Ane belajar ilmu tentang silsilah dan nasab pada bapak ane sejak kelas 5 SD tahun 1984, tahun 1992 mulai merintis penelitian demi penelitian sampai masuk wilayah Sumatra Selatan, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat..
Secara sanad bapak ane mendapatkannya dari kakeknya atau buyut ane, buyut ane menerima dari bapaknya terus sanad itu bersambung sampai kepada pendiri kesultanan demak dan walisongo. Tahun 1993 sd 1996 ane pun bertemu Habib Saggaf bin Mahdi dan beliau sering memberikan pengetahuan akan ilmu nasab ini, pesan beliau, "hati hati bila berbicara ilmu ini Ya Mahmud", tahun 1994 ane bertemu Bapak Tubagus Adnan Azhari, ayah teman ane yang catatan nasab keluarganya menurut ane mengagumkan karena sangat detail, dari beliau ane banyak bertanya tanya tentang ilmu ini. Tahun 2011 - 2015 ane berapa kali berkomunikasi dan belajar kepada beberapa ulama zuriah walisongo. Dalam kurun waktu 30 tahun ane terus mengumpulkan berbagai informasi dalam rangka memperdalam ilmu ini..
Belajar dan meneliti silsilah dan nasab itu tidak mudah, sehingga ane gak akan sembarangan berbicara apalagi berani menjatuhkan vonis. Ane juga tahu bagaimana perasaan orang² yang sedang berusaha mencari nasabnya demi untuk.sebuah kebenaran...kepada mereka ane gak pernah menjatuhkan mentalnya, justru ane pacu motivasi mereka untuk mencari, kepada mereka juga ane katakan, kalau memang tidak bernasab ya itu takdir Allah, bernasab atau tidak bernasab ane katakan wajib hukumnya untuk menjaga akhlak dan menjadi insan yang beriman.
Memperdalam tentang ilmu nasab dan ilmu silsilah itu bukanlah hal yang mudah, ane sendiri dulu sering dibully, ada yang mengatakan kepada ane gila, paranormal, gak ada kerjaaan, ngaku ngakulah, sok sejarawan, sok ahli silsilah, mau jadi dukunlah, ngarang-ngarang, bukan pikirin kerjaan malah urusin yang gak jelas...kata kata seperti itu tidak saja datang dari orang luar bahkan dulu keluarga saya juga tidak mendukung kecuali bapak dan ibu saya...segala caci maki atau ujaran kebencian yang ane terima gak pernah ane ladenin, ane hanya diam dan senyum saja...
Apa yang ane lakukan selama lebih dari 35 tahun ini semuanya murni untuk menjaga keberlangsungan perjalanan nasab khususnya keluarga besar kami. Takdir juga menentukan istri, guru² ane, sahabat ane banyak yang punya tali kekerabatan keluarga besar ane karena mereka adalah zuriah walisongo...
Semua ane lakukan mandiri tanpa ada sponsor, biaya dan usaha sendiri...sehingga sampai saat ini ane tidak akan pernah sembarangan berbicara...karena ane tahu bagaimana perasaan mereka yang sedang mencari nasab karena kepaten obor, ane juga nengerti bagaimana beratnya mereka yang menjaga nasabnya selama turun temurun ditengah tekanan penjajah yang memburu keluarga mereka...
Beberapa wasiat kalimat dari Alfattah dan Walisongo yang ane masih pegang teguh :
"JANGAN BANGGA-BANGGAKAN LELUHURMU KARENA BISA JADI ADA YANG LEBIH BAIK DARI LELUHUR KITA"
"Jangan menghina keturunan orang lain kalau keturunanmu tidak mau dihina.."
Jagalah lisan kita, jagalah perasaan orang lain, banyak banyaklah terjun ke lapangan, jangan bicara sesuatu kalau kita tidak mengerti dan tidak tahu, temui mereka yang mempunyai riwayat, manuskrip atau sanad dari nasab-nasab mereka...itulah sejatinya mereka yang mencintai ilmu ini....
Alfattah, 23 April 2023..