Sabtu, 27 Juni 2015

KATA-KATA MUTIARA HIKMAH DARI IMAM JAKFAR SHODIQ BIN MUHAMMAD AL BAQIR (LELUHUR WALISONGO)

Beliau adalah Jakfar As-Shodig bin Muhammad Al Baqir bin Ali Zaenal Abidin bin Al Husain As-Shibti binti Fatimah Az-Zahra binti Muhammad Rasulullah SAW yang merupakan salah seorang pemimpin besar keluarga keturunan Rasululllah SAW pada masa itu.  Kebesaran nama, kealimannya serta akhlaknya tidak perlu diragukan. Namanya mashyur dimana-mana mengikuti jejak ayah, kakek, buyut dan datuk datuknya. Begitu besarnya pengaruh beliau sampai sampai penguasa dari Dinasti Abbasiah dan Dinasti Umayyah selalu mewaspadai gerak gerik langkahnya. Oleh kedua firqoh pada masa itu, terutama firqoh Ahlussunnah Wal Jamaah, Imam Jakfar As-Shodiq dianggap sebagai Imam besar pada ilmu-ilmu para Imam Ahlussunnah Wal Jama’ah.  Kebanyakan sanad keilmuwan dari para ulama ahlisunnah wal jamaah terdapat nama Imam Jakfar As-Shoddiq.

Madrasahya di madinah pada masa itu dihadiri tidak kurang dari 4000 orang yang sebagian besar terdiri dari ulama-ulama besar dari berbagai negara. Sehingga dapatlah dikatakan Imam Jakfar As-Shodiq pada masa itu merupakan mutiara dan pusat ilmu pengetahuan kaum muslimin dari berbagai wilayah. Berkat keberadaan keluarga besarnya itu Madinah menjadi kota ilmu yang terang benderang. Dari gemblengannya telah muncul nama Imam Hanafi (Imam Ahlussunnah Wal Jama’ah), Imam Maliki (Imam Ahlussunnah Wal Jamaah), Sufyah Tsauri (ulama besar Ahlussunnah), Sufyan bin Uyainah (ulama besar Ahlussunnah Wal Jamaah), Yahya bin Said Al-Anshari (perawi hadist), Al Qahthan (Perawi Hadist), Ibnu Ishaq (Penulis terkenal Sirah Nabawiyah), Syu’bah bin Al Hajjaj (Ahli Hadist),  Abu Ayyub As-Sajistani (ulama besar di kalangan Tabiin).

Imam Jakfar As-Shodiq adalah salah satu leluhur penting Kaum Alawiyyin termasuk Walisongo, sehingga tidaklah mengherankan jika Alawiyyin yang ada di Hadramaut ataupun Walisongo sendiri ajarannya seiring selaras, yaitu ajaran Ahlussunnah Wal Jama’ah. Kelak salah satu anggota Walisongo juga mengikuti jejak nama beliau,  yaitu As-Sayyid Jakfar Shodiq Azmatkhan atau Sunan Kudus yang mempunyai gelar Waliyul Ilmi.

Dibawah ini adalah kata-kata mutiara hikmah telah disusun oleh para muridnya yang tersebar di berbagai wilayah dan kemudian telah dirangkum kembali oleh salah satu penulis sejarah Ahlul Bait Nusantara, yaitu HMH Alhamid Alhusaini’

Adapun kata-kata mutiara hikmah Imam Jakfar As-Shodiq adalah sebagai berikut :
  1. Akal ialah yang dipergunakan untuk beribadah kepada Allah dan dipergunakan untuk memperoleh pengetahuan tentang sesuatu yang belum dimengerti.
  2. Ganjaran tergantung pada kadar akal seseorang.
  3. Orang yang paling sempurna akalnya yang baik akhlaknya.
  4. Akal adalah landasan hidup manusia.
  5. Akal adalah pandu bagi orang yang beriman.
  6. Kesempurnaah terletak pada tiga hal : Rendah hati terhadap Allah, keyakinan yang baik dan diam kecuali dalam hal kebaikan.
  7. Kebodohan terletak pada tiga hal : Takabur, gemar berdebat dan tidak mengenal Allah.
  8. Ciri utama akal adalah ibadah, pembicaraan yang paling terpercaya adalah ilmu, dan martabat akal yang paling mulia adalah himah.
  9. Banyak  memperhatikan ilmu membuka akal pikiran.
  10. Ilmu adalah surga, perkataan yang benar adalah mulia, kebodohan adalah hina, pengertian adalah utama, kedermawanan adalah keberuntungan, akhlak yang baik menarik persaudaraan, orang yang memahami keadaan zamannya yang tidak akan dipermainkan oleh kebimbangan, perasaan jengkel melahirkan prasangka buruk.
  11. Bila engkau ingin dihormati lembutkanlah hatimu, bila engkau ingin dicemoohkan orang berlaku kasarlah!
  12. Orang yang berasal dari keturunan baik tentu berhati  lunak, orang yang berpembawaan kasar ia barhati keras.
  13. Barangsiapa bersikap berlebih lebihan ia akan tergelincir, dan barangsiapa yang mengkhawatirkan akibat suatu perbuatan ia pasti tidak akan memasuki persoalan yang tidak diketahuinya.
  14. Siapa yang mencela suatu persoalan tanpa pengertian sama artinya  dengan menghancurkan dirinya sendiri.
  15. Ulama adalah orang-orang terpercaya, orang-orang yang bertakwa adalah benteng perkasa, dan orang-orang yang menerima wasiat adalah orang yang memperoleh kuasa.
  16. Ilmu berada di tempat tertutup, sedang kuncinya ialah mau bertanya.
  17. Amal tanpa pengertian sama dengan salah jalan, makin cepat berjalan makin jauh dari tujuan.
  18. Allah tidak menerima amal yang tidak disertai pengertian. Akan tetapi tak ada pengertian tanpa amal. Siapa yang mempunyai  pengertian ia tidak akan dituntun oleh pengertiannya untuk beramal. Orang yang tidak beramal ia tidak mempunyai pengertian. Bukanlah iman itu terletak pada saling berhubungan antara amal dan pengertian ?
  19. Kebajikan dapat disebut sempurna bila dilaksanakan dengan tiga cara : Segera, tidak dibesar besarkan, dan tidak diperlihatkan.
  20. Empat hal sekalipun kecil dapat menimbulkan hal yang besar yaitu : Peperangan, permusuhan, kemelaratan dan penyakit.
  21. Barangsiapa yang tidak merasa malu di saat tidak berhadapan dengan orang lain, tidak sadar dihari tua, dan tidak takut kepada Allah; pada diri orang seperti itu tidak ada kebaikan apapun juga.
  22. Hormatilah orang yang menghormatimu, dan jagalah kehormatanmu terhadap orang yang meremehkan dirimu.
  23. Tidak bersikap penyantun sama artinya berprasangka buruk terhadap Allah.
  24. Anggota-Anggota keluarga adalah ibarat tawanan bagi kepala keluarga, karena itu bila kepala keluarga memperoleh  karunia nikmat (rezeki) hendaklah ia pemurah terhadap keluarganya. Jika tidak, maka nikmat yang diberikan Allah kepadanya akan segera lenyap.
  25. Dengan berbuat tiga hal, orang akan mendapat tambahan kemuliaan dari Allah, yaitu : Memaafkan orang yang berlaku Dzalim terhadap dirinya, menolong orang yang tidak mau menolongnya, dan menyambung kembali silaturahmi yang diputuskan orang.
  26. Ada lima syarat persahabatan. Bila lima syarat dipenuhi, itulah persahabatan yang sebenarnya. Lima syarat itu adalah : (1) Apa yang baik bagi sahabatnya, baik bagi dirinya, (2) Batinnya sama dengan lahirnya. (3) Tidak iri hati melihat kekayaan sahabatnya. (4) Ia memandang sahabatnya patut menerima seluruh rasa persaudaraannya. (5) Tidak membiarkan sahabatnya ditimpa musibah.
  27. Para ulama adalah kepercayaan para Rasul selama mereka tidak jongkok di depan pintu istana para penguasa.
  28. Nilai manusia terletak pada akalnya, kemuliaannya terletak pada agamanya, dan martabat kehormatannya tergantung pada takwanya. Semua manusia adalah anak Adam dan semua anak Adam adalah sama sederajat.
  29. Ada sepuluh sifat mulia, yang jika anda dapat, milikilah sifat-sifat itu. Mungkin sifat-sifat itu dimiliki seorang ayah, tetapi tidak dimiliki oleh anaknya, atau mungkin dimiliki oleh seroang anak tetapi tidak dimiliki ayahnya. Mungkin pula ada pada seorang budak dan tidak ada pada seorang yang berstatus merdeka. Beberapa orang sahabat bertanya “ “sifat-sufat apa sajakah yang sepuluh itu ?. Imam Jakfar menjawab : (1) mempercayai orang lain. (2) Lidahnya tidak berdusta. (3) Menunaikan amanat sebagaimana mestinya. (4) Menjaga hubungan Silaturahmi. (5) Menghormati tamunya. (6) memberi makan kepada orang yang kelaparan. (7) Tahu Balas budi. (8). Bersikap baik kepada tetangga. (9)  Berlaku baik terhadap sahabat. (10) Diatas semuanya itu adalah kenal malu.
  30. Keyakinan yang sehat bagi seorang muslim ialah memberi kepuasan kepada orang lain dengan berbuat yang menimbulkan murka Allah. Ia tidak menyesal karena tidak mendapat karunia seperti yang diberikan Allah kepada orang lain, karena ia sadar bahwa rizki tidak dapat didatangkan oleh orang yang sangat menginginkannya, dan tidak pula dapat dicegah oleh yang tidak menyukainya. Seumpama ada orang yang menjauhkan diri dari rizki seperti ia berusaha menjauhkan diri dari kematian, rezkinya tetap akan sampai kepadanya, sama halnya dengan ajal yang pasti datang juga kepadanya.
  31. Atas dasar keadilan Allah menciptakan perasaan tentram dan tenang terletak pada keyakinan dan keridhoan hambaNya, dan menciptakan kesedihan serta kesusahan terletak pada kebimbangan dan ketidak ridhoan-Nya.
  32. Puncak ketaatan seseorang kepada Allah ialah kesabaran dan keridhoannya kepada apa yang diberikan Allah kepadanya, baik yang menyenangkan maupun yang tidak. Apa yang diberikan Allah kepada hamba-Nya adalah baik baginya, sekalipun dirasa menyenangkan atau tidak.
  33. Orang yang paling mengenal Allah adalah orang yang paling ridho menerima Takdi-Nya.
  34. Janganlah engkau mempergunjingkan orang lain yang engkau tidak dipergunjingkan. Janganlah engkau menggali lubang untuk menjerumuskan saudaramu karena engkau sendirilah yang akan terjerumus ke dalamnya. Bila engkau mencela orang, engkaupun akan dicela orang.
  35. Janganlah engkau suka berdebat agar engkau tidak kehilangan keanggunanmu, dan jangan pula engkau suka berkelakar agar engkau disegani orang.
  36. Janganlah engkau bermusuhan, karena permusuhan akan menimbulkan keburukan bagimu dan akan membongkar kekuranganmu.
  37. Siapa yang tidak malu mencari rezki yang halal, bebannya akan menjadi ringan dan keluarganya akan menjadi senang.
  38. Aku heran melihat orang yang tidak mau berusaha memperoleh keduniaan, padahal keduniaan itu datang kepadanya; dan akupun heran melihat orang kikir setelah memperoleh keduniaan, padahal ia tahu keduniaan itu akan meninggalkannya. Menerima keduniaan sambil menginfakkan tidaklah merugikan, sebaliknya, meninggalkan keduniaan tanpa infak tidak menguntungkan.
  39. Orang yang dipenjara ialah orang yang ditawan oleh dunianya hingga terjauhkan dari akhiratnya.
  40. Janganlah kalian risau memikirkan apa yang telah lalu, agar fikiran kalian siap menghadapi apa yang belum tiba.
  41. Mohonlah turunnya rizki dengan bershodaqoh; jagalah keamanan harta kalian dengan menunaikan zakat; orang yang hidup sederhana tak akan mengalami kesusahan penghidjupan. Barangsiapa yang membuat ayah ibunya sedih berarti ia telah berbuat durhaka kepada keduanya. Budi baik hanya pada orang yang kenal harga diri dan patuh kepada Agama. Allah SWT menciptakan kesabaran dalam hati hamba-Nya sesuai dengan kadar musibah yang dihadapinya, dan menurunkan rezki sesuai dengan kadar beban penghidupannya. Barangsiapa yang hidup hemat akan ditambah rezkinya dan siapa yang hidup boros akan dicabut rezkinya.
  42. Orang yang paling kaya ialah yang tidak ditawan oleh katamakannya.
  43. Tidak ada yang lebih baik daripada diam; musuh tidak lebih berbahaya daripada kebodohan, dan tidak ada penyakit yang lebih para daripada dusta.
  44. Tidak ada apapun juga yang dirugikan oleh tiga hal, yaitu : Doa disaat kesusahan, istigfar setelah berbuat dosam dan bersyukur di saat mendapat nikmat.
  45. Orang beriman disenangi orang lain. Tidak ada kebaikan apapun pada orang lain yang tidak menyenangi dan tidak disenangi orang lain.
  46. Seorang sahabat bertanya : Apakah batas Akhlak yang baik? Imam Jakfar As-Shodqi menjawab : Perangai lembut, ucapan yang baik dan menemui saudaranya dengan air muka cerah ceria.
  47. Siapa yang lidahnya tidak berdusta, bersih amal perbuatannya, siapa yang baik niatnya, Allah menambah rezkinya, dan siapa yang bersikap baik terhadap sanak keluarganya, Allah akan memperpanjang umurnya.
  48. Malu adalah bagian dari imam dan tidak iman bagi orang yang tidak kenal malu.
  49. Barangsiapa yang merasa cukup dengan rizki yang diberikan Allah kepadanya, ia akan menjadi orang yang paling kaya.
  50. Seorang sahabat datang kepada Imam Jakfar As-Shodiq mengeluh karena rezki yang didapat dari usahanya selalu dirasa tidak mencukupi dan ingin mendapat lebih banyak lagi. Kepada Imam Jakfar orang itu berkata : “tolong berilah nasehat yang berguna bagiku”. Imam Jakfar menjawab : Jika yang cukup bagi anda itu dapat membuat anda merasa tidak membutuhkan yang lain lagi, maka kurang dari itu pun dapat membuat anda tidak membuat membutuhkan  tambahan. Akan tetapi jika apa yang cukup bagi anda itu tidak membuat anda merasa tidak membutuhkan tambahan lagi, maka berapapun banyaknya yang ada pada anda tidak akan membuat anda merasa tidak membutuhkan tambahan.
  51. Keadilan  jauh lebih sejuk daripada air yang diteguk oleh orang yang kehausan.
  52. Orang yang berfikir adil terhadap dirinya sendiri, ia akan puas melihat keadilan bagi orang lain.
  53. Kemuliaan orang beriman terletak pada kegiatannya bersembahyang malan (tahajud), dan kehormatan dirinya terletak pada kemandiriannya dari orang lain.
  54. Menggantungkan kebutuhan kepada orang lain akan menghancurkan harga diri dan melenyapkan perasaan malu. Tidak menggantungkan diri kepada apa yang ada di tangan orang lain merupakan kehormatan bagi seorang yang beriman yang patuh kepada agamanya. Tamak adalah kemiskinan yang tiada habis habisnya.
  55. Shodaqoh yang disukai Allah ialah yang bertujuan memperbaiki kerusakan masyarakat dan mendekatkan hubungan satu sama lain di saat mereka saling jauh menjauhi.
  56. Orang yang bergaul  dan tidak berbuat dzalim terhadap orang lain, tidak berkata dusta dan tidak menciderai janji, termasuk orang yang diinginkan kehadirannya, sempurna penampilannya, tampak keadilannya dan perlu dipererat persaudaraanya.
  57. Barangsiapa berambisi mengejar kekuasaan ia akan binasa.
  58. Siapa yang menanam benih permusuhan ia akan mengetam hasil-hasilnya.
  59. Marah adalah kunci segala keburukan. Siapa yang tidak dapat menahan amarahnya ia tidak mampu menguasai pikirannya.
  60. Iri hati menggerogoti iman, sama halnya dengan api menghanguskan kayu bakar.
  61. Kedunguan adalah perangai orang jahat, menindas yang di bawahnya dan membongkok di depan orang yang diatasnya.
  62. Orang yang gemar berdusta, Allah menambah kejelekan dengan penyakit lupa.
  63. Hati-hatilah jangan sampai lidah kalian tergelincir, karena akibatnya pahit getir.
  64. Imam Abu Hanifah (Hanafi) merasa kagum melihat Imam Jakfar As-Shodiq sangat rajin bersembahyang, ia berkata : Hai Abu Abdullah (nama panggilan Imam Jakfar), alangkah rajinnya anda ini bersembahyang ! Imam Jakfar menyahut : “Hai Nu’man (nama asli Imam Abu Hanifah), tidaklah anda mengetahui bahwa Sholat itu merupakan qurban (taqqarub) bagi setiap orang yang bertakwa, dan bahwa ibadah haji itu merupakan jihad bagi orang yang lemah?  Segala sesuatu perlu dibersihkan, dan membersihkan badan ialah berpuasa. Ketahuilah, bahwa amal perbuatan yang afdhal ialah sabar menantikan datangnya kegembiraan dari Allah. Berdoa tanpa berusaha sama dengan melempar panah tanpa busur. Hai Nu’man, ingatlah selalu yang kukatakan itu.
  65. Aku bersumpah demi Allah bahwa tiga hal pasti benar, yaitu : (1) Harta kekayaaan tidak akan berkurang karena shodaqoh dan zakat. (2) Orang yang diperlakukan Dzalim tetapi ia tidak membalas, sekalipun mampu, Allah pasti akan memberikan kedudukan mulia  kepadanya. (3) Orang yang membuka pintu hatinya hingga gemar meminta minta kepada orang lain, Allah akan membukakan kemiskinan baginya.
  66. Orang yang sombong  tidak akan mendapat pujian baik. Penipu tidak akan banyak mendapatkan sahabat. Orang yang berkelakuan buruk tidak akan menjadi terhormat. Orang yang tidak kikir tidak akan kehilangan silaturahmi. Orang yang gemar mengejek-ejek tidak dapat dipercaya persahabatannya. Orang yang hanya sedikit mendalami ilmu agama tidak akan sanggup menetapkan keputusan hukum. Tukang mempergunjingkan orang tak akan selamat. Orang yang iri hati tidak akan pernah merasa tentram. Orang yang suka menghukum orang lain atas dasar kesalahan kecil, tidak akan dapat bertindak lurus. Orang yang sedikit berpengalaman dan membanggakan pendapatnya sendiri tidak pantas menjadi pemimpin.
  67. Orang bodoh yang dermawan lebih baik daripada orang beribadah tapi kikir.
  68. Siapa yang menuntut bukan haknya ia patut diberi apapun juga.
  69. Pemaaf tang terbaik ialah yang sebenarnya sanggup membalas. Yang paling kurang akal fikirannya ialah orang yang Dzalim terhadap bawahannya dan  menolak permintaan maaf orang lain.
  70. Janganlah buru buru memberi nasehat, dan janganlah engkau berfikir ceroboh.
  71. Tiga hal dapat menimbulkan kebencian dan permusuhan, yaitu : Kemunafikan, Kecongkakan dan Kedzaliman.
  72. Ada tiga soal yang baru dapat diketahui dalam tiga keadaan yaitu : (1) Orang yang sabar baru dapat diketahui di saat ia marah. (2) Seorang pemberani baru dapat diketahui di saat peperangan. (3) Teman Sejati baru dapat diketahui di saat saudaranya membutuhkan pertolongannya.
  73. Seseorang akan tetap menjadi munafik sekalipun ia sholat dan puasa, yaitu orang yang : jika berkata ia bohong, jika berjanji ia ciderai, dan bila dipercaya  dia berkhianat.
  74. Hati-hatilah terhadap tiga macam orang : Penghianat, orang Dzalim dan tukang adu domba; karena pada suatu saat si pengkhianat akan mengkhianatimu, si dzalim akan berbuat dzalim terhadap dirimu, dan si tukang adu domba akan mengadu domba engkau dengan orang lain.
  75. Ada tiga jenis istri : Ada yang menguntungkan dirimu, ada yang menguntungkan dan merugikan dirimu, dan adapula yang merugikan dirimu. Yang menguntungkan dirimu ialah gadis. Yang menguntungkan dan merugikan dirimu ialah janda tak beranak. Yang merugikan dirimu ialah janda yang membawa anak dari bekas suaminya.
  76. Ketentraman terdapat di dalam tiga hal : Istri yang serasi, anak yang patuh dan sahabat yang tulus.
  77. Penguasa yang terbaik ialah yang memiliki tiga sifat : Kasih sayang, penyantun dan adil.
  78. Orang yang berakal sehat tidak akan meremehkan orang lain, dan yang tidak boleh diremehkan ada tiga : Ulama, Umara (Penguasa) dan sahabat. Orang yang meremehkan ulama akan rusak penghayatan agamanya, yang meremehkan penguasa akan rusak urusan dunianya, dan yang meremehkan sahabat akan rusak pandangan pikiranya.
  79. Tiga hal mutlak dibutuhkan setiap orang : Keamanan, Keadilan dan Kesejahteraan.
  80. Tiga macam yang mengeruhkan kehidupan, yaitu : Penguasa yang Dzalim, tetangga yang buruk dan istri yang gemar mengumpat.
  81. Siapa yang menuntut tiga soal yang bukan haknya ia tidak memperoleh apapun juga : (1) Barangsiapa menuntu keduniaan yang bukan haknya ia akan kehilangan urusan akhiratnya. (2) Barangsiapa menuntu kepemimpinan tanpa hak ia tidak akan ditaati orang. (3) Siapa yang menuntut harta kekayaan tanpa hak ia akan kehilangan hartanya.
  82. Seseorang yang terhindar dari tiga macam keburukan ia akan selamat semua segi kehidupannya : Menghindari perkataan buruk, tingkah laku buruk dan  perbuatan buruk.
  83. Tiga kewajiban utama seorang anak terhadap ayah ibunya : (1) Dalam keadaan apapun ia wajib berterimakasih kepada kedua orang tuanya. (2) Ia wajib  mentaati perintah dan larangan ayah ibunya dalam hal yang tidak bertentangan dengan agama Allah. (3) Mengindahkan nasihat ayah ibunya, baik di depan maupun dibelakang mereka berdua.
  84. Orang yang tidak memiliki tiga macam sifat utama, iman tak berguna baginya.  Tiga sifat itu adalah  : Kesabaran menghadapi orang bodoh, kesucian hidup yang menjauhkan dirunya dari perbuatan yang dilarang oleh agama, dan akhlak yang menyenangkan orang banyak.
  85. Iman seseorang tidaklah sempurnah sebelum ia mempunyai tiga sifat : menguasai ilmu agama, hidup secara baik dan sederhana, dan tabah serta sabar dalam menghadapi musibah.
  86. Syukurilah nikmat Allah yang diberikan kepadamu, dan berilah kenikmatan kepada orang yang berterima kasih kepadamu. Nikmat yang kauterima tak akan lenyap bila kau syukuri, dan pasti tak lestari bila kau ingkari.
  87. Adalah lemah orang yang tidak menghadapi cobaan dengan sabar, menghadapi nikmat dengan syukur, dan menghadapi kesukaran dengan mengharapkan kemudahan.
  88. Yang paling bermanfaat bagi kebaikan seseorang ialah kediniannya menyadari kekurangan dirinya. Beban yang terberat ialah menyembunyikan kesesengsaraan. Kesulitan yang paling besar ialah memberi nasehat kepada orang yang tidak mau menerimanya. Jiwa  yang paling segar ialah yang tidak mengandalkan pertolongan orang lain.
  89. Engkau harus bersikap jujur terhadap sehabat karibmu, karena mereka itu adalah pengawal di waktu senang dan penolong di waktu susah.
  90. Bentuk maaf yang baik ialah tidak menyalah-nyalahkan orang yang berbuat kekeliruan, dan bentuk sabar yang terbaik ialah yang tidak dibarengi dengn keluh kesah.
  91. Di antara bentuk-bentuk perangai orang yang bodoh ialah : Menjawab sebelum mendengar, menentang sebelum faham dan memutuskan sesuatu tanpa pengetahuan.
  92. Rahasiamu adalah bagian dari darahmu, karenanya janganlah kau alirkan ke saluran yang bukan saluranmu, Ingatlah bahwa dadamu lebih luas dari rahasiamu.
  93. Seumpama orang yang berperangai buruk sadar bahwa ia disiksa oleh perangainya sendiri, tentu cepat cepat berusaha memperbaikinya.
  94. Ujilah sahabatmu disaat engkau mendapat nikmat baru atau di saat engkau ditimpa musibah.
  95. Barangsiapa menguji sahabatnya lebih dulu sebelum menaruh kepercayaan, dan menaruh kepercayaan lebih dulu sebelum erat bergaul, maka janganglah menyesal kalau persahabatannya itu akan melahirkan kekecewaan.
  96. Orang yang memaksakan pendapatnya kepada orang lain, sesungguhnya ia berdiri di lereng terjal.
  97. Hutang membuat sedih di malam hari dan membuat hina di siang hari.
  98. Patuhilah orang tua kalian, pasti kalian akan dipatuhi oleh anak-anak kalian. Janganlah mengincar istri orang lain agar istri kalian tidak diincar orang lain.
  99. Betapa sering terjadi, sabar sejenak mendatangkan kesenangan banyak dan lama ; betapa sering terjadi, kesenangan sejenak mendatangkan kesedihan banyak dan lama.
  100. Termasuk sikap durhaka jika orang yang berkendaraan berkata kepada pejalan kaki : “Hai Minggi!”
  101. Dalam kesempatan lain kepada muridnya Imam Jakfar Ash-Shodiq berkata : “Janganlah ada diantara kalian yang suka berbicara tentang urusan orang lain hingga lupa dan meninggalkan urusannya sendiri. Ketahuilah, bahwa orang yang berbicara mengenai soal yang bukan pada tempatnya dapat mendatangkan kesalahan bagi dirinya sendiri. Janganlah diantara kalian ada yang suka berbantah dengan orang yang berhati lembut, atau dengan orang yang berperangai buruk. Berdebat dengan orang yang berhati lembut akan membuatknya menjauhkan diri, dan berdebat dengan orang yang berperangai buruk akan membuatnya lebih buruk lagi. Ingatlah kebaikan sahabat yang tidak berada di depanmu sebagaimana engkau ingin diingat kebaikanmu olehnya di saat engkau tidak berada di depannya. Berbuatlah sesuatu dengan sadar, bahwa jika perbuatan itu baik akan mendatangkan kebajikan dan jika perbuatan itu buruk akan mendatangkan kemudharatan.
  102. Hendaklah kalian tetap bertakwa kepada Allah dan hidup bersaudara satu sama lain, saling cinta mencintai, saling berkasih sayang, saling berkunjung dan saling bertemu.
  103. Hati-hatilah jangan sampai kalian berbuat dzalim, karena doa orang yang diperlakukan secara dzalim naik langsung ke langit (yaitu langsung dikabulkan Allah).
  104. Orang yang tidak memperdulikan urusan kaum muslimin bukanlah Muslim. Rasulullah SAW telah bersabda: “Barangsiapa yang tidak memperhatikan urusan kaum Muslimin ia bukan dari mereka. Barangsiapa mendengar orang menyerukan kepentingan kaum muslimin dan tidak menyambutnya, ia bukan seorang muslim”.
  105. Shodaqoh yang sangat disukai Allah ialah : memperbaiki masyarakat bila mereka saling berbuat kerusakan, dan memperdekatkan mereka bila saling jauh menjauhi.
  106. Orang yang beriman ialah orang yang baik mata pencahariannya, sehar hati nuraninya, baik budi pekertinya, menginfakkan kelebihan hartanya, menahan kelebihan ucapannya, tidak berbuat buruk terhadap orang lain dan berlakuk adii terhadap terhadap dirinya sendiri.
  107. Orang beriman ialah orang yang memberi pertolongan baik kepada orang lain, tidak memberatkan beban orang lain, mengatur penghidupannya dengan baik dan tidak terjerumus dua kali dalam satu liang.
  108. Apa yang menjadi hak Allah janganlah kalian jadikan hak manusia. Apa yang menjadi hak Allah adalah untuk Allah, sedangkan apa yang menjadi hak manusia tidak akan naik ke hadirat Ilahi.
  109. Hendaklah kalian berhati-hati jangan sampai bermusuh-musuhan, karena rasa permusuhan tidak menentramkan hati dan menumbuhkan kemunafikan. Ingatlah, barangsiapa menanam benih permusuhan ia akan mengetam hasilnya, dan barangsiapa tidak dapat mengekang amarahnya ia tidak akan sanggup menguasai akal fikirannya.
  110. Barangsiapa membalas kejahatan dengan kejahatan yang sama berarti ia merasa puas dengan meniru perbuatan orang jahat.
  111. Ayahku berkata : Apakah ada yang lebih jahat dari nafsu amarah? Orang yang telah dikuasai oleh nafsu amarah dapat merenggut nyawa manusia, hal yang dilarang keras oleh Allah, dan iapun dapat menuduh perempuan suci berbuat zina.
  112. Hati-hatilah menghadapi nasfu kalian sebagaimana kalian menghadapi musuh. Tidak ada musuh yang paling berbahaya selain menuruti hawa nafsu dan mengumbar lidah.
  113. Hormatilah orang yang menghormati dirimu. Terhadap orang yang tidak menghargai dirimu hendaknya engkau menghargai dirimu sendiri.
  114. Tidak ada yang lebih baik daripada diam, tidak ada musuh yang paling berbahaya selain kebodohan, dan tidak ada penyakit yang lebih parah daripada dusta.
  115. Orang beriman ialah yang dicintai orang lain. Tak ada kebaikan apapun bagi orang yang tidak mencintai dan tidak dicintai orang lain.
  116. Barangsiapa yang berakal ia beragama dan barangsiapa beragama ia masuk syurga.
  117. Bila engkau mendengar saudaramu mengatakan sesuatu yang tidak menyenangkan dirimu, janganlah engkau menggerundel. Jika yang dikatakannya itu benar berarti dosamu telah ditebus, tetapi jika apa yang dikatakannya itu tidak benar maka engkau telah memperoleh kebajikan tanpa amal.
  118. Orang yang membersihkan dirinya dari tiga perkara akan memperoleh tiga perkara : Bersih dari kejahatan memperoleh kehormatan. Bersih dari kesombongan memperoleh kemuliaan. Bersih dari kefakiran akan memperoleh penghargaan.
  119. Tiga perkara mendatangkan kebencian : Kemunafikan, ketakaburan dan kezaliman.
  120. Penyakit yang merusak iman ialah : Iri hati, takabur, dan membanggakan diri.
  121. Suatu ummat tidak dipandang adil jika ia belum mengembalikan hak orang yang lemah dari perkosaan orang kuat.
  122. Celakalah suatu ummat yang tidak mengindahkan amar ma’ruf dan nahi mungkar (memerintahkan amal kebajikan dan mencegah keburukan).
  123. Tiga hal yang menghambat usaha mencapai keutamaan : lemah tekad, lemah pendapat, dan tidak kenal malu.
  124. Barangsiapa yang dikaruniai tiga perkara ia telah menjadi orang kaya : Merasa cukup dengan apa yang telah diterima, tidak mengharapkan apa yang berada ditangan orang lain, dan meninggalkan yang tidak diperlukan.
  125. Bila engkau melihat ada orang yang mencari-cari kesalahan orang lain dan melupakan kesalahan sendiri, maka ketahuilah bahwa orang itu sesungguhnya menipu diri sendiri.
  126. Ada tiga lapisan masyarakat yang dapat menjadi tulang punggung kekuasaan, yaitu : lapisan yang selalu menginginkan kebaikan, ini merupakan keberkahan bagi kekuasaan itu. Lapisan yang ingin memperoleh perlindungan bagi apa yang ada di tangannya, ini tidak terpuji dan tidak tercela, tetapi lebih dekat kepada tercela. Lapisan yang menyukai keburukan, ini sungguh-sungguh tercela, baik lapisan itu sendiri maupun kekuasaan yang bersandar padanya.
  127. Setiap masyarakat membutuhkan tiga hal, yang jika tidak terdapat di dalamnya masyarakat itu akan menjadi biadab, yaitu : orang-orang yang sholeh yang hidup zuhud, penguasa yang baik dan ditaati, serta dokter yang berpengalaman dan terpercaya.
  128. Kawan terdiri dari tiga macam : kawan yang menyenangkan engkau dengan pribadinya, kawan yang menyenangkan engkau dengan hartanya; dua-duanya itu adalah kawan yang benar-benar  berjiwa persaudaraan. Yang ketiga adalah kawan yang hanya ingin mendapatkan sesuatu darimu atau hendak menggunakan dirimu untuk memperoleh kenikmatan, Kawan seperti itu janganglah kau percayai.
  129. Jika engkau ingin mengetahui seberapa jauh kejujuran dan kesetiaan kawanmu, maka marahilah dia. Jika ia tetap bersahabat denganmu, ia benar-benar kawanmu.
  130. Percayalah kepada Allah seolah-olah engkau melihat-Nya. Jika engkau tidak dapat melihat-Nya. Ia selalu melihatmu. Kalau engkau berfikir bahwa Allah tidak melihatmu maka engkau telah menjadi kafir. Kalau engkau mengerti Allah melihatmu tetapi masih berani berbuat maksiat terhadap-Nya, berarti engkau telah meremehkan-Nya.
  131. Tuntutlah ilmu dan jadikanlah ia hiasan hidup bersama dengan sikap arif dan rendah hati. Janganlah sekali-kali kalian menjadi ulama (ilmuwan) yang congkak, karena dengan demikian kebenaran yang ada pada kalian akan dilenyapkan oleh  kebatilan sikap kalian.
  132. Bila seorang beriman marah, marahnya tidak sampai mengeluarkan dirinya dari kebenaran, dan jika ia merasa puas, kepuasannya tidak sampai menjerumuskannya kedalam kebatilannya.
  133. Srigala yang paling  buas pun tidak lebih membahayakan kambing yang terpisah dari pengembalaannya daripada bahayanya seorang yang mengincar kehormatan dan harta kekayaan milik orang lain.
  134. Hendaklah kalian bertakwa kepada Allah dalam menghadapi dua makhluk yang lemah, yaitu anak yatim dan wanita.
  135. Kepada Al-Mufaddhal bin Zaid, Imam Jakfar Ash-Shodiq berkata : Engkau kucegah jangan sampai mempunyai dua macam sifat yang dapat menghancurkan kebesaran martabat, yaitu berbuat bakhil terhadap Allah dan memberikan fatwa tentang sesuatu yang tidak kau ketahui.
  136. Orang yang telah tiga kali marah kepadamu tetapi ia tidak berkata buruk tentang dirimu dengan orang lain, jadikanlah ia sahabat karibmu. Barangsiapa yang menginginkan temannya tetap baik kepadanya, janganlah ia mengejeknya, janganlah ia bersenda gurau dengannya dan jangan menciderai janji kepadanya.
  137. Janganlah engkau bergaul dengan orang yang berperangai buruk, sebab jika ia hendak mendatangkan manfaat bagimu ternyata ia malah mendatangkan madharat. Jangan engkau bergaul dengan pendusta, sebab perkataannya seperti fatamorgana, mendekatkan yang jauh kepadamu dan menjauhkan yang dekat darimu. Janganlah engkau bergauk dengan orang fasik, sebab ia kan menjualmu dengan sepotong roti. Janganlah engkau bergaul dengan orang kikir, sebab ia tidak mau menolongmu di saat engkau membutuhkan pertolongannya. Janganlah egkau bergaul dengan seorang pengecut, sebab itu akan menyerahkan dirimua kepada musuh.
  138. Ada tiga orang yang harus kamu kasihani, yaitu orang kaya yang jatuh miskin, orang terhormat jatuh menjadi hina, dan orang yang alim yang dipermainkan orang-orang bodoh.
  139. Apabila Allah menghendaki kebaikan bagi suatu ummat, mereka dikaruniai seorang penguasa yang hatinya penuh kasih kasih sayang dan para pembantunya bersikap adil.
  140. Hafsh bin Abul Bakhtary menceritakan sebagai berikut : Pada suatu hari di saat aku sedang berada di rumah Abu Abdullah (imam Jakfar) datanglah seorang menemuinya. Ketika itu Abu Abdullah bertanya kepadaku. “Apakah anda mencintai dia?” Aku menjawab” “Ya, tentu”. Ia lalu berkata : “Benar, tak ada alasan untuk tidak mencintainya, sebab ia adalah saudaramu, sekutumu dalam agama dan penolongmu dalam menghadapi musuh; lagi pula rezkinya tidak berada di tanganmu.
  141. Hendaklah kalian berhati-hati melihat wanita, sebab hal ini dapat menanamkan nafsu syahwat di dalam hati dan dapat menjerumuskan orang kedalam fitnah. Bahagialah orang-orang yang ketajaman pandagannya berada di dalam hatinya bukan pad matanya.
Sumber :

Sejarah Hidup Imam Jakfar As-Shodiq RA, HMH Al Hamid Al Husaini, Semarang : Toha Putra, 1985, hlm 70 – 85.