Jumat, 03 Desember 2021

'MENCINTAI KELUARGA NABI"

Oleh; Iwan Mahmud Al Fattah 

Dulu deket rumah ane ada Dzurriyah Nabi yang hidupnya miskin bahkan satu keluarga dianggap gila oleh masyarakat karena perilaku mereka, salah satu anggota keluarga mereka bahkan dikenal senang akan miras dan kelakuan jelek lainnya, satu lagi setiap hari ngoceh gak karuan hingga dianggap gila,  bahkan beberapa emak emak takut melewati rumah mereka, tapi emak bapak ane mengajarkan agar kami sekeluarga untuk tidak ikut ikutan memperlakukan mereka tidak layak, bapak ane bahkan suka diam-diam memperhatikan mereka dengan caranya sendiri. Bapak ane sekalipun dikenal keras dan gak kenal kompromi tapi kalau udah urusan sama orang susah air matanya mudah keluar dan suka ngebantuin semampunya,  beliau bahkan sering bilang, "jangan ganggu keluarga itu, bantu mereka, kalau mereka kaya gak mungkin mereka minta-minta.."

25 tahun berselang, suatu saat saya ketemu dengan sisa keluarga itu yang masih hidup di terminal kampung melayu jakarta timur, saya tegur dia, apakah masih kenal dengan saya dan keluarga besar saya...dia langsung teriak, "Masya Allah...., ane gak bakal lupa sama keluarga ente, keluarga ente baik banget, ujarnya sambil mau nangis..." ane dipeluk kemudian kepala ane diciumnya...waktu ane mau kasih dia uang, dia menolak dan bicara, "afwan gak usah, ane ada..", ane bilang, "ini hadiah dari ana.." akhirnya dia terima juga....sepanjang obrolan dia tidak henti-hentinya ngomongin keluarga ane...terus terang ane jadi gak enak dengernya karena takut jadi riya...pertemuanpun akhirnya berakhir..

Kini ane dengar dia sudah berada di Tegal kadang ane dengar di Purwokerto, ane dengar juga dia punya majlis zikir. Kontras dengan kondisinya dahulu yang sering dianggap aneh dan gila oleh masyarakat. 

Mencintai Keluarga Nabi adalah salah satu ajaran yang sering diwasiatkan oleh Emak Bapak ane...mau bagaimanapun kondisi mereka, kita tetap harus mencintainya karena Allah, apabila mereka melakukan kesalahan dan dosa kita harus mengingatkan, apabila mereka menyimpang kita nasehati dan ingatkan akan kiprah para leluhurnya. Terkadang ada dari mereka yang belum faham betapa berat beban moral menyandang predikat sebagai Dzurriyah Nabi karena dia akan selalu dijadikan uswah, bahkan ada juga dari mereka yang masih belum mengerti bahwa kehidupan seorang Dzurriyah Nabi itu akan terus dinilai oleh masyarakat dimanapun dia berada. Oleh karena itu tidak sedikit dari mereka yang berusaha menyembunyikan jati diri karena berbagai alasan demi untuk meringankan beban moral mereka. 

Dzurriyah Nabi itu hidup dengan berbagai latar belakang sama seperti kita, sehingga kitapun harus memahaminya secara terbuka dan bijaksana. Dzurriyah Nabi memiliki watak yang bermacam macam. Dalam dakwah ada yang berwatak lemah lembut, ada yang keras dan tegas, tidak jarang beberapa mereka dianggap kotroversi, namun satu hal yang sangat penting, ditubuhnya mengalir darah Nabi Muhammad SAW. Ini yang menyebabkan kita harus mencintainya karena Allah, jadi apabila mereka berbuat baik cintailah sebaik baiknya, apabila mereka berbuat buruk atau maksiat maka ingatkan, tegur dan  nasehatilah dengan sesabar-sabarnya. Bila masih belum berubah teruskan saja berdoa...Jangan membeda-bedakan Keturunan Nabi, kalaupun ada yang tidak berkenan dihati anda  karena mungkin perilakunya yang kurang layak, doakan saja agar Keturunan Nabi yang tidak anda senangi itu Allah berikan petunjuk dan Allah kembalikan dirinya sebagai seorang Dzurriyah Nabi yang sejati dan baik....tidak hanya baik secara nasab tapi baik  pula secara ilmu, akidah, dan akhlak...

Catatan Khusus :

Keturunan Nabi sering disebut dengan gelar HABIB (LAKI-LAKI), HABIBAH (PEREMPUAN), SYARIF (laki laki), SYARIFAH (perempuan), SAYYID (LK), SAYYIDAH (PR).  Kesemua mereka berasal dari Keturunan Sayyidina Husein Ra melalui Imam Ali Zaenal Abidin  dan Sayyidina Hasan Ra melalui Imam Hasan Al Mutsanna.

Di beberapa daerah atau negara lain panggilan mereka berbeda, Yik (Jawa Timur), Ayip (Palembang), Wan (Jakarta), Sidi (Sumbar),  Syed (Malaysia), dll. Di beberapa daerah bahkan  menggunakan gelar terhormat lokal karena mereka banyak yang menikah dengan pribumi.