila yang dibicarakan adalah persamaan perjuangan dalam melawan imperialisme dan kaum borjuis, seolah mereka itu lebih Islami dari orang Islam itu sendiri, seolah mereka lebih Pancasilais dari orang lain. Jangan terkecoh, ingatlah dulu bagaimana ketika para petinggi PKI memuji muji Pancasila..
Perlu kita fahami bersama faham komunis sudah nyata menolak segala macam agama, tidak mempercayai adanya Tuhan dan memandang bahwa semua agama itu adalah buatan manusia saja yang tidak dapat disingkirkan semata mata daripada pengaruh ekonomi. Lihatlah lagu mars mereka "Internationale" yang didalam baitnya terdapat penolakan terhadap keberadaan Tuhan. Maka kalau ada orang yang menganut faham komunisme tapi beragama atau komunisme tapi mengerjakan sholat itu mungkin muncul dari beberapa adanya kemungkinan, dan di masa tahun 20an hal itu pernah terjadi pada beberapa tokoh termasuk nama Haji Misbah ini. Bahkan didalam Sarekat Islam juga berhasil dirusak otaknya dengan munculnya nama Muso, Alimin, Semaun, Ali Archam dll.
Kemungkinan kenapa ada orang yang haji atau Islam menjadi seorang komunis adalah ;
1. Sholat atau ibadah ibadah lain yang mereka lakukan semata mata untuk menipu orang kampung yang jujur dan bodoh supaya tertarik kepada propaganda yang akan dilakukan di kemudian hari.
2. Kemungkinan tersesat. Dia terperangkap hasutan yang digembar gemborkan komunis yang menyebabkan ketersesatan. Dia buta akan sejarah komunis di dunia yang erat hubungannya dengan pertumpahan darah. Dia termakan propaganda komunis yang seolah olah ingin memperbaiki nasib kaum buruh dan tani dan orang orang melarat padahal sesungguhnya itu adalah jebakan dan pemanfaatan belaka. Komunis juga berusaha keras menanamkan sikap egaliter sesama kaum miskin kota dan pedesaan yang didalamnya terdapat kebencian-kebencian kepada orang orang yang dianggap borjuis.
Propaganda² intensif yang dilakukan Kaum Komunis dalam hal ini PKI telah menyebabkan beberapa orang terperosok, tercatatlah nama Haji Misbah, Haji Datuk Bantuah, Teuku Bujang Aceh, Pakih Saleh Sumbar, Haji Bahaudin (nama ini rasanya pernah disebut pada acara ILC) dan Muhammad Isa dari Sumbar.
Sialnya pada saat terjadi pemberontakan PKI di tahun 1926 kebanyakan yang dibuang ke Digul bukan Semaun, Alimin, Muso, Marce, Darsono atau Tan Malaka...semua telah lari ke luar negeri sedangkan yang diasingkan ke Digul justru pemimpin² islam yang tertipu yang memakai ayat Alquran buat anti penjajahan tapi diperalat oleh komunis. Akibatnya selama berada di pembuangan, mereka dilanda ketidakjelasan idiologi, sholat ya tetap sholat, bahkan sampai mampu membuat langgar, disatu sisi tetap mengaku diri sebagai komunis....Aneh....! Jelas ini sebuah kerancuan berfikir yang sudah dalam taraf kronis !
Dari sini kita bisa tahu bagaimana strategi komunis dalam meracuni pikiran seseorang sehingga dia lupa kalau idiologi utama dari kaum pemuja karl marx ini adalah GERAKAN ANTI TUHAN dengan berbagai kedok termasuk memanfaatkan orang-orang Islam yang semangatnya tinggi namun "lugu" dalam membaca situasi....semoga apa yang terjadi pada Haji Misbah tidak terulang dimasa sekarang....
Mungkin gambar satu orang atau lebih

Suka
Komentari
Bagikan