Senin, 23 Februari 2015

HUBUNGAN NASAB AHLUL BAIT DAN PARA SAHABAT RASULULLAH SAW (Bukti jika keturunan Ahlul Bait memiliki darah para sahabat)

Bismillahirrohmanirrahim.........

Salah satu yang menyebabkan kecintaan seorang Ahlul Bait (Keluarga Nabi Muhammad SAW) kepada para Sahabat Rasulullah SAW adalah karena adanya hubungan nasab yang kuat. Sahabat, bagi para Ahlul Bait merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan dalam hidup mereka, jadi kalau ada Sahabat yang “disakiti” tentu itu sama saja menyakiti Ahlul Bait itu sendiri. Seorang Ahlul Bait sejati tentu akan mencintai para Sahabat Nabi yang kita ketahui jumlahnya ribuan, lebih khusus lagi kepada Khalifah pengganti Rasulullah SAW seperti Sayyidina Abu Bakar As-Siddiq Ra, Sayyidina Umar bin Khattab Ra, Sayyidina Usman bin Affan Ra dan juga kakek mereka sendiri yaitu Sayyidina Ali KWA dan juga beberapa Sahabat yang dijamin masuk Syurga oleh Allah SWT. Seorang Pecinta Ahlul Bait atau Ahlul Bait itu sendiri tentu didalam hidupnya akan selalu memuliakan dan mencintai para Sahabat Rasulullah SAW dengan sebenar-benarnya cinta karena Allah dan Rasul-Nya.

Ahlul Bait dan Para Sahabat sejak dahulu bahu membahu dalam menegakkan dakwah Islamiah, sehingga sangatlah ironis jika saat ini kami mendengar ada beberapa fihak yang coba-coba mengkritik keberadaan Sahabat Rasulullah SAW. Langkah mengkritik atau bahkan mencela sangatlah tidak etis apalagi jika itu dilakukan orang yang mengaku dirinya Islam, apalagi jika itu ditujukan kepada orang-orang yang sangat dicintai Rasulullah SAW. Apapun alasannya, ketika kita sudah berani mempermasalahkan kredibilitas para sahabat, maka menurut kami hal seperti itu sangatlah tidak bijak, mengingat perjuangan para Sahabat Rasulullah SAW dahulu begitu luar biasanya, suka dan duka mereka alami bersama dengan Rasulullah SAW. Jika kita baca beberapa biografi mereka, kami rasa mereka yang membacanya akan menangis ketika mengetahui betapa beratnya perjuangan para Sahabat tersebut. Jadi sangatlah wajar jika umat Islam pada saat ini mencintai para Sahabatnya Rasulullah SAW.

Ahlul Bait  atau Keluarga Nabi sendiri sangat menghormati keberadaan para Sahabat. Begitu cintanya mereka kepada sahabat, sampai-sampai keturunannyapun banyak memakai nama para Sahabat. Tidak itu saja, bahkan Ahlul Bait banyak yang mengikat tali kekerabatan melalui pernikahan melalui keturunan para Sahabat. Adanya fakta ini tentu semakin menunjukkan bagaimana kuatnya hubungan antara Ahlul Bait dengan Sahabat. Mereka tidak terpisahkan, mereka saling mencintai, mereka juga saling dukung mendukung dalam menegakkan dakwah Islamiah, memisahkan antara Ahlul Bait dengan para sahabat sama seperti menceraiberaikan sebuah keluarga besar yang utuh. Oleh karena itu menurut kami, jika para sahabat yang begitu mulia ada yang mengkritik atau mencelanya, maka kami rasa sikap seperti itu sebaiknya segeral ditinggalkan, karena jika sikap seperti ini masih dilakukan, maka apakah itu tidak menyakiti hatinya Rasulullah SAW?

Untuk membuktikan jika Ahlul Bait dan Sahabat itu memiliki hubungan yang tidak terpisahkan, dibawah ini akan kami uraikan, bagaimana sebenarnya hubungan mereka. Semua sumber penulisan kami kutif dari penulis-penulis Ahlul Bait yang bisa dipertanggungjawabkan kredibilitasnya yang diantaranya Sayyid Bahruddin bin Abdurrozaq Azmatkhan, HMH Al Hamid Al Husaini, dll.

Kami mulai dari Rasulullah SAW dimana beliau telah menikahi anak dari sahabat beliau yang bernama Sayyidah Aisyah binti Abu Bakar As-Shiddiq. Dari pernikahan ini  Rasulullah SAW tidak mempunyai anak. Sayyidah Aisyah adalah salah satu istri yang sangat disayang Rasulullah SAW, dari beliau ini kelak akan banyak riwayat-riwayat Hadist. Sayyidah Aisyah jelas wanita yang mulia, oleh karena itu jika ada fihak-fihak yang mengkritik beliau dalam beberapa peristiwa seperti perang Jamal, menurut kami itu adalah sikap yang tidak pantas, karena beliau ini adalah Ummul Mukminin. Peristiwa Perang Jamal adalah sebuah peristiwa yang didalamnya banyak terjadi pengkhianatan yang dilakukan Kaum Munafik yang menyebabkan terjadi perang tersebut. Fakta menunjukkan setelah perang Jamal antara Sayyidina Ali dan Sayyidah Aisyah tetap terjalin hubungan yang baik, begitu juga Sayyidah Aisyah tidak pernah didalam hidupnya membenci Sayyidina Ali. Oleh karena itu kami sendiri merasa sedih dan tidak habis fikir jika ada fihak-fihak yang secara tega berani mendeskriditkan Ummul Mukminin seperti Sayyidah Aisyah ini.

Disamping mengikat kekerabatan dengan Sayyidina Abu Bakar, Rasulullah SAW juga mengikat kekerabatan dengan Sayyidina Usman dengan menikahkan kedua anak beliau  yang bernama  Ruqayyah binti Rasulullah SAW dan dari pernikahan ini Sayyidina Usman mendapat anak Abdullah. Setelah Ruqayyah Wafat Sayyidina Usma kemudian menikah dengan Ummu Kaltsum binti Rasulullah SAW. Sayyidina  Usman adalah sosok Sahabat yang sangat dicintai Rasulullah SAW, begitu cintanya Rasulullah, bahkan sampai dua kali Sayyidina Usman dinikahkan dengan anak beliau. Sayyidina Usman adalah sosok yang wara’ dan terkenal sangat pemalu. Pada saat rumah beliau dikepung kaum Munafik beliau lebih memilih berdiam didalam rumah dan beliau juga mengingatkan kepada sahabatnya untuk tidak menumpahkan darah ditanah Suci hanya karena untuk membela beliau, padahal beliau saat itu adalah seorang Khalifah. Sikap beliau sendiri terkenal dermawan dan rendah hati, sehingga bagi kami pantaslah jika beliau ini dijadikan menantu oleh Rasulullah SAW.

Jelaslah dengan adanya kekerabatan yang dilakukan oleh Rasulullah SAW ini semakin menambah kuat ikatan persaudaraan antara Keluarga Rasulullah SAW dengan para Sahabat.

Setelah Rasulullah SAW wafat, maka kemudian Ahlul Bait Rasulullah SAW yaitu Sayyidina Ali dan istrinya Sayyidina Fatimah Az-zahra  terus melakukan ikatan atau hubungan dengan para sahabat melalui para anak cucu dan keturunan-keturunan mereka.

A. Kami mulai dari Sayyidina Ali KWA yang merupakan menantu Rasulullah SAW :
  • Sayyidina Ali KWA mempunyai istri Sayyidah Fatimah Azzahra binti Rasulullah SAW mempunyai anak :
  1. Al Husain
  2. Al Hasan
  3. Muhsin/Muhassin
  4. Zaenab Al Kubro (Skrikandi Perang Karbala)
  5. Ummu Kultsum menikah dengan Umar Bin Khattab, dari pernikahan ini maka lahirlah Ruqayyah dan Zaid. Dari fakta pernikahan ini sudah jelas  menunjukkan jika Keberadaan Sayyidina Umar cukup dekat dengan Sayyidina Ali KWA, sangat tidak mungkin jika Sayyidina Ali mengangkat Sayyidina Umar menjadi menantu hanya karena ketakutan, sangat tidak mungkin! apalagi Sayyidina Ali adalah seorang Pemberani, Pendekar dan terkenal akan Kehebatannya akan ilmunya. Sudah tentu dinikahkannya sayyidina Umar dengan Ummu Kultsum karena kemuliaan seorang Sayyidina Umar. Kenapa Sayyidina Umar begitu sangat berhasrat ingin menikah dengan anak Sayyidina Ali? Itu karena beliau pernah mendengar  bahwa Rasulullah SAW mengatakan bahwa pada hari kiamat nanti bahwa  semua ikatan dan nasab akan terputus, selain ikatan dan nasabku (Ahlul Bait). Inilah alasan Sayyidina Umar! Karena adanya ikatan nasab. Sayyidina ingin sekali menjadi bagian penting dari Keluarga Nabi sehingga sampai-sampai setelah beliau menikah dengan Ummu Kultsum beliau mengumumkan hal tersebut kepada Kaum Muslimin untuk mengucapkan selamat kepada beliau karena Sayyidina Umar sudah menjadi keluarganya Sayyidina Ali dan sudah menjadi bagian keluarganya Rasulullah SAW, memang tidak ada kegembiraan seorang muslim pada saat itu melebihi bahagianya Sayyidina Umar yang juga menjadi bagian keluarga yang mulia ini.  Dan sudah tentu Ummu Kultsumpun ridho akan pernikahan ini, dan sudah pasti Sayyidina Ali juga tidak akan pernah memaksa pernikahan ini, karena beliau adalah tipe orangtua yang sangat memahami keinginan anaknya, toh setelah Sayyidina Umar, kemudian Ummu Kultsum kemudian menikah dengan Aun bin Jakfar, setelah Aun meninggal Ummu Kaltsum menikah dengan Muhammad Jakfar dan setelah Muhammad Jakfar Ummu Kultsum menikah lagi dengan saudara Muhammad dan Aun yaitu Abdullah.
  • Setelah wafat Sayidah Fatimah Azzahra, Sayyidina Ali KWA menikah dengan Asma binti Umais dan mempunyai anak :
  1. Yahya
  2. Aun
  3. Muhammad
  • Sayyidina Ali KWA juga menikah dengan Khaulah binti Jakfar Al Hanafiah dan mempunyai anak :
  1. Muhammad Al Hanafiah
  • Sayyidina Ali KWA menikah Ummu Sa’id binti Urwah bin Mas’ud Ats-Tsaqofiah dan mempunyai anak :
  1. Ummul Hasan
  2. Ramlah Al Kubro
  • Sayyidina Ali  KWA  juga menikah dengan Laila binti Mas’ud Ad-Darimiyah dan mempunyai anak :
  1. Abdullah
  2. Muhammad
  3. Abu Bakar (beliau meninggal Syahid dalam Perang Karbala)
  • Sayyidina Ali KWA juga menikah dengan Ash-Shahab Ummu Habib binti Rabi’ah At-Taghlibiyah Al Wailiyah dan mempunyai anak :
  1. Umar Al Athraf
  2. Ruqoyyah
  • Sayyidina Ali KWA juga menikah dengan Umamah binti Abul Al Ash bin Ar-Rabi’ mempunyai anak :
  1. Muhammad Al Ausath.
  • Sayyidina Ali KWA menikah dengan  Ummul Banin binti Hizam bin Khalid Al Kilabiyah mempunyai anak :
  1.  Abu Bakar
  2. Al Abbas (meninggal Syahid dalam perang Karbala)
  3. Usman (meninggal Syahid dalam perang Karbala)
  • Sayyidina Ali juga menikah  dengan beberapa wanita dan kemudian mempunyai anak :
  1. Muhammad Al Asghor/(HMH Alhamid menulis nama lain dari beliau ini  Abu Bakar)
  2. Ummu Hani (HMH Al Hamid mencantumkan sebagai Ummu Sa’ad binti Urwah bin Mas’’ud   Ats-Taghlibiyah)
  3. Ruqayyah Ash Shugro
  4. Ramlah Ash Shugro
  5. Ummu Kultsum Ash Sughro (HMH Al Hamid mencantumkan sebagai Ummu Sa’ad binti Urwah bin Mas’’ud   Ats-Taghlibiyah)
  6. Jumanah
  7. Ummul Kiram (Fatimah)
  8. Ummul Jakfar
  9. Ummu Salamah
  10. Maimunah (HMH Al Hamid mencantumkan sebagai Ummu Sa’ad binti Urwah bin Mas’’ud   Ats-Taghlibiyah)
  11. Zainab Ash-Sughro (HMH Al Hamid menulis beliau sebagai anak dari Ummu Walad, seorang hamba sahaya milik Muhammad bin Aqil bin Abi Thalib)
  12. Khadijah
  13. Fathimah
  14. Umamah (Ummu Jakfar)
  15. Nafisah

Perlu diketahui bahwa pernikahan yang dilakukan Sayyidina Ali KWA dengan istri-istrinya diatas ini tidak dilakukan dalam satu waktu, pernikahan beliau tetap dilakukan dengan batasan Syar’i yaitu 4 istri, adapun jumlah istri beliau yang sekian ini ada yang dilakukan setelah beberapa istri beliau wafat. Dan yang perlu dicatat diatas bahwa beberapa anak Sayyidina Ali KWA ada yang memakai nama Sahabat, dan beberapa bahkan sampai harus meninggal Syahid karena terbunuh diperang Karbala Irak. Perlu juga diketahui bahwa diantara sekian banyak penulis kitab riwayat Ahlul Bait memang terdapat perbedaan jumlah anak dan juga perbedaan penulisan nama anak-anak dari Sayyidina Ali KWA ini, namun demikian adanya perbedaan tersebut tidaklah harus menjadi perdebatan yang berkepanjangan, karena masing-masing penulis itu mempunyai rujukan satu sama lain. Menurut hemat kami yang demikian ini justru semakin baik, karena data satu dengan data yang lain bisa saling melengkapi dan bisa saling mengkoreksi dan juga menambahkan.

Sudah jelas dengan adanya nama para Sahabat yang diberikan Sayyidina Ali kepada anak-anaknya membuktikan jika beliau sangatlah mencintai Sahabat-sahabat tersebut, terutama Sayyidina Abu Bakar, Sayyidina Umar dan Sayyidina Usman, dan ini dibuktikannya dengan memberikan nama mereka kepada anak-anak beliau yang diantaranya kemudian menjadi “bunga” bagi keturunan Bani Hasyim dalam perang Karbala.
Setelah kita mengetahui bawa Sayyidina Ali KWA sangat mencintai Sahabat, maka dibawah ini kita juga akan melihat bagaimana hubungan tersebut juga diteruskan oleh anak-anaknya. Mari kita lihat satu persatu.

B. Kita mulai dari Sayyidina Hasan bin Ali KWA
  • Sayyidina Hasan menikah dengan Ummu Kultsum bin Al Fadhl bin Abbas
  • Sayyidina Hasan menikah dengan Khaulah Al Fazaziyah mempunyai anak :
  1. Hasan Al Mutsanna
  • Sayyidina Hasan menikah dengan Ummu Basyir binti Abu Mas’ud Al Badri mempunyai anak :
  1. Ummul Hasan
  2. Ummul Husain
  3. Zaid 
  • Sayyidina Hasan menikah dengan Ummu Ishaq binti Tholhah bin Ubaidhillah mempunyai anak :
  1. Tolhah (terbunuh Syahid dalam perang Karbala). Sudah jelas adanya fakta ini menunjukkan bahwa Sayyidina Hasan sangat mencintai Sahabat Tholhah bin Ubaidhillah, padahal kami sering mendapati nama beliau yang sering dikritik oleh beberapa fihak, padahal jelas-jelas beliau itu adalah mertua dari Sayyidina Hasan. Tidaklah mungkin Sayyidina Hasan menikahi anak beliau kalau tidak bukan karena kemuliaan beliau itu. Yang juga cukup mengagetkan anak Sayyidina Hasan ini bahkan ikut berperang dalam perang Karbala hingga mengakibatkan beliau gugur. Sayyidina Tolhah bin Hasan bin Ali jelas satu dari pahlawan karbala yang sangat berjasa dalam membela Sayyidina Husein ketika perang karbala terjadi.
  • Sayyidina Hasan menikah dengan Ja’dah binti Al A’masy bin Qois
  • Sayyidina Hasan menikah dengan Aisyah Al Khats’amiyah
  • Sayyidina Hasan menikah dengan beberapa wanita dan mempunyai anak :
  1. Abu Bakar (Terbunuh pada saat perang Karbala).
  2. Umar (Terbunuh pada saat perang Karbala)
  3. Al Qosim
  4. Abdullah
  5. Fatimah
  6. Ummu Salamah
  7. Ruqayyah
  8. Jakfar
  9. Ahmad
  10. Ya’qub
  11. Aqil
  12. Hamzah
  13. Ismail  

Sekali kami tegaskan bahwa sama seperti ayahnya bahwa Sayyidina Hasan menikahi beberapa wanita dalam kurun waktu yang berbeda, artinya bahwa beliau tetap memegang teguh Syariah bahwa batasan seorang istri yang  tetap empat, sehingga pernikahan yang terjadi itu, dilakukan setelah beberapa istrinya wafat. Dan lagi-lagi keberadaan Sahabat Rasulullah SAW dijadikan nama untuk anak-anak beliau, dan subhanallah......, ajaibnya nama-nama tersebut Meninggal Syahid pada waktu Tragedi Perang Karbala.

C. Bagaimana dengan Sayyidina Husein ?

Mari kita lihat tentang Sayyidina Husein dan istri serta anak-anaknya itu :
  • Sayyidina Husein menikah dengan Laila binti Abu Murrah Atsaqafiah dan mempunyai anak :
  1. Ali Al Akbar (terbunuh Syahid dalam perang Karbala)
  • Sayyidina Husein menikah dengan Ummu Ishaq binti Thalhah bin Ubaidhillah. Ummu Ishaq sebelumnya adalah Istri Sayyidina Hasan dan sepeninggal Al Hasan dinikahi oleh Al Husaini dan mempunyai anak :
  1. Fatimah. Sekali lagi kedudukan Ummu Ishaq yang merupakan anak dari Sahabat Tholhah dijadikan bagian keluarga besar  keluarga yang mulia ini. Dua kali Ummu Ishak dinikahi cucu Nabi Muhammad SAW ini, tentu itu dikarenakan kedudukan ayahnya yang cukup mulia dimata Sayyidina Hasan atau Sayyidina Husein.
  • Sayyidina Husein menikah dengan As-Sulafah Al Qhada’iyah dan mempunyai anak :
  1. Ja’far
  • Sayyidina Husein menikah dengan Ar-Rabbab binti Umruul Qois Al Kalbiyah dan mempunyai anak :
  1. Sukainah
  2. Abdullah (meninggal syahid dalam perang karbala)
  • Sayyidina Husein menikah dengan Asma binti Atharid bin Hajib. Dahulunya Asma adalah istri Ubaidhillah bin Umar bin Al Khattab. Setelah Ubaidhillah wafat kemudian Asma diperistri oleh Al Husein.
  • Sayyidina Husein menikah dengan Putri  Yazdajird, Seorang Raja Persia. Nama lain dari istri Sayyidina Husein ini adalah Syahrabanu, Ghazalah,  Syah Zanan. Dari pernikahan ini Sayyidina Husein mempunyai anak :
  1. Ali Zainal Abidin/As-Sajjad. Beliu inilah satu-satunya anak Sayyidina Husein yang berhasil lolos secara dramatis dan menakjubkan dari pembantaian medan karbala. Dari nasab beliau inilah kelak akan lahir keturunan Ahlul Bait yang menyebar ke Seluruh Dunia.
  • Sayyidina Husein menikah dengan beberapa wanita dan melahirkan anak :
  1. Abu Bakar (terbunuh Syahid dalam perang karbala)
  2. Umar (terbunuh Syahid dalam perang karbala)

Sama seperti ayah dan kakaknya, pernikahan Sayyidina Husein dilakukan dengan normal dan sesuai dengan Syariat Islam. Dalam nasab Sayyidina Husein ini lagi-lagi kita dihadapkan sebuah fakta yang mengejutkan, karena lagi-lagi karena kecintaan beliau kepada beberapa sahabat seperti Sayyidina Abu Bakar dan Umar,  beberapa anaknyapun dinamakan nama mereka, dan ajaibnya dan tentu karena takdir Allah,  anak beliau yang bernama Abu Bakar dan Umar meninggal syahid dalam perang Karbala. Allah sepertinya ingin menunjukan kepada kita bahwa dengan meninggalnya nama-nama tersebut, membuktikan jika kecintaan antara Sayyidina Husein kepada Sahabat telah “diabadikan” Allah dalam perang Karbala.

D. Setelah generasi Sayyidina Ali, Sayyidina Hasan dan Husein, maka kini kita beralih ke generasi selanjutnya. Kita mulai dari :

  • Sayyidina Hasan Al Mutsanna bin Hasan bin Ali yang mempunyai anak :
  1. Muhammad
  2. Abdullah
  3. Ibrahim
  4. Zainab (menikah dengan Al Walid bin Abdul Malik bin Marwan)
  5. Ummu Kultsum
  6. Jakfar
  7. Dawud
  8. Fatimah
  9. Ummul Qosim
  10. Mulaikhah
  • Sayyidina Zaid bin Hasan bin Ali mempunyai anak :
  1. Muhammad
  2. Hasan
  3. Nafisah
  • Sayyidina Ali Zaenal Abidin bin Husein bin Ali mempunyai anak:
  1. Muhammad Al Baqir
  2. Abdullah Al Bahir
  3. Hasan
  4. Husein Al Akbar
  5. Umar Al Asyraf
  6. Zaid Al Imam As-Syahid (meninggal Syahid)
  7. Al Husain Al Asghor
  8. Abdurrahman
  9. Sulaiman
  10. Ali Al Akbar
  11. Ali Al Asghor
  12. Al Qosim
  13. Muhammad Al Asghor
  14. Khadijah
  15. Fathimah
  16. Ummu Kaltsum
  17. Zainab

E. Hubungan Pernikahan Antara Keturunan Ahlul Bait dan Sahabat

Adapun bentuk pernikahan yang terjadi antara Keluarga Nabi Muhammad SAW dengan para Keturunan para Sahabat, menunjukkan bahwa Kafa’ah diantara keluarga besar Quraisy itu masih sangat terjaga antara Bani Hasyim dan Bani-bani lain yang merupakan keturunan Adnan melalui hubungan pernikahan. Pada masa-masa generasi Keluarga Sayyidina Ali KWA, terus sampai kepada generasi berikutnya Kafa’ah Quraish berlangsung dengan sangat baik. Terjadinya pernikahan Kafa’ah Quraish adalah sesuatu yang wajar mengingat jumlah keluarga Nabi Muhammad SAW yang pada masa itu  masih sedikit, lagipula Quraish juga masih merupakan Keluarga Besar dan Bani Hasyim yang merupakan leluhur Nabi Muhammad SAW. Pada masa itu jumlah Ahlul Bait menjadi sedikit apalagi pasca peristiwa Karbala. Namun setelah jumlah keluarga besar Ahlul Bait semakin banyak terutama setelah era keturunan Imam Jakfar Shoddiq, Imam Ali Al Uraidhi, Imam Musa Al Kadzim, dll,  dari keluarga Sayyidina Husain dan juga Imam Abdullah Al Mahdi dan Imam Hasan Mutsalist serta yang lain-lain menyebar ke berbagai belahan dunia, maka kafa’ah yang berlangsung adalah Kafa’ah Ahlul Bait dan ini terus berlangsung sampai sekarang. Bagaimana dengan keturunan Sayyidina Abu Bakar, Sayyidina Umar dan Sayyidina Usman dan beberapa sahabat lain?. Sampai saat ini mereka juga banyak yang menyebar di beberapa negara dan juga menyimpan dengan baik catatan nasab mereka. Bahkan ada pula yang ke negara Indonesia, salah satunya adalah guru dari Mbah Kholil Bangkalan yang bernama Syaikh Rahbini. Mereka juga banyak juga yang melakukan hubungan silaturahim dengan keluarga besar Ahlul Bait.

Adapun pernikahan secara Kafa’ah Quraish adalah sebagai berikut:

  • Pernikahan dengan Keturunan & Keluarga Sayyidina Abu Bakar
  1. Sayyidina Muhammad Rasulullah SAW menikah dengan Sayyidah Aisyah binti Abu Bakar As-Siddiq.
  2. Ishaq bin Abdullah bin Ja’far bin Abu Thalib menikah dengan Ummu Hakim binti Al Qasim bin Muhammad bin Sayyidina Abu Bakar As-Siddiq
  3. Al Hasan bin Ali bin Abu Thalib menikah dengan Hafsah binti bin Abdurrahman bin Sayyidina Abu Bakar As-Siddiq.
  4. Muhammad Al Baqir bin Ali Zaenal Abidin bin Ali bin Abi Thalib menikah dengan Ummu Farwah binti Al Qosim bin Muhammad bin Sayyidina Abu Bakar As-Siddiq
  5. Musa Al Jaun bin Abdullah Al Mahdi bin Al Hasan Mutsanna bin al Hasan bin Ali bin Abi Thalib menikah dengan Ummu Salamah binti Muhammad  bin Tholhah bin Abdullah bin Abdurrahman bin Sayyidina Abu Bakar Asshiddiq. Musa Al Jaun adalah leluhurnya Syekh Abdul Qodir Jaelani.
  6. Ishaq bin Abdullah bin Ali Zaenal Abidin bin Husein bin Ali bin Abi Thalib menikah dengan Kultsum bin Ismail bin Abdurrahman bin Al Qosim bin Muhammad bin Sayyidina Abu Bakar As-Siddiq.
  • Pernikahan dengan Keturunan & Keluarga Sayyidina Umar bin Khattab
  1. Sayyidina Muhammad Rasulullah SAW menikah dengan Sayyidah Hafshah  binti Sayyidina Umar bin Al Khattab.
  2. Ummi Kultsum binti Ali bin Abu Thalib menikah dengan Sayyidina Umar bin Al Khattab.
  3. Husain bin Ali Bin Ali bin Al Husain bin Ali bin Abu Thalib menikah dengan Juwairiyah binti Khalid bin Abu Bakar bin Abdullah bin Sayyidina Umar bin Al Khattab.
  4. Ummu Kultsum binti Ibrahim bin Muhammad bin Ali bin Abu Thalib menikah dengan Abu Bakar bin Usman bin Ubaidhillah bin Abdullah bin Sayyidina  Umar bin Al Khattab.
  • Pernikahan dengan Keturunan & Keluarga Sayyidina Usman bin Affan
  1. Ruqoyyah binti Muhammad Rasulullah SAW dengan Sayyidina Usman bin Affan.
  2. Ummu Kultsum binti Muhammad Rasulullah SAW dengan Sayyidina Usman bin Affan.
  3. Ummu Kultsum binti Abdullah bin Ja’far bin Abu Thalib menikah dengan Aban bin Sayyidina Usman bin Affan.
  4. Ummul Qosim binti Hasan Mutsanna bin Hasan bin Ali Bin Abu Thalib menikah dengan Marwan bin Aban bin Sayyidina Usman bin Affan.
  5. Ibrahim bin Abdullah bin Al Hasan bin Ali bin Abu Thalib menikah dengan Ruqoyyah binti  Muhammad bin Abdullah bin Amr bin Sayyidina Usman bin Affan.
  6. Fatimah binti Husain bin Ali bin Abu Thalib menikah dengan Abdullah bin Amr bin Sayyidina Usman bin Affan.
  7. Sukainah binti  Husain bin Ali bin Abu Thalib menikah dengan Zaid bin Mar bin Usman bin Affan.
  8. Ishaq bin Abdullah bin Ali bin Husain bin Ali bin Abu Thalib menikah dengan Aisyah binti Umar bin Ashim bin Umar bin Usman bin Affan.

Demikianlah apa yang sudah kami uraikan ini, semoga apa yang kami uraikan menjadi kita lebih mencintai keluarga besar Ahlul Bait dan juga para sahabat-sahabat Rasulullah SAW ini, tidaklah pantas kita mengaku Islam namun berani mengkritik atau mencela para tersebut, padahal jasa mereka dalam menyebarkan Islam sangat besar, bandingkanlah dengan diri kita yang tidak ada apa-apanya dengan beliau tersebut. Semoga bisa mencerahkan..

Wallahu A’lam bisshowab...

Daftar Pustaka

Al Husaini, Syekh Hasan, Hasan & Husein The Untold Stories, Jakarta : Pustaka Imam Syafi’i, 2013, hlm 47-60.
Al Husaini, HMH Al Hamid, Imamul Muhtadin Sayyidina Ali bin Abu Thalib RA, Jakarta : Penerbit Hidayah, hlm 31-33.
Ash-Shalabi, Ali Muhammad, Biografi Usman bin Affan, Jakarta: Penerbit Al Kautsar, 2013, hlm 7
Azmatkhan, Sayyid Bahruddin & Sayyid Shohibul Faroji, Al Mausuuah Li Ansaabi Al Imam Al Husaini, Jakarta : Penerbit Madawis, Edisi II Vol 24, 2014.
Azmatkhan, Sayyid Bahruddin & Sayyid Shohibul Faroji, Al Mausuuah Li Ansaabi Al Imam Al Hasani, Jakarta : Penerbit Madawis, Edisi II Vol 24, 2014.