Kamis, 26 Februari 2015

AL ALLAMAH AS-SAYYID BAHRUDDIN BIN SAYYID ABDURROZAQ AZMATKHAN AL HAFIDZ, ENSIKLOPEDIA ILMU NASAB & ILMU SEJARAH BERJALAN

Bicara mengenai sosok yang satu ini seolah seperti  terus menerus menimba air sumur, walaupun sumur tersebut selalu ditimba secara terus menerus, ternyata airnya tidak pernah kering, yang ada justru airnya semakin membludak. Didunia ini ahli nasab banyak bertebaran, baik yang sifatnya lokal maupun maupun internasional, baik yang sifatnya keluarga maupun lembaga resmi nasab. Namun diantara sekian ahli nasab yang ada, dapat dikatakan kedudukan beliau ini sebenarnya bisa kita angkat kepermukaan, karena beliau ini adalah ahli nasab yang cukup sulit dicari tandingannya. Padahal kapasitas keilmuannya dalam hal nasab cukup mengagumkan dan menakjubkan. Dengan kemampuannya yang luar biasa ini tidak banyak yang tahu jika Sayyid Bahruddin ini adalah ulama ahli nasab. Kepakaran beliau dalam hal nasab bukan hanya pada keluarga Azmatkhan saja. Penguasaan beliau dalam bidang nasab dari fam lain bahkan sangat beliau kuasai, mulai dari Al Husaini, Al Hasani, Bani Abbasiah, Bani Umayyah, Keturunan Sayyidina Abubakar, keturunan Sayyidina Umar, Sayyidina Usman dan beberapa sahabat lain.

Disamping ilmu nasab yang khusus membahas garis keturunan laki-laki, Kepakaran beliau dalam bidang ilmu silsilah dan geneologi juga tidak kalah mencengangkan. Beliau juga banyak menguasai ilmu sejarah. Beliau faham sekali dengan sejarah yang ada di Nusantara ini. Kepakarannya dalam hal sejarah juga tidak kalah dengan illmu nasab yang beliau miliki. Pengetahuan beliau dalam ilmu silsilah dan geneologi yang terbilang rumit dan njelimet  justru bisa beliau kuasai dengan baik. Seperti yang kita ketahui bahwa ilmu silsilah adalah garis keturunan atau hubungan kekerabatan yang tidak diukur hanya dari lelaki saja, garis perempuan terkadang sering disambung untuk meneruskan keturunan dan itu banyak kita temui dibeberapa silsilah yang terdapat di Nusantara ini. Padahal dalam hal ilmu nasab, ini tidak boleh, namun demikian Sayyid Bahruddin ini tetap bisa menguasai dan memahami ilmu silsilah ini. Data ilmu silsilah baik yang ada di Nusantara atau Negara lain banyak yang beliau  miliki. Geneologi yang juga merupakan ilmu yang mempelajari garis keturunan namun tidak berdasarkan syar’I juga bisa beliau kuasai dengan baik. Ilmu nasab yang dimiliki beliau ini adalah warisan dari ayahnya yaitu Sayyid Abdurrozaq. Sedangkan Sayyid Abdurrozaq mendapat warisan ini dari ayahnya yaitu Sayyid Mustofa, sedangkan Sayyid Mustofa mendapat warisan dari ayahnya yaitu Sayyid Mujtaba dan terus sampai kepada Rasulullah SAW.

Kemampuan ilmu nasab yang beliau miliki ini memang merupakan warisan dari para keturunan Sunan Kudus Azmatkhan yang memang rata-rata banyak yang menguasai ilmu nasab. Ilmu Nasab yang dimiliki keluarga besar Sunan Kudus itu adalah ilmu nasab yang sudah tua, karena sudah dilakukan sejak lama dan selalu bersambung kepada Rasulullah SAW.  Mungkin selain Sunan Kudus ada juga ulama lain yang mempunyai kemampuan dalam bidang ilmu nasab. Namun bila dilihat dari data-data yang dimiliki keluarga besar ini, ilmu nasab yang mereka miliki memang cukup lengkap. Kelebihan Ilmu nasab keluarga besar Sunan Kudus, adalah ilmu mereka ini memiliki sanad yang sampai kepada Rasulullah SAW,  sehingga tidak heran dari keturunan Sunan Kudus banyak yang memiliki kemampuan yang sangat langka ini. Jangan kira belajar ilmu nasab itu mudah, sekalipun anda hebat dalam beberapa disiplin ilmu agama, belum tentu ketika anda berhadapan dengan ilmu nasab ini anda bisa menguasainya dengan mudah dan gampang. Ini bukan berarti merendahkan kapasitas anda yang mungkin sangat faham luar dalam tentang beberapa disiplin ilmu agama, bukan itu. Adanya ilmu nasab yang mungkin terlihat sulit untuk dipelajari karena ilmu ini memang kajiannya membutuhkan orang-orang yang militan dan berani mengorbankan hidupnya demi ilmu yang satu ini. Selain itu Bakat dan Gen juga memang sangat menentukan orang itu tersebut cocok atau tidak dalam bidang nasab. Ilmu nasab memang seperti ditakdirkan hanya kepada orang-orang yang juga bernasab dan memiliki gen ilmu nasab. Ilmu ini seperti magnet. Dia tidak minta ditarik, tapi oranglah yang tertarik. Sekalipun ia keturunan Ulama ahli nasab, kalau dia tidak punya bakat dan gen yang melekat sebagai orang yang memang  senang pada ilmu nasab, maka belum tentu orang ini bisa menjadi ahli nasab. Sayyid Bahruddin ini didalam gennya kebanyakan terdiri dari ulama-ulama ahli nasab, bakatnya juga sudah terlihat sejak kecil. Pada umur 18 Tahun saja beliau sudah diizinkan ayahnya untuk  memulai penelitian dan pendataan nasab. Pada tahun 1918 beliau sudah memulai penelitian berbagai nasab keberbagai daerah di Nusantara dan juga beberapa Negara di Timur Tengah. Tidak heran data-data nasab keturunan Walisongo, Al Husaini, Al Hasani banyak beliau miliki, perjalanan beliau mencari dan meneliti nasab bahkan bisa kami katakan memiliki  kesamaan dengan Ibnu Batutah. Disaat ada beberapa orang mendirikan organisasi nasab, Sayyid Bahruddin justru asyik melakukan penelitian nasab secara intensif dan terus menerus. Beliau tidak terlalu tertarik untuk mengikuti berbagai organisasi, baik itu organisasi politik atau juga organisasi nasab. Bagi beliau semua yang dilakukan harus bersanad.

Beliau Sayyid Bahruddin ini adalah petualang, pengelana, pendakwah sekaligus peneliti nasab yang jempolan. Bayangkan beliau ini meneliti nasab dari tahun 1918 s/d 1992, dan hebatnya selama 75 tahun beliau meneliti nasab, banyak ahli-ahli nasab atau ulama-ulama besar baik yang di NU atau Muhammadiyah  tidak mengetahui bahwa beliau ini adalah ahli nasab dari keluarga besar Walisongo, Jangankan mereka, beberapa keluarganya saja tidak tahu kalau beliau ini ahli nasab. Mereka hanya mengetahui kalau beliau ini hanya merupakan guru ngaji biasa dengan gaya pakaian sarung hijau, baju koko, dan peci songkok hitam, beliau tidak ingin berpenampilan seperti ulama besar. Warna hijau pada sarung beliau ini sepertinya mengikuti warna kesukaan Rasulullah SAW. Ciri khas lainnya, wajah beliau ini sangat totok arab, hal ini sangat wajar karena beberapa kakeknya banyak yang menikah dengan beberapa wanita yang merupakan keturunan Sayyid yang berada di Timur Tengah. Dalam pergaulan beliau ini jarang bicara, beliau lebih banyak mendengar dan menyimak, menurut beliau, beliau hanya mau ketika bicara ya harus ilmu yang dibicarakan. Beliau juga tidak pernah tinggal wudhu, makanan beliau berasal dari tanaman yang beliau tanam sendiri. Beliau ini makannya sedikit sekali namun ibadahnya betul-betul sangat mencengangkan. Beliau tahajudnya  tidak pernah putus sampai sholat subuh dan baru berakhir setelah sholat dhuha. Pergaulan beliau sesame kyai khos di Jawa Timur juga terjalin dengan baik. Beberapa kyai Khos Jawa Timur sebenarnya tahu kedudukan dan kemuliaan seorang Sayyid Bahruddin ini. Namun keberadaan Sayyid Bahruddin ini sepertinya memang sengaja mereka sembunyikan kepada khalayak ramai, karena mereka tahu jika Sayyid Bahruddin adalah orang tidak menyenangi kemahsyuran. Beliau lebih senang senang disembunyikan ketimbang dimunculkan. Posisi Sayyid Bahruddin dimata Kyai Khos saling menutupi, mereka semua adalah wali mastur pada masa itu.

Beliau Sayyid Bahruddin adalah peneliti nasab sekaligus pakar nasab sejati dilapangan. Sebagai seorang pakar nasab sudah tentu beliaupun sangat mengerti dan faham tentang ilmu sejarah, beliau juga sangat menguasai dan tangguh dilapangan, menurut beliau itu adalah hal yang wajib bagi seorang ahli nasab. Seorang ulama nasab bagi Sayyid Bahruddin itu tidak boleh cengeng, tidak boleh malas, tidak boleh menunggu, tidak boleh hanya menerima yang serba instan. Seorang ahli nasab bagi Sayyid Bahruddin identik dengan kerja keras, tidak mudah lelah, ulet dan memiliki semangat juang yang pantang menyerah. Segala medan harus dia tempuh, rasa susah sebagai ahli nasab yang berada diperjalanan harus juga dialami bagi mereka yang mengaku sebagai ahli nasab. Sebagai seorang penyusun, pemikir dan ahli nasab yang handal, beliau tidak mau terjebak popularitas, karena apabila beliau terjebak popularitas, maka kesempatan untuk meneliti nasab secara diam-diam akan sulit. Beliau memang sengaja memasturkan diri dengan semasturnya. Sehingga sampai saat beliau wafat, keberadaan beliau sebagai ahli nasab kelas wahid, tetap dirahasiakan. Ini dilakukan karena beliau memang sangat tidak suka dengan popularitas. Beliau ini dapat kami katakan telah berhasil dan sukses dalam melakukan GERAKAN INTELIJEN NASAB.

Dengan keberhasilannya menghimpun nasab-nasab yang ada dibeberapa wilayah Nusantara, Asia Tenggara dan beberapa Negara Timur Tengah juga Negara India yang merupakan daerah asal usul keluarga besar Azmatkhan yang kedua, dapatlah dikatakan beliau telah sukses secara fenomenal dan spektakuler. Pujian ini bukanlah mengada-ada dan sensasi, dan Insya Allah tidaklah demikian. Pujian ini sangatlah wajar disematkan kepada beliau karena tidak banyak yang bisa seperti beliau ini. Sekalipun kesuksesan itu telah diraih, namun tetap saja diakhir hidupnya, beliau masih tidak mau terlihat sebagai ulama ahli nasab. Keberadaan beliau sebagai ahli nasab baru terbuka beberapa tahun ini saja, itupun berkat tangan dingin cucunya. Dan memang sudah saatnya untuk masa sekarang hasil dari GERAKAN INTELIJEN NASAB itu disosialisasikan untuk mereka yang mencintai ilmu nasab agar bisa lebih mudah difahami dan diketahui beberapa  orang yang ingin mengurus nasab, agar mereka tidak dirundung fitnah nasab yang dilakukan oleh fihak-fihak yang “buta” akan hakekat ilmu nasab. Kalau ada yang berkata pada saat ini dengan perkataan, “siapa itu Sayyid Bahruddin?”, “kenapa baru sekarang muncul?” maka kami akan menjawab, itulah kecerdasan orang yang melakukan gerakan yang mirip dengan intelijen. Secara diam-diam bergerak, dan ketika mendapatkan hasil disimpan untuk sementara waktu, bila sudah tiba saatnya baru dibuka untuk beberapa kepentingan, barulah dibuka. Dan itu adalah ciri-ciri orang yang jenius dan cerdas.

Dalam meneliti dan mentahqiq sebuah nasab, beliau ini sangat pantang menerima nasab hanya dengan mendengar atau menyadur kitab milik orang lain. Beliau datangi itu semua untuk melihat langsung dan konfirmasi kepada pemilik kitab nasab atau referensi nasab. Beliau sangat hati-hati sekali terhadap data sebuah nasab. Semua data nasab beliau wajib bersanad, jika tidak bersanad maka akan beliau tinggalkan. Beliau tidak mau jika data nasab yang beliau miliki ternyata berasal dari yang haram, seperti misalnya mencuri kitab, menyalin dan menyadur kitab nasab orang lain tanpa ada izin, meminjam kitab nasab kemudian menghilangkannya, atau membawa kitab nasab milik orang lain tanpa izin. Betul-betul data nasab yang beliau pegang itu tidak ingin tercampur dengan data yang subhat dan haram. Hidupnya terus menerus didedikasikan untuk ilmu nasab. Sekalipun beliau terus menerus mendapat cobaan hidup, tapi beliau ini pantang mundur terhadap ilmu nasab. Kesabaran beliau dalam menghadapi godaan dan rintangan betul-betul sangat luar biasa dan patut ditiru. 75 tahun adalah masa emas dalam hidupnya. Perjalanan-demi perjalanan beliau lalui dengan sangat menakjubkan dan tidak pernah kenal lelah, berbagai Negara beliau kunjungi, berbagai daerah yang berada dipedalaman-pedalaman Nusantara beliau masuki. Berbulan-bulan beliau berjalan, kemudian beberapa saat kemudian baru kembali kerumah. Tidak beberapa lagi beliau berangkat lagi menuju keberbagai daerah dan beberapa Negara. Hebatnya lagi perjalanan yang beliau lalui  ini tidak ada yang membiayai, semua mandiri dari saku sendiri.  Rasa percaya diri beliau bahwa dalam setiap perjalanan Allah akan menolong sangat tinggi. Ketika beliau lapar dan tidak punya uang, maka beliau hanya meminta pada orang yang mempunyai buah-buahan. Hanya satu saja yang beliau ambil itu sudah cukup. Ketika tidak ada makanan beliau tahan itu dengan puasa. Beliau ini betul-betul susah dan prihatin dalam berjuang mempertahankan dan melestarikan ilmu nasab. Namun sekalipun beliau prihatin dan miskin. Beliau ini tidak patah arang, setiap beliau akan melakukan penelitian nasab, ada saja rezeki yang dating, sehingga adanya bantuan yang dating dari Allah ini telah memudahkan beliau untuk terus melakukan berbagai perjalanan demi mendapatkan sebuah nasab.

Setelah 75 tahun terkumpullah data-data nasab yang cukup menakjubkan, dan lebih istimewanya lagi Sayyid Bahruddin ini hafal nasab-nasab yang sudah beliau susun dan beliau kumpulkan itu. Padahal jumlah nasab yang dikumpulkan itu sudah mencapai puluhan ribu nama. Setiap nama mempunyai keturunan yang terurai, setiap satu nama beliau bisa menguraikan secara detail dari nasab yang disebut itu. Sayyid Bahruddin disamping menguasai ilmu nasab, beliau adalah seorang yang hafal qur’an, hafal ribuan hadist, menguasai lebih dari 9 fiqih Mazhab, mempunyai ratusan Sanad Ilmu Thariqoh, menguasai ilmu sejarah, dan juga cabang ilmu lainnya dan juga menguasai kesusastraan Arab. Dapat dikatakan beliau ini adalah seorang yang multi talent.  Beliau ini adalah Ensiklopedianya Nasab berjalan. Didalam jiwa dan pikiran nasab itu tersimpan dan terekam dengan baik. Tidak banyak ulama yang bisa menjadika dirinya sebagai Kitab Ensiklopedia Nasab yang berjalan. Beberapa kitab nasab yang telah disusun oleh Ulama Besar yang Tawadhu ini kini disimpan dengan baik oleh salah satu cucunya yang bernama Sayyid Shohibul Faroji Azmatkhan. KItab-kitab nasab tersebut adalah warisan langka yang kiranya bisa membantu mereka yang ingin mengetahui keberadaan nasabnya, terutama keluarga besar Azmatkhan.

Sayyid Bahruddin Azmatkhan Al Hafidz…..Ensiklopedia itu tidak akan pernah mati..Dia akan selalu dikenang oleh mereka yang mencintai ilmu nasab. Dia telah mengharumkan Keluarga Besar Sunan Kudus, dia telah mengharumkan Azmatkhan..Semoga Allah meninggikan derajatnya..Amin

DIDEDIKASIKAN UNTUK GURU BESAR ILMU NASAB WALISONGO AL ALLAMAH AS-SAYYID BAHRUDDIN BIN SAYYID ABDURROZAQ AZMATKHAN AL HAFIDZ…

Sumber :

Kitab Nasab Al Mausuu’ah Li Ansaabi Al Imam Al Husaini, As-Sayyid Bahrudin Azmatkhan, Penerbit Majelis Dakwah Walisongo Jakarta, 2014.
Manaqib Sayyid Bahruddin-Mutiara Dari Ujung Timur Pulau Jawa, Iwan Mahmud Al Fattah, Penerbit Majelis Dakwah Walisongo Jakarta, 2014.