Sabtu, 11 Februari 2023

MELURUSKAN PANDANGAN BAPAK DOKTOR ALI MUKHTAR NGABALIN YANG MENGATAKAN WALISONGO BERASAL DARI CHINA

Teori Asal Usul Walisongo berasal dari China yang dikemukakan oleh DOKTOR ALI MUKHTAR NGABALIN itu muncul dari bukunya Prof. Slamet Mulyana. Prof Mulyana sendiri mengutip dari Parlindungan yang telah membuat buku kontroversial "Tuanku Rao" yang nantinya dibantah telak habis-habisan oleh Hamka.

Teori China untuk Walisongo begitu kuat dipercaya bagi sebagian orang, tapi perlu anda tahu bahwa dalam ceramah pelepasan Guru Besarnya, Prof Slamet Mulyana (Prof DR Raden Benedictus Slamet Muljana) sempat mengungkapkan bahwa cacat beliau sebagai penulis sejarah adalah ketika beliau tidak mengkroscek data dan fakta mengenai Kronik China yang disebut-sebut sebagai bahan utamanya. Dari sini saja Pak Slamet sudah menyadari bahwa apa yang telah dia tulis itu meragukan isinya.
Tanpa sadar teori chinanya Pak Slamet ini telah membuat sebagian orang "tersesat" dalam memahami asal usul Walisongo, padahal di beberapa tulisannya itu, Pak Slamet masih terdapat kata sebatas "dugaan-dugaan", walaupun beliau dengan PDnya diakhir akhir tulisannya berani menyimpulkan "pasti". Tentu ini merupakan hal yang kontradiktif...
Perlu anda ketahui juga, KRONIK CHINA SAM PO KONG yang katanya berasal dari Semarang, tidak pernah ditemukan tulisan aslinya padahal katanya bentuk fisiknya bergulung-gulung dan dibawa dengan gerobak karena begitu banyaknya. Selain itu Resident Poortman orang Belanda yang katanya dianggap memiliki naskah itu setelah didatangi kediamannya oleh beberapa peneliti sejarah dari Indonesia, ternyata menurut keturunannya tidak ada sama sekali, mereka bahkan heran karena tidak pernah mendengar bahkan memiliki naskah tersebut...Ini menandakan jika naskah tersebut benar-benar fiktif. Darimana nama-nama China itu muncul ? Rekayasa Resident Poortman kah ? Apakah munculnya isu kronik Sam Po Kong saat itu memang sengaja dihembuskan fihak intelejen penjajah karena adanya kepentingan Simbiosa Mutualisme dengan orang² China ?
Tulisan Prof. Slamet Mulyana imbasnya sampai sekarang masih terasa...banyak orang² yang begitu beraninya menyebut kalau Walisongo itu asli China, selain Walisongo Keluarga Kesultanan Demak juga dichìnakan termasuk Raden Fattah (yang sebenarnya menjadi utama sasaran tembak pada teori ini), bahkan saya pernah lihat beberapa dai dengan entengnya dihadapan para jamaahnya melontarkan kalau Walisongo adalah China.
Saya menulis ini bukanlah rasis atau anti China tapi murni karena sejarah. Sejarah adalah sejarah, tetap harus ditulis berdasarkan fakta bukan asumsi. Kalau memang benar Walisongo itu China harus ada bukti data yang kongkret, silahkan dikeluarkan naskah sam po kong jika memang ada, silahkan munculkan data teŕsebut oleh mereka yang sering menggaung gaungkan dan mempercayai teori ala Pak Slamet Mulyana ini. Walisongo jelas sekali nasabnya dan juga sudah banyak diakui kalau mereka itu berdarah Arab. Sedangkan hubungan dengan China adalah karena pernikahan, hubungan dagang dan diplomasi dan juga karena diaspora mereka, misalnya Ibu Sunan Ampel, istri Sunan Gunung Jati (Ong Tien), guru Sunan Kudus (The Ling Sing) atau hubungan Cheng Ho dan Syekh Quro. Tetapi tetap sekali lagi, bila bicara silsilah, Walisongo adalah keturunan Arab yang nasabnya sudah tercatat lengkap baik itu di buku sejarah ataupun buku nasab yang umum seperti Tarikhul Aulia, khidmatul Asyirah, Syamsu Zohiroh, Tarikhul aulia Tis'ah (KH Abdulah bin Nuh), dll...
Kronik China Sam Po Kong adalah naskah fiktif dan kontroversial dalam sejarah bangsa ini, walaupun "katanya" waktu ditemukan tahun 1928 dan "katanya" telah berusia 400 tahunan, namun keberadaan naskah ini tetap diragukan secara fisik, apalagi ditemukannya naskah tersebut di gua yang lembab dekat dengan pantai yang jangankan 400 tahun, berapa tahun saja mungkin naskah tersebut sudah hancur.
Lagipula Doktor Ali Mukhtar Ngabalin bukanlah sejarawan atau peneliti sejarah dan dia juga tidak pernah punya karya tentang sejarah..
Doktor Ngabalin jelas bukan orang yang punya kapasitas bicara tentang Walisongo, masih banyak fihak yang lebih berkompeten yang bisa kita jadikan rujukan...
Semoga Bapak Doktor Ngabalin bisa lebih berhati-hati jika bicara sejarah...karena terkadang yang benar saja sering dipermasalahkan apalagi ucapan Bapak Doktor yang lebih bermasalah..