Senin, 22 Juni 2015

MELURUSKAN NASAB MUHAMMAD HUSNI THAMRIN, PAHLAWAN BESAR BETAWI DARI GANG KENARI

Sewaktu saya memasuki museum MH Thamrin bulan Februari 2015,  saya sangat kaget waktu saya melihat garis keturunan Muhammad Husni Thamrin yang ternyata disitu ditulis  sebagai keturunan Belanda, padahal setahu saya dalam tulisan kitab Al-Fatawi leluhurnya MH Thamrin itu berasal dari Arab Hadramaut. Oleh karena itu untuk meyakinkan diri saya lagi, saya menghubungi Cicit KH Ahmad Syar'i Mertakusuma dan menanyakan hal tersebut. Setelah mendengar pertanyaan saya, beliau kaget dan berkata, "Belanda darimane?" "Sumber dari mane?" "jelas itu bukan dari sumber bangsa kite, tega amat nulis salah slsilah orang", kata beliau..., sejak tahun 1950an keluarga Kumpi Syar'i sudah mengetahui bahwa MH Thamrin adalah tulen keturunan Arab. Kalau dia ditulis keturunan Belanda menurut cicit KH Ahmad Syar'i sangat keterlaluan banget.

Saya sempat bertanya dan diskusi kepada petugas disitu mengenai keterangan silsilah MH Thamrin, namun  beliau jawab, bahwa setiap orang punya versi dalam menuliskan sesuatu,  jadi kita memakai data yang ada saja.....dengan jawaban itu, saya hanya bisa merenung dan terdiam, saya diam karena saya sedang berada di Museum yang kadang isinya sudah dianggap "shahih" oleh dunia sejarah, padahal isinya belum tentu semua valid, terlhat sekali jika mazhab "NO DOCUMENT NO HISTORY" sangat dipegang "teguh" oleh pengurus Museum disini, dan untuk itu saya tidak bisa menyalahkan 100 persen karena mereka hanya sebagai petugas bukan sejarawan. Padahal NO DOCUMENT NO HISTORY itu dalam kacamata siapa? kalau ada data tertulis lain, terutama dari ulama yang justru sangat dekat dengan MH Thamrin dan tahu beliau sejak mulai lahir sampai masa  kecil  sampai kepada kehidupan dewasa beliau, apakah itu bukan DOCUMENT juga?

Memang benar setiap orang punya versi, namun jika keterangan itu berasal dari penjajah, apakah itu 100 persen harus dipercaya?, ingat ini adalah masalah silsilah atau nasab, bengkok sedikit maka akan bengkok semua, masalah ilmu nasab itu harus ada yang ahli serta saksi-saksi yaung mumpuni dalam hal ilmu ini dan juga sejarah. Sudah banyak kejadian ketika orang salah dan tidak hati-hati dalam menisbatkan nasab, maka interpretasinya sudah pasti mengikuti kesalahan tersebut. Jangan kira jika salah dalam menuliskan nasab orang itu tidak berpengaruh dalam penulisan sejarah. Dalam ilmu nasab, salah satu saja dalam menisbatkan garis keturunan, maka itu akan berpengaruh kuat dalam catatan sejarah hidup selanjutnya dari sang tokoh tersebut. Harusnya dia keturunan asli Arab Hadramaut dan keturunan Sultan Islam, eh ini justru malah dibilang keturunan Belanda yang jelas-jelas musuh besar MH Thamrin dan Keluarga Besar Jayakarta, ini kan jelas distorsi sejarah yang luar biasa, apalagi sampai terpajang di sebuah Museum dan dipercaya oleh orang yang melihatnya. 

Muhammad Husni Thamrin dahulu memang pernah terlibat dalam pemerintahan Belanda, namun itu hanyalah strategi politik beliau dan KH Ahmad Syar'i Mertakusuma  yang merupakan penasehat sekaligus gurunya, juga sudah mengetahuinya, sekalipun pada awalnya Kumpi Syar'i menolak keras cara yang ditempuh MH Thamrin, namun karena MH Thamrin bisa meyakinkan, maka KH Ahmad Syar'i bisa memakluminya sekalipun masih diliputi rasa masgul.

Dalam Catatan Kitab Al-Fatawi dan juga catatan cucu Kyai Ahmad Syar'i Mertakusuma  Leluhur MH Thamrin adalah sebagai berikut :

Jalur ayahnya : 

1. Kumpinya adalah seorang Sultan Pontianak Ke I yang bernama Sultan Syah Abdul Hamid Al-Qodri Ba'alawi Al-Husaini
2. Kakendanya bernama Pangeran Syarif Abdurrahman Al-Qodri
3. Ayahandanya bernama Muhammad Tabri Thamrin 

Jalur iburnya : Lebih dikenal dengan nama Ibu Syarifah dari Keluarga Mertakusuma

Nama Asli Muhammad Husni Thamrin adalah : Syah Muhammad Husni
Nama Panggilan : Husni 
Gelar : Syah, sebagai tanda Kaum Betuwe Jayakarta, diberikan oleh Ratu Bagus Abdul Wahab Mertakusuma, dicatat sebagai anggota keluarga besar Mertakusuma, saat dicatatkan kepada Pencatat Sejarah Al Habib Di Masjid Jami Angke pada tahun 1900 Masehi, turut menyaksikan dan bertanggung jawab adalah KH Ahmad Syar'i Merytakusuma atas permintaan Syarifah Aminah.

Jadi MH Thamrin itu murni keturunan Arab dari marga Al-Qodri, sebuah marga dari Alawiyyin yang sudah tidak ada lagi Hadramaut namun justru banyak terdapat di Kalimantan,  dan salah satu Sultannya dimakamkan di Masjid Angke Jakarta Barat dan beliau merupakan pejuang penentang penjajahan Belanda. Semua catatan MH Thamrin ini tercatat lengkap di Kitab Al-Fatawi yang ditulis langsung oleh KH Ahmad Syar'i Mertakusuma juga diketahui oleh keluarga besar beliau dan juga cucunya Babe Gunawan Mertakusuma. Jadi sangatlah aneh jika garis keturunan beliau disebut dari Belanda, padahal beliau adalah murni seorang pejuang penentang penjajah Belanda. Sampai saat wafatnya Semua tulisan arab melayu tentang MH Thamrin tersimpan dengan baik dalam kitab Al-Fatawi dan jangan ditanya betapa sedihnya perasaan KH Ahmad Syar'i begitu mendengar murid sekaligus keponakannya itu wafat. Sangatlah wajar jika seluk beluk MH Thamrin itu diketahui Keluarga Besar Jayakarta, karena ibunya adalah asli keturunan Jayakarta. Masjid Angke Jakarta Barat tempat dimakamkan salah satu leluhur Thamrin itu juga banyak dimakamkan keluarga besar Jayakarta termasuk leluhurnya KH Ahmad Syar'i Mertakusuma.

Semoga kita lebih berhati-hati dalam menisbatkan sebuah nasab, apalagi ini adalah nasab tokoh besar yang berjasa terhadap bangsa dan juga daerahnya, apabila memang tidak tahu lebih baik tidak mengira-ngira, dan jangan berpatokan kepada mereka yang tidak faham ilmu nasab apalagi berpatokan pada catatan penjajah yang dalam ilmu nasab saja wajib diwaspadai, yang lebih amannya,  maka lebih baik tanyakan langsung kepada ulama-ulama yang mendalami ilmu nasab yang memiliki sanad, agar kita tidak keliru dalam menulis secara utuh sejarah seseorang.

Sumber : 

Kitab Al Fatawi-Bab Silsilatul Syar'i, KH Ratu Bagus Ahmad Syar'i Mertakusuma, Palembang : Al-Fatawi, 1910.
Catatan Catatan Perjalanan Hidup saya, Ratu Bagus Gunawan Semaun Mertakusuma, Jakarta : Al Fatawi, 1981.
Tafsir Kitab Al-Fatawi-Bab Biografi Syah Muhammad Husni, Ratu Bagus Gunawan Semaun Mertakusuma, Jakarta : Al Fatawi, 1981.