Rabu, 17 Agustus 2022

"ULAR KEPALA DUA"

Tidaklah aneh bila yang namanya BUNGLON atau ULAR KEPALA DUA itu akan selalu ada..jadi anda tidak usah heran dan baper kalau akhir-akhir ini para poli TIKUS kita mendadak SYAR'I dan gemar mempertontonkannya menjelang pilpres 2024, padahal sebelumnya kita tahu bagaimana jejak rekam mereka kepada Islam. Ini bukan curiga atau nyinyir, tapi ini adalah peringatan buat kita semua bahwa dunia politik itu akan selalu kotor dan hina manakala simbolisasi agama menjadi alat sesaat untuk mencapai tujuan dan ambisi kekuasaan khususnya dari para poli TIKUS yang "bermental sampah". Mereka berbusana Islami sambil mendekati ulama, tokoh masyarakat, emak-emak dan tentu rajin berkunjung ke pesantren². Terkadang mereka mendadak fasih bicara Islam, seolah mereka cendikiawan Islam. Yang lucu bahkan pernah mereka yang bukan Islam mendadak "hijau" demi meraih suara orang Islam. Demi politik mereka tak terima disebut Kafir karena dirinya merasa "hijau". Orang-orang seperti m ini jelas bukan lagi bunglon tapi srigala berbulu merak.

Dua orang di bawah ini bisa menjadi contoh betapa mudahnya mereka menggunakan simbol Islam demi memuluskan tujuan merusak dan menghancur leburkan Islam. Anehnya orang-orang seperti ini justru banyak juga dibantu aksinya oleh orang² Islam sendiri ! Terutama mereka yang berjiwa penjilat dan pengkhianat !

Yang pakai baju khas baju Timur Tengah itu bernama Lauren Of Arabia. Dia intel Inggris yang punya peran besar dalam "merusak" Turki Usmani hingga menjadi runtuh, dia juga punya andil besar dalam cikal bakal berdirinya negara Israel di Palestina. Dia juga punya andil besar atas berdirinya negara Arab Saudi setelah melepaskan diri dari Turki Usmani. Dengan kata lain orang ini dengan aksi spionasenya telah berhasil membuat dunia Timur Tengah tercerai berai.

Sedangkan yang pakai peci berkumis itu mbahnya orientalis di Indonesia keturunan Yahudi yang bernama Crishtian Snouck Hurgronje. Orang ini punya andil besar dalam memberikan nasehat kepada penjajah belanda dalam menghadapi pejuang Aceh. Demi memuluskan aksi liciknya dia ikut pergi haji ke Mekkah dan pura-pura mualaf dan mengganti namanya menjadi Abdul Gaffar. Di mekkah dia banyak menpelajari suasana haji dan pengaruhnya terhadap perlawanan pejuang Islam Aceh dan Nusantara terhadap penjajah Belanda. Sampai saat ini pemikiran-pemikiran dari Snouck masih dipuja oleh sebagian mereka yang menganggapnya sebagai ilmuwan Islam, padahal sejatinya orang ini tidak lebih seperti ular berkepala dua..

Saya tidak mau menyebut "mendadak KADRUN" kepada mereka yang gemar berpakaian Islami saat kampanye demi sebuah pencitraan, karena kalau itu saya sebut itu artinya saya melegitimasi dan menyetujui sebutan tersebut yang ditujukan secara sinis kepada orang² yang selama ini kukuh dan kokoh dalam menghadapi gempuran kaum pemakan bangkai yang gemar melakukan fitnah sana sini.