Rabu, 01 Desember 2021

"PERTEMUAN HOS COKROAMINOTO DENGAN RASULULLAH SAW DALAM MIMPI (Berdasarkan Kesaksian AM Sangaji)"


Pada suatu hari Cokroaminoto membuat beberapa gambar yang diletakkannya dalam sebuah lingkaran, yaitu gambar kepada banteng, palu arit, pohon beringin, banteng utuh, matahari, bintang dan bulan bintang. Ketika ditanyakan oleh para pengikutnya ia menjawab, “Nanti gambar-gambar ini akan muncul, atau dipakai oleh pergerakan yang berada di Hindia Belanda”.
Sering keajaiban seperti itu terjadi, seolah-olah dia bisa membayangkan masa depan. “Barangkali karena ketekunannya beribadah dan keikhlasannya berkorban menyebabkan keberadaannya di dunia nyata makin dekat dengan alam kegaiban. Sebab, bukan mustahil seorang Muslim yang taat bisa memperoleh ilham dari Allah, seperti dapat dijangkau melalui sholat istikharah, demikian jawab sejumlah ulama ketika diminta pendapatnya mengenai beberapa kasus semacam itu.
W. Wondoamiseno menceritakan, ketika Mas Cokro menerima tugas untuk mengarang tafsir asas PSII, AM Sangaji, Ketua Lajnah Tanfidziyah diperbantukan kepadanya. Bagi Mas Cokro tugas itu dirasakan berat sekali sebab ia menyadari kelemahannya tidak menguasai bahasa Arab dan bacaannya juga tidak fasih. Akan tetapi sesudah selesai, hasilnya sangat mengagumkan, begitu mendalam dan teliti. Modalnya, kata W Wondoamiseno, hanyalah LA HAULA WALA QUWATA ILLA BILLAH, tiada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah.
Jadi bagaimana caranya Cokroaminoto mampu menyusun tafsir seindah itu ?
Di hadapan beberapa anggota dan simpatisan PSII, Ustadz Syekh Muhammad Mursyidi, pakar Islam dari Mesir, dan Syekh Salim Bahalwan beserta keluarganya, AM Sangaji telah menuturkan bahwa HOS Cokroaminoto mempelajari beberapa kitab, terutama tafsir-tafsir Quran dalam bahasa Inggris dan Belanda serta hadist-hadist Nabi SAW dalam kedua bahasa itu.
“Pada suatu malam”, kata Abdul Mutholib Sangaji (AM Sangaji), “ketika sedang membaca salah satu kitab tafsir, HOS Cokro tertidur. Kami terkejut sebab tiba-tiba Mas Cokro dapat berbicara dalam bahasa Arab dengan lancar dan fasih sekali. Kami membiarkannya berbicara terus dalam tidurnya, mirip orang yang sedang mengigau. Karena khawatir, istrinya membangunkannya pelan-pelan. Mas Cokro terjaga sejenak seraya berkata, “Diam. Aku sedang ketamuan Nabi Muhammad SAW dan sedang diajari ayat-ayat AL-Qur’an”, lalu ia tidur lagi dan melanjutkan bicaranya dalam bahasa Arab dengan lebih lancar dan sangat fasih. Sesudah itu Mas Cokro bangun lalu langsung mengambil pena untuk mencatat semua yang didapatnya dalam mimpi. Dengan wajah yang damai dan ceria ia berkata, “Aku merasa puas bisa bertemu Rasulullah SAW sendiri, sukur alhamdulillah”. Setelah itu saya pun segera mencium tangannya, “tutur AM Sangaji.
“Itu betul,” sambut Ustadz Syekh Muhammad Mursyidi. “Saya percaya Sayid Cokroaminoto bertemu dengan Nabi dalam mimpi sebab ia seorang pemimpin yang saleh. Andaikata ia berada di sini, saya pun akan mencium tangannya. Guru saya di Mesir juga pernah bermimpi seperti itu .”
Seorang pun tidak ada yang menyangkal karena tidak ada setan yang dapat menyaru sebagai Nabi Muhammad SAW meskipun dalam mimpi. “Berarti mimpi itu benar”, kata Ustadz Muhammad Mursyidi yang kelak membuktikan janjinya. Ketika ada kesempatan dengan Mas Cokro , ia segera mencium tangannya dengan penuh rasa cinta dan hormat setinggi tingginya.
BERTEMU DALAM MIMPI DENGAN RASULULLAH SAW MENJELANG WAFAT
Beberapa hari pada bulan Ramadhan 1353 H, Cokroaminoto menderita sakit di Yogyakarta. Anwar dan saudara-saudaranya dengan setia menunggu ayah mereka secara bergantian. Tampaknya kali sakitnya tambah memuncak walaupum sebetulnya Mas Cokro sudah sering mengalami peristiwa serupa. Bahkan pernah terjadi pada suatu malam, ketika tengah memuncak sakitnya, AM Sangaji tidak bergeser sedetik dan selangkah pun dari sisi pembaringannya. Tiba-tiba, menjelang tengah malam, Mas Cokro membaca ayat-ayat Al-Qur’an dengan suara nyaring dan merdu, dengan bacaan yang fasih sekali. Padahal, dalam keadaan sehat, bacaannya masih payah sekali.
Sesaat ruangan berubah menjadi terang benderang. AM Sangaji dan beberapa orang keluarga Mas Cokro terperanjat dan kagum sebab lampu kala itu hanya bersinar remang-remang. Seseorang berseru entah dari mana, “Bangunlah, bangunkan !”
AM Sangaji memegang lengan Mas Cokro seraya menggoyang goyang badannya, “Broer, Broer, mengapa ? Ada Apa ?
Sekonyong-konyong Mas Cokro bangkit dan duduk, lalu menjawab , “Ada tamu, ada tamu”.
“Siapa”? tanya AM Sangaji.
“Rasulullah”, ujar Mas Cokro, lalu ia tidur kembali..
Peristiwa itu berulang-ulang dialami HOS Cokroaminoto selama dua malam. Dan akhirnya memang terjadi, Mas Cokro, dipanggil pulang ke Rahmatullah pada hari Senin Kliwon, 17 Desember 1934, bertepatan dengan 10 Ramadhan 1353 H
Sumber Rujukan : Terdapat pada buku Pengembaran Batin Bung Karno oleh KH Abdurrahman Aroisi yang mengambil rujukan dari buku : HOS Cokroaminoto I & II, Bulan Bintang dan Hidup dan Perjuangan HOS Cokroaminoto, Amelz
Mungkin gambar 2 orang dan teks yang menyatakan 'Sayyidah Mawi Sam Habib Mony A.M. SANGADJI ENUJU INDONESIA MERDEK HOS JOKROAMINOTO'