Rabu, 17 Agustus 2022

PESONA MASJID TUA DI PESISIR PANTAI UTARA JAKARTA (Masjid Al' Alam Cilincing)

Ada dua masjid tua yang berdasarkan informasi yang kami peroleh telah didirikan oleh Fattahillah pada tahun 1527 M. Sekalipun ada beberapa penulis yang meyakini bahwa masjid ini didirikan tahun 1665 M, bisa jadi angka 1665 adalah bangunan pemugaran atau bisa jadi pula sebagai awalnya pembangunan dalam bentuk yang lebih kokoh.
Beberapa penulis sering mengidentifikasikan bahwa Fattahillah adalah Sunan Gunung Jati, padahal dalam beberapa catatan silsilah dari Palembang, antara Fatahillah dan Sunan Gunung Jati adalah dua sosok yang berbeda namun berada pada masa kehidupan yang sama. Sehingga sangat wajar jika masjid-masjid seperti Al Alam Cilncing dan Masjid Al Alam Marunda dikaitkan dengan nama Sunan Gunung Jati dan hal itu adalah logis, karena bukankah Sunan Gunung Jati juga besar andilnya dalam menghalang masuknya Portugis ke Sunda Kelapa selain juga Pemberi mandat kepada Fattahillah yaitu Sultan Ahmad Abdul Arifin alias Sultan Trenggono bin Raden Fattah ?
Pada saat memasuki wilayah Sunda Kelapa, wilayah yang pertama dijejaki Laskar Fattahillah adalah Marunda dan Cilincing. Pergerakan ke arah pesisir utara memang kerap dilakukan karena daerah ini merupakan jalur transportasi yang biasa digunakan pada masa lalu. sehingga wajar jika 2 daerah tersebut kelak menjadi saksi sejarah bisu tumbangnya kekuatan pasukan Portugis yang dahulu dikenal kuat, terutama dalam bidang kemaritiman.
Daerah Marunda Cilincing merupakan salah satu benteng pertahanan untuk menghalau Portugis. Karena para prajurit Fatahillah sudah terbiasa dengan medan rawa laut, maka lokasi Cilincing dan Marunda bukan merupakan halangan bagi mereka untuk menetap dan kemudian mendirikan masjid, karena mereka di daerah asalnya banyak yang tinggal di pantai utara Pulau Jawa....
Memasuki wilayah sekitar masjid, seolah membuat saya kembali ke masa lalu saat Sayyid Fattahillah bersama para panglima lain serta pasukan jihad nusantara menjejakkan diri untuk memukul mundur Portugis yang saat itu dipimpin oleh Fransisco De Sa,, yang kelak karena kalah perang dengan Fattahillah kemudian memilih hidupnya menjadi seorang Pendeta di Maluku....(Perlu dikaji kembali untuk hal ini...)
Secara kontur bentuk tanah Marunda dan Cilincing memang cocok untuk dijadikan sebuah pelabuhan karena tanahnya yang datar dan mudahnya perahu untuk bersandar...
Bangunan Masjid Al'Alam Cilincing ini lagi-lagi mengingatkan kita akan masjid-masjid tua Jakarta tempo dulu. Sekalipun sudah berapa kali direnovasi namun nuansa Demak, Banten, Cirebon lagi-lagi begitu kental dirasakan. Masuk wilayah sekitar masjid bahkan mengingatkan saya akan suasana tempo dulu...

+9