Laporan perjalanan kali ini adalah mengenai keberadaan makam seorang ulama yang termahsyur di Mekkah pada masanya dan beliau berasal Banten. Kala itu para ulama bangsa kita lebih dikenal dengan nama bangsa Jawi atau Al Jawi. Al Jawi berarti seluruh wilayah Indonesia yang sekarang. Biasanya laqob Al Jawi kemudian ditambahkan dengan nama daerahnya masing-masing seperti misalnya Al Jawi Al Bantani, Al Jawi As-Sambasi, Al Jawi Attarmasi (Tremas), Al Jawi Al Minangkabawi, dll.
Beliau yang akan saya kunjungi adalah Muhammad Nawawi bin Umar Al Bantani atau yang lebih dikenal dengan nama Syekh Nawawi bin Umar Al Bantani. Soal keilmuannya, sampai saat sangat sulit mencari orang Indonesia yang bisa berprestasi gemilang seperti ulama asal Banten ini.
Syekh Nawawi pada masanya merupakan Ulama Besar, Guru Besar, Penulis Handal, motivator dan guru utama pelajar Indonesia, tokoh karismatik dan beliau juga dinggap seperti kamus berjalan ilmu pengetahuan pada masa itu. Kepakarannya bahkan diakui oleh Universitas Al Azhar Kairo Mesir.
Kedudukan beliau di Mekkah pada masa itu cukup dihormati, berkat nama besarnya serta nama besar lainnya seperti Syekh Ahmad Khotib Al Minangkabawi, Syekh Mahfud Tremas, Syekh Junaid Al Batawi, Syekh Arsyad Al Banjari, Serta ulama besar lainnya, nama AL JAWI betul-betul berkibar dan disegani. Kedudukan mereka semakin terhornat tatkala segala aktifitas mereka didukung oleh para Syarif Makkah (Penguasa Makkah) yang merupakan keturunan dari Sayyidina Hasan. Kelak Syarif Mekkah ini kedudukannya diambil alih oleh Ibnu Saud dan pengikut Syekh Muhammad bin Abdul Wahab. Sengaja ini saya ceritakan karena dengan adanya pengalihan kekuasaan baru ini maka peta politik pemerintahan berubah total dan imbasnya merambah terhadap nasib ulama yang berasal dari Jawi.
Adanya perubahan peta politik Mekkah ini sampai sekarang masih terasa terutama jika melihat kondisi makam Ma'la. Jika dilihat foto tahun 1908 pemakaman Ma'la ternyata sama modelnya seperti makam di Yaman, Indonesia, Irak, Maroko, Turki. Ma'la kini sudah jauh berbeda. Semua bangunan makam yang dulu tegak telah dihancurkan, nisan nisan diganti hanya dengan batu cadas tanpa ada nama. Dengan adanya perbedaan ini, pada awalnya saya harua kesana kemari mencari makam Syekh Nawawi. Namun berkat kebaikan OB dari Banglades saya berhasil menemukan makam dari para guri ulama Indonesia ini.
Ada sebuah kisah yang unik. Di Mekkah biasanya kalau orang yang sudah dimakamkan lebih dari 8 bulan tulang belulangnya akan dipindahkan ke lokasi lain. Pada kasus Syekh Nawawi, makam beliau ini ternyata pernah mau digusur pemerintah Arab Saudi untuk pembuatan fly over, namun ternyata setelah digali jenazah dan kain kafannya masih utuh ! Sehingga diputuskan pemerintah saudi jika ditemukan jasad yang utuh maka keberadaannya tetap dipertahankan. Kasus serupa juga pernah terjadi pada Sayyid Muhammad bin Alwi Al Maliki. Ketika digali jenazah dan kain kafannya masih utuh. Dengan adanya fenomena seperti ini maka selamatlah keberadaan makam Syekh Nawawi dan Sayyid Maliki. Secara tidak langsung dengan adanya keputusan dari fihak pemerintah yang berwenang, mereka telah "mengakui" bahwa ada fenomena luar biasa seperti itu. Saya yakin keberadaan makam-makam ulama masih ada dan masih Allah lindungi dari tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab. Saya sampai saat ini masih yakin kalau Allah pasti akan menjaga jasad dari para ulama kita itu, sekalipun bangunan makamnya diratakan, nisannya dihancurkan, jejaknya dihilangkan, tapi Allah tidaklah tidur....
Keberadaan makam Syekh Nawawi Al Bantani merupakan sebuah anugrah buat kita karena makam beliau bisa didatangi dan dikenali. Barangkali satu satunya makam yang mudah dicari dari para ratusan atau mungkin ribuan ulama Indonesia pada masa lalu itu makam Syekh Nawawi bin Umar Al Bantani.
Kalau anda nanti Insya Allah menunaikan ibadah haji atau umroh, saran saya datangilah ma'la ini khususnya kepada Syekh Nawawi karena dari beliaulah banyak corak pemikiran dan nafas keislaman telah banyak kita gunakan (dan itu sering kita tidak sadari). Sayang sekali kalau anda jauh jauh datang ke Mekkah tapi tidak berkunjung ke tempat bersejarah ini...
Al Fatehah untuk Maha Guru Ulama Indonesia dan murid dari Syekh Junaid Al Batawi Al Jawi.......