Senin, 20 Juni 2016

SEJARAH COBRA (CORPS BAMBU RUNCING) BERDASARKAN SAKSI KUNCI (Organisasi Besar Dan Berpengaruh Di Jakarta YangTerdiri Dari Lintas Suku Dan Dibentuk Tokoh-Tokoh Pejuang Betawi)

Sangat menyenangkan bisa silaturahim dengan salah satu saksi sejarah orang orang terkenal Jakarta masa lalu. Beliau bernama Tubagus Hadran, 92 tahun, salah seorang Pendekar Silat asli Banten....Hari ini saya menemui kediamannya yang berada di daerah Tanah Tinggi 12 Kelurahan Kampung Rawa (Jakarta pusat). Kedatangan saya kepada beliau adalah dalam rangka menggali sejarah yang berkaitan dengan Jakarta. Secara pengalaman, beliau ini sudah masuk Jakarta tahun 1938 dan langsung bergabung dengan kelompoknya Bang Bendot dan Bang Fi'i, sehingga sangat tahu perjalanan salah satu dedengkot Betawi itu terutama Mad Bendod atau Haji Ahmad Benyamin.
Beliau pernah mengajar silat di Kodam Jaya, murid muridnya ada yang jadi guru silat melanjutkan sepak terjangnya. .Beliau ini saksi sejarah bertemunya Bung Karno dengan para pejuang Jakarta seperti Bang Fi'i dan Bang Bendot. Total 4 kali beliau bertemu dengan Bung Karno dan menyaksikan langsung bagaimana Bung Karno memerintahkan kedua veteran perang itu untuk menjaga keamanan Jakarta terutama pada era tahun 50an dibawah kendali organisasi COBRA (CORPS BAMBU RUNCING). Menurut Abah Jeran (panggilan akrab) Bung Karno merestui adanya organisasi COBRA. Dan Abah membantah keras kalau COBRA dikaitkan dengan organisasi kriminal. Justru orang orang kriminal dikumpulkan untuk dididik dan disalurkan kepada pekerjaan yang layak. Menurut abah,"fitnah mah udah biasa, orang sebaik Mat Bendot dan Bang Fei selalu dihamtam", Menurut Abah, COBRA memang terdiri berbagai suku dan berbagai macam orang. COBRA organisasi terbuka, semua suka bersatu dalam wadah organisasi ex pejuang ini. Keberadaannya ditahun 50an sangat menjadi perhatian berbagai khalayak. Puncaknya adalah ketika di tahun 1955 diadakan Pemilu. Disitu peran Cobra sangat menonjol dalam mengamankan Jakarta.
Abah Jeran cukup kenyang mendampingi dedengkot asli Betawi itu terutama Babe Bendot. Menurut Abah, hanya dengan dua orang itu Jakarta aman dan fihak manapun tidak ada yang berani ganggu keamanan masyarakat. Abah juga menambahkan bahwa filosofi binatang Cobra itu identik dengan Jakarta. Ular Cobra kalau gak diganggu dia adem aja, tapi begitu dicolek colek maka dia bisa menyerang balik dengan bisanya yang ganas. Itulah ciri orang Jakarta. Adapun jumlah anggota Cobra sekitar 1800 s/d 2000 orang. Menurutnya Cobra hanya bertahan 9 tahun namun selama dalam kurun waktu tersebut namanya telah banyak dikenal berbagai kalangan, mulai Presiden, Wakil Presiden, Menteri, Seniman, Politikus, Ulama, Militer, Kepolisian, Pedagang, orang orang china, jawara, dll. Abah sekali lagi menambahkan info penting, menurutnya "Cobra gak ada hubungannya dengan Komunis", justru Cobra benci sama komunis dikarenakan banyak anggota Cobra adalah ex pejuang. Bahkan setelah G 30 S PKI tidak pernah ditemukan bukti keterlibatan DEDENGKOT Cobra terlibat.
Abah bicara kepada saya, "bukan saya membela Cobra atau karena saya bekas pengawal Pak Ahmad Bendot, tapi saya menyaksikan Pak Mad Bendot sama Pak Fi'i baek banget sama semua orang. Yang susah ditampung, yang gak bener diajarin bener, ada yang dikasih kerjaan, ada yang disuruh ngurus ternak, malah ada yang diajarin silat. Zaman dulu yang namanya silat wajib hukumnya, kalau kita gak bisa silat dan gak punya pegangan bisa habis sama yang gak senang sama kita. Yang namanya kebal senjata daj peluru itu mah biasa. Tapi alhamdulillah Cobra gak ada yang berani ganggu, karena kita dilindungi sama militer. COBRA juga gak pernah menggangu masyarakat dan malak. Kalaupun ada biaya operasional organisasi, itu berasal dari donatur bukan dari paksaan atau minta minta sama cukong cukong china. PANTANG bagi Cobra untuk menindas rakyat. Saya juga meluruskan, Bang Fi'i tidak pernah mencuri senjata, namanya perjuangan dan perang masak ada kalimat mencuri, itu jelas fitnah buat beliau dan juga Cobra. Pak Ahmad B juga gak luput dari cerita-cerita gak bener...tapi sekali lagi saya tegesin, semua itu fitnah..maklum yang namanya orang besar dan membawahi organisasi besar udah pasti ada yang gak senang...."
Percakapan saya dan Abah Jeran dihentikan setelah satu jam karena melihat kondisinya yang sudah sepuh, tapi saya salut karena beliau walaupun sudah 92 tahun tapi ingatannya masih cukup tajam dan lumayan lengkap ceritanya.. Jika melihat foto foto beliau, jelas beliau bukan orang sembarangan. Abah adalah Pendekar Silat Asli Jebolan Cobra. Menurutnya salah satu silat yang dia miliki berasal dari Silat Betawi....kini semuanya sudah ditinggalkan. ABAH lebih banyak berzikir dan selalu wiridan...rumahnya sederhana dan terletak persis dipinggir kali galur....
Semoga Abah selalu dalam keadaan sehat wal afiat...