Selasa, 26 Januari 2016

GUBERNUR JATIM RADEN MAS SURYO, TOKOH KUNCI PERANG 10 NOVEMBER 1945

Salah satu tokoh kunci yang ikut menentukan terjadinya perlawanan arek arek Suroroboyo terhadap Tentara Sekutu adalah beliau ini. Kepemimpinannya sangat dikagumi, beliau sangat tegas dan berani berkorban sekalipun dirinya telah diancam dan diultimatum oleh Inggris. Secara kehidupan dia berdarah bangsawan, namun dia juga dikenal sangat merakyat. Dialah yang menentukan dan memerintahkan kepada rakyat Surabaya untuk melakukan perang terbuka dan mengangkat moral para pejuang untuk tidak takut dalam menghadapi Tentara Sekutu. Setelah fihak Jakarta tidak sanggup melakukan negoisasi dengan Inggris dialah yang berani mengambil keputusan agar rakyat surabaya tetap bertahan total dan melakukan perlawanan sampai titik darah penghabisan. Berkat kepemimpinanya ini, arek-arek Suroboyo mampu melakukan perlawanan yang heroik dan kemudian menjadi inspirasi banyak daerah untuk melakukan perlawanan besar. Sebagai pemimpin rakyat Jawa Timur beliau mampu menunjukkan jiwa kepemimpinan yang luar biasa. Sejarah seolah berputar, karena salah satu leluhurnya juga pernah menjadi pemimpin besar, beliau memang masih ada keturunan Raden Fattah (Sultan Demak)
R.M Suryo lahir di Magetan, Jawa Timur tanggal 9 Juli 1898. Ayahnya adalah Raden Mas Wiryo Sumarto, ajun jaksa di Magetan. Ibunya adalah Raden Ayu Kustiah, keturunan Raden Ronggo Prawirodirdjo, ayah Alibasah Prawirodirdjo.
Setelah tamat dari HIS, R.M Suryo melanjutkan sekolah di OSVIA Magelang dan tamat tahun 1918. Ia kemudian bekerja sebagai pamong praja di Ngawi dan 2 tahun pindah ke Madiun sebagai mantra Veldpolitie. Tahun 1922, R.M Suryo sekolah polisi di Sukabumi. Pernah menjadi asisten wedana di beberapa tempat dan tugas belajar di Sekolah Calon Bupati di Jakarta. Sehingga pada tahun 1938 ia menjadi bupati di Magetan.
Pada saat pendudukan Jepang, R.M Suryo menjadi residen di Bojonegoro. Setelah merdeka ia menjadi gubernur Jawa Timur dan tinggal di Surabaya. Pada tanggal 23 Oktober 1945 di Surabaya terjadi pertempuran selama 3 minggu dan disinilah Gubernur Suryo berperan. Tahun 1947 R.M Suryo diangkat menjadi anggota Dewan Pertimbangan Agung. Beliau meninggal setelah dicegat dan dibunuh oleh gerombolan PKI dalam perjalanan Yogyakarta-Madiun tanggal 10 November 1948. Empat hari setelah itu jenazahnya ditemukan dan dimakamkan di Magetan.