Selasa, 04 Juni 2024

ULAMA INDONESIA YANG MENULIS TENTANG BAALAWI

 Berbicara tentang Baalawi, nampaknya tidak bosan-bosannya untuk dibahas. Baalawi adalah salah satu klan yang sangat berpengaruh di negeri ini terutama bila dihubungkan dengan perkembangan Islam dari abad ke 15 sampai abad ke 20. Jadi tidaklah benar jika Klan Baalawi dianggap zonk akan jasa seperti yang dilontarkan beberapa fihak di tengah kontroversi nasab yang semakin hari terus memanas. Sebagai Zuriah Nabi Muhammad SAW sudah tentu ajaran yang di kedepankan adalah Akhlak yang luhur dan terbukti Islam bisa diterima dengan tangan terbuka dari mulai era Wali Songo - Basyaiban - Alawiyin Abad 19 - 20. Kalau pun ada Zuriah klan Baalawi yang berprilaku tidak sesuai dengan akhlak datuknya, maka itu adalah kepribadiannya bukan sebagai gambaran umum.

Berdasarkan beberapa kajian para ulama penulis sejarah Islam di Nusantara terdahulu, diketahui bahwa gelombang awal masuknya klan Baalawi ke Nusantara terdeteksi melalui tokoh Sayyid Husein Jamaluddin bin Ahmad Syah Jalaluddin bin Abdullah Amirkhan bin Abdul Malik Al Azmatkhan bin Alwi Ammul Faqih bin Muhammad Shohib Mirbat...dan seterusnya sampai Al Imam Ubaidillah bin Ahmad Al Muhajir.
Sayyid Husein Jamaluddin atau Maulana Husein Jamaluddin Al Akbar atau Syekh Jumadil Kubro Wajo adalah Baalawi awal yang berhasil melebarkan sayap dakwahnya ke Asia Tenggara.
Setelah era Sayyid Husein Jamaludin berlalu kemudian diteruskan anak anaknya seperti Sayyid Ibrahim Asmorokondi (ayah Sunan Ampel), Maulana Malik Israil (Ali Nurul Alam atau kakek Sunan Gunung Jati), Syekh Yusuf Siddiq Champa (ayah Syekh Quro), Barakat Zaenal Alam (Ayah Maulana Malik Ibrahim Gresik), dll.
Selanjutnya setelah era Wali Songo angkatan ke 2 berlalu, langkah dakwah kembali dilanjutkan oleh Wali Songo yang mashur dikenal seperti Maulana Malik Ibrahim, Sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Derajat, Sunan Kalijaga, Sunan Kudus, Sunan Muria dan Sunan Gunung Jati. Wali Songo adalah contoh sukses dakwah Islamiah tanpa harus menonjolkan nasab Baalawi mereka. Karena mereka faham bagaimana suasana psikologis masyarakat kecil saat itu yang tertekan akan sistem kasta. Wali songo sangat egaliter dan sukses berbaur dengan masyarakat.
Era Wali Songo berlalu abad 17 muncullah keluarga Basyaiban yang juga merupakan klan dari Baalawi. Sama seperti saudara tuanya, keluarga Basyaiban sukses besar dalam dakwahnya. Dakwah mereka sama persis dengan apa yang dilakukan keluarga besar Wali Songo. Kelak keturunan Basyaiban dan keturunan Wali Songo banyak muncul ulama ulama besar di pulau Jawa dan Madura yang juga pendiri pendiri pondok pesantren besar.
Di abad 19 - 20 terjadi gelombang besar besaran akan kedatangan Bani Alawi ke Nusantara karena efek dibukanya terusan suez sehingga mampu mempersingkat perjalanan ke beberapa negara termasuk Indonesia. Baalawi di era ini telah menyebar di berbagai kota besar seperti Pontianak, Palembang, Batavia, Surabaya, Pekalongan, Semarang, Aceh, dll. Sebagian Baalawi di abad ke 19 - 20 banyak yang sukses melakukan gerakan politik cerdas. Mereka ada yang menjadi Sultan seperti di Pontianak dan Riau. Di Palembang bahkan banyak Baalawi menjadi tokoh penting di kesultanan palembang.
Mereka berasal dari berbagai macam profesi, umumnya pedagang dan tidak sedikit yang membawa misi ajaran Islam. Misi ajaran Islam ini sebenarnya lebih utama sedangkan perdagangan adalah untuk memperkuat dalwah mereka. Terbukti banyak diantara mereka adalah pemuka pemuka agama yang dihormati dan disegani oleh masyarakat bahkan penjajah.
Akibat banyaknya Baalawi di nusantara pemerintah kolonial belanda menugaskan Van Der Berg untuk meneliti klan Baalawi secara serius dan intens. Sedikit banyak dari hasil penelitian telah digunakan penjajah untuk mengatasi perkembangan klan tersebut yang makin pesat diasporanya. Snouck Hurgronye kemudian ditugaskan untuk menindak lanjuti strategi politik penjajah dalam menghadapi orang Arab Hadramaut yang salah satunya adalah Klan Baalawi.
Demikian kilasan singkat tentang Baalawi. Adapun ulama ulama yang telah menulis tentang klan Baalawi diantaranya adalah :
1. Prof. Dr. Hamka
Fatwa dan kesaksian Prof. Dr. Hamka tentang Gelar Sayyid (Keturunan Al Hasan RA dan Al Husein RA) yang terdapat pada Majalah “PANJI MASYARAKAT” No. 169 tahun ke-XVII tanggal 15 Pebruari 1975 (4 Shafar 1395 H), halaman 37-38. Makalah tersebut ditulis oleh almarhum Prof. Dr. HAMKA dengan judul: “PENJELASAN ATAS MASALAH GELAR SAYID ” .
Dalam keterangan yang sangat panjang dibahas tentang sejarah munculnya gelar para Sayyid di Nusantara. Tidak ketinggalan Hamka juga membahas Al Imam Muhajir dan keturunannya yang telah banyak berjasa pada negeri ini.
Salah satu bagian penting isi fatwa beliau adalah sbb :
""Mereka datang dari Hadramaut dari keturunan Ahmad bin Isa Al-Muhajir dan Faqih Al-Muqoddam. Mereka datang kemari dari berbagai keluarga. Yang kita banyak kenal ialah keluarga Alatas, Assegaf, Alkaf, Bafagih, Bilfaqih, Alaydrus, Bin Syeih Abu Bakar, Alhabsyi, Alhaddad, Bin Smith, Bin Syahab, Alqadri, Jamalullail, Assiry, Al-Aidid, Al-Jufri, Albar, Almusawwa, Ghathmir, Bin Agil, Al-Hadi, Basyaiban, Bamakhromah, Ba’abud, Bin Syaikhan, Azh-Zhahir, Bin Yahya dan lain lain. Yang menurut keterangan almarhum Sayid Muhammad bin Abdurrahman bin Syahab telah berkembang menjadi 199 keluarga besar. Semuanya adalah keturunan dari Alwi bin Ubaidillah bin Ahmad bin Isa Al-Muhajir."
2. Prof. KH Abdullah bin Nuh
Beliau dikenal sebagai ulama kelas dunia. Banyak sudah karya karya hebat yang sudah diterbitkan. Beberapa karya beliau tentang Baalawi bisa dilihat pada karya berjudul ""Al Imam Ahmad Al Muhajir", "'Ringkasan Sejarah Walisongo". Di buku Wali Songo itu bahkan Mama Abuya KH Abdullah membahas tentang Baalawy. Mama juga dikenal sangat dekat dengan para Habaib terutama yang berada di Jawa barat. Beberapa habib kondang bahkan menjadi murid-murid beliau seperti keluarga besar Al Waliid As-Sayyid Abdurahman Assegaf Bukit Duri.
3. HMH Al Hamid Al Husaini
Beliau dikenal sebagai penulis ulung tentang ahlul bait Nabi. Karya karya tulis beliau bahkan diakui berbagai kalangan termasuk oleh KH Abdullah bin Nuh. Beberapa bukunya seperti ""Perihal Khilafiah"' cukup luas dalam membahas Wali Songo dan Baalawi. Gaya penulisan beliau sangat runut dan tidak terkesan menggurui. Pembahasan beliau tentang ahlul bait betul betul sangat menakjubkan.
4. KH Bisri Mustofa
Salah satu karya beliau berjudul Tarikhul Aulia banyak mwmbahas Wali Songo dan wali wali lainnya. Di halaman 22 beliau secara jelas telah menulis nasab Wali Songo sampai kepada Al Imam Ahmad Muhajir.
Ulama ulama diatas adalah mereka yang sudah diakui kepakarannya. Selain pakar mereka juga terpercaya. Lisan mereka juga dikenal santun dan lemah lembut. Tulisan tulisan mereka juga jauh dari vonis, lebih bersifat pengetahuan dan pencerahan...mereka berhasil melakukan dakwah dalam bidang sejarah. Secara kebetulan beliau² tersebut juga sebenarnya mempunyai nasab nasab yang mulia, namun sekalipun demikian tidak sekalipun terdengar jika mereka mengagung agungkan klan yang mereka miliki. Semua tersimpan rapi dan ditutup dengan ilmu dan adab indah mereka.
Wallahu A'lam bisshowwab....
Semua tanggapan:
Dius Putra Damiri, Dede Gomen II dan 47 lainnya