Senin, 20 Juni 2016

PULO MAS DAERAH BERSEJARAH YANG TERANCAM TERGUSUR YANG KEDUA KALINYA

Menýebut nama daerah yang satu ini tentu ingatan orang Jakarta akan berhubungan dengan Pacuan Kuda Pulo Mas. PULO MAS sendiri terletak di wilayah Jakarta Timur, tidak jauh dari wilayah Rawa Sari dan Pulo Gadung. Daerah yang berada di lokasi strategis ini sangat mudah dijangkau dari berbagai arah.
Tapi tahukah anda bahwa daerah Pulo Mas ini dahulunya merupakan satu tempat yang sangat bersejarah dan terkenal sebagai salah satu pusat penyiaran Islam Di Jakarta. Disini pernah berdiri PONDOK PESANTREN DATUK KIDAM yang didirikan oleh salah seorang ulama dan Pejuang Jayakarta yang bernama Kerta Daim Syah dari Klan keluarga Mertakusuma. Nama Datuk Kidam menunjukkan jika beliau adalah ulama besar pada waktu. Tidaklah mudah untuk menyematkan geĺar Datuk jika dia bukan ulama yang dalam ilmunya serta karismatik. Disamping Pesantren, daerah ini juga merupakan Markas Besar Yang Sangat Rahasia milik Mujahidin Jayakarta Wilayah Front Timur. Tidaklah mengherankan jika suatu saat tempat ini menjadi makam para Syuhada Jayakarta dan merupakan tempat persembunyian para pejuang Jayakarta yang dikejar kejar Penjajah dan kaki tangannya.
Pada pertengahan abad 19 Pulo Mas dahulunya lebih dikenal dengan nama KAYU PUTIH TANAH TINGGI. Daerah ini terkenal samgat makmur dan subur sehingga sering disebut Pulau Emas. Begitu subur dan Makmurnya daerah pernah pula dijuluki "KAMPUNG INDAH NEGERI DONGENG". Hasil panen pertanian dan perkebunan betul betul telah membuat masyarakat di kampung ini hidup bahagia dam berkecukupan. Jaraknya yang tidak berjauhan dengan laut Ancol dan Tanjung Priuk semakib membuat nama kampung ini menjadi buah bibir masyarakat Jakarta Tempo Dulu.
Pamor Kampung Kayu Putih Tanah Tinggi semakin mentereng saat kemunculan Ulama Karismatik Jakarta yang bernama Syekh Abdul Ghoni. Beliaulah yang memperluas dan merenovasi masjid. MASJID tersebut dinamakan MASJID Al Ghoni. Sejak masjid tersebut dipugar banyaklah para pejuang, ulama daj santri santri berdatangan. Sebagai ulama yang karismatik Syekh Abdul Ghoni seringkali beliau ini didatangi tokoh tokoh besar ulama Betawi seperti Habib Ali Kwitang, Haji Darip Klender, Sayyid Usman, KH Ahmad Syar'i, Guru Marzuki dan ulama ulama lain. Syekh Abdul Ghoni sendiri wafat tahun 1933 dalam usia lebih dari 100 tahun.
Tanah Kayu Putih Tanah Tinggi pamornya masih bertahan pada akhir tahun 1960. Namun memasuki awal 70an Kampung ini mengalami Tragedi karena digusur oleh Ali Sadikin untuk pembuatan Rumah Susun dan Pacuan Kuda. Tentu masyarakat sangat sedih dan marah apalagi makam makam bersejarah dan Masjidnya ikut digusur termasuk makam Syekh Abdul Ghoni. Anehnya sampai sekarang tanah bekas masjid dan makam makam para syuhada tidak pernah bisa dibangun apapun. Sampai sekarang masyarakat yang sepuh masih tidak habis fikir kenapa pemerintah bisa menggusur makam makam para syuhada dan masjid tua Al Ghoni. Mereka bahkan pernah berkata ketus kepada saya bahwa orang yang berani menggusur masjid dan makam keramat adalah zolim !
Kini Pulo Mas terancam kembali digusur oleh penguasa Jakarta sekarang ini, belum lama daerah bersejarah seperti Luar Batang jadi korban, bukan tidak mungkin tragedi ini terulang...peristiwa penggusuran tahun 1972 yang pernah teradi di Pulo Mas itu bukan tidak mungkin akan terulang kembali, sepertinya mereka para pemimpin zalim itu tahu jika daerah ini dahulunya adalah daerah bersejarah untuk dakwah Islamiah di Jakarta. Memang penduduk asli Pulo Mas sudah dipindahkan ke daerah Kayu Putih Utara (sebagian ke Bekasi daerah Gabus) dan Sekitarnya dan Masjid Al Ghoni juga sudah dibuat gantinya serta beberapa makam ulamanya dipindahkan namun rasa sakit hati digusur penguasa.
Sumber Sejarah :
Kitab Al Fatawi Yang Ditulis oleh Para Pencatat Sejarah Secara Estafet dan terakhi ditulis ulang oleh Al Alamah KH Ahmad Syar'i Mertakusuma tahun 1910 M
Kitab Wangsa Aria Jipang Yang Disusun Oleh Babe Gunawan bin Semaun bin KH Ahmad Syar'i bin Ratu Bagus Abdul Wahab Mertakusuma Tahun 1986 M
Wawancara dengan KH Murtadho yang merupakan cucu Syekh Abdul Ghoni