Oleh : Iwan Mahmud Al-Fattah
Satu sosok yang nampaknya perlu kita kaji lebih dalam lagi tentang tokoh sejarah Islam terutama pada pulau Jawa dan Sumatra adalah Raden Fattah atau Hasan atau Yusuf atau Sulthon Abdul Fattah Sayyidin Panatagama atau Sultan Demak Bintoro atau Tajul Arifin atau Sultan Syah Alam Al Akbar I.
Beliau adalah cikal bakal berdirinya Kesultanan Islam besar di pulau Jawa.
Raden Fattah adalah sosok terhormat dalam sejarah Islam di Jawa dan Sunda bahkan Nusantara. Jasanya melalui anaknya Sultan Trenggono serta menantunya yang bernama Al Hajj Fatahillah telah membuat Jakarta menjadi negeri Islam yang disegani pada masanya. Berkat jasa beliau pula serta adanya dukungan dari Para Wali Islam bisa menyebar luas ke berbagai pelosok wilayah Nusantara. Tidak mungkin Majelis Para Wali mengangkat sembarangan beliau menjadi Sultan apabila tidak ada keistimewaan. Para wali adalah ulama ulama besar yang ilmunya lengkap termasuk ketika akan memilih seorang pemimpin, tentu ada landasan keislamannya. Saat itu banyak para bangsawan kerajaan ataupun wali wali yang kapasitasnya hebat-hebat. Namun para wali ternyata lebih sepakat mengangkat beliau menjadi Sultan. Dan terbukti pada masa pemerintahan beliau Islam di Jawa betul betul berjaya.
Selain Raden Fattah, anak beliau yang bernama Sultan Trenggono juga sukses besar dalam "mengunci" Portugis untuk menguasai barat dan timur pulau Jawa, sehingga wajar di kemudian hari catatan sejarah Portugis menggambarkan buruk tentang sosok Sultan Trenggono alias Sultan Ahmad Abdul Arifin.
Raden Fattah bukan hanya sekedar Sultan namun dia juga ulama yang sejajar dengan para wali. Beliau sultannya umaro plus juga Sultannya Ulama. Beliau adalah salah satu santri cerdas dan berakhlak baik. Sunan Ampel sebagai Mufti Pulau di Pulau Jawa sangat mencintai betul sosok beliau, bahkan kelak nantinya beliau dinikahkan dengan putri Sunan Ampel yang seorang Hafizhoh dan ahli hadist.
Dalam perjuangan Islam beliau adalah sosok yang dikenal gigih dan ulet berdakwah. Dalam sejarah yang tertera tentang Kerajaan Islam Nusantara, beliau serta anak anaknya telah mampu membuat Portugis was was karena semangat jihad mereka yang terus menerus dikumandangkan untuk melawan Kerajaan Katolik tersebut. 2 kali sudah Demak gagal menggempur Portugis saat di Aceh dan Malaka, maka belajar dari pengalaman tersebut, ketika di Portugis datang ke Sunda Kelapa, maka tumbanglah kekuatan mereka ! Di Aceh dan Malaka boleh saja mereka berjaya namun di Sunda Kelapa, kesombongan kafir harbi ini akhirnya runtuh.
Dalam sejarah Majapahit, peperangan juga pernah terjadi, namun perang itu terjadi karena Girindrawardana yang mengkudeta Kertabumi telah menantang fihak Demak untuk berperang. Fihak Girindrawardana seperti tidak bosan menekan umat Islam. Islam yang baru saja berkembang sering mendapat hambatan dan gangguan dari golongan Majapahit yang anti Islam ini. Akhirnya setelah mendapatkan restu para wali, jihad pun dikobarkan. Perang terjadi dan akhirnya kekalahan berada pada fihak Girindrawardana. Namun demikian Raden Fattah sebagai orang Sultan tetap bersikap baik pada mereka yang bertahan dengan agama Hindu, mereka yang menyingkir ke Tengger beliau biarkan dan bebas melakukan kegiatan agamanya.
Tentang asal usulnya atau sejarahnya, ada beberapa versi tentang siapa orang tua beliau sesungguhnya yang kiranya bisa kita telaah kembali.
Versi pertama yang umum sering kita baca mengatakan kalau beliau keturunan Majapahit asli, ayahnya sering disebut Brawijaya 5 atau Kertabumi. Versi ini perlu dikaji ulang kembali karena ada beberapa cerita yang aneh seperti adanya perceraian dalam kondisi hamil tapi istri Brawijaya malah diserahkan kepada Arya Dillah yang notabene anak Brawijaya. Lagipula nama Brawijaya sendiri tergolong nama baru yang muncul dalam penulisan sejarah mutakhir.
Versi Kedua mengatakan beliau keturunan China. Versi ini nampaknya ada pengaruh kuat dari tulisan Prof. Dr. Slamet Mulyana dalam buku Runtuhnya Kerajaan Hindu dan Munculnya Kerajaan Islam (mohon dikoreksi bila judul buku salah). Buku ini banyak kelemahan karena argumen argumen mudah dipatahkan jika dihadapkan dengan catatan dan riwayat keturunan masing masing. Buku ini hampir menCINAkan semua walisongo dan bangsawan majapahit, padahal walisongo adalah keturunan Nabi.
Versi ketiga mengatakan kalau beliau masih satu keturunan dengan para wali yang berinduk kepada Sayyid Abdul Malik Azmatkhan bin Alwi Ammul Faqih bin Muhammad Shohib Mirbath. Habib Lutfi bin Yahya dalam salah satu ceramahnya berkaitan Haul Raden Fattah beberapa tahun yang lalu bahkan pernah menyebut gelar Raden Fattah dengan "Sayyid". Bahkan ada sebuah informasi mengejutkan bahwa pada tahun 2014 tim aktivis "ARCADAYA" (advokasi ruang cagar budaya) pada tanggal 17 Mei 2014 telah menemukan makam Sultan Trenggono di sebuah areal tanah persawahan di Dusun Tampeddhe Barat/Peleyan/Panarukan (Situbondo). Makam Sultan Trenggono oleh penduduk disana disebut sebagai "Bujuk Sayyid"
Beberapa keterangan yang saya dengar langsung, lebih dari 3 riwayat yang menyebutkan bahwa Raden Fattah sesungguhnya adalah seorang Sayyid. Dan rata rata ini adalah versi ulama namun jarang diungkap karena ada kekhawatiran nasab menjadi di depan ketimbang akhlak serta adanya pertimbangan-pertimbangan lain.
Ketiga versi masing masing mempunyai dalil baik itu secara lisan maupun secara riwayat turun temurun. Semua tetap harus kita hormati selama itu ada alasannya. Mengenai kekuatan kevalidannya maka diperlukan riset panjang. Ketiga versi sering menjadi perbincangan hangat bagi kalangan yang menekuni dunia nasab. Tapi itu tidak menafikan beliau sebagai tokoh besar di Pulau Jawa. Emas tetaplah Emas sekalipun akan ditenggelamkan dalam lumpur. Baik karakter atau silsilahnya, Insya Allah tidak akan pernah tertukar.
Dari sekian perbincangan tersebut tidak ada satupun versi yang mengatakan kalau Raden Fattah dari Yahudi, justru sumber informasi dari Portugis terutama sosok Fernao Mendes Pinto adalah seorang Yahudi ! Sedangkan Tome Pires seorang pelancong Portugis yang menulis tentang Raden Fattah hanya berdasarkan katanya, katanya dan katanya....entah sumber dia dari mana ? Walaupun Tome Pires data tulisannya sangat berharga namun untuk informasi kesilsilahan Raden Fattah nampaknya masih diragukan karena dia tidak pernah bertemu dan bertatap muka.
Berdasarkan di banyak buku sejarah, dan penjelasan diatas, jelaslah kalau Raden Fattah adalah asli pribumi Nusantara, dia bukan keturunan Yahudi karena Yahudi baru masuk di negara ini tahun 1762 Masehi terutama pada masa VOC. Kalau memang Raden Fattah seorang Yahudi sudah pasti dianak keturunannya akan ada keterangan itu.
Kesultanan Demak jelas merupakan kesultanan pribumi, walisongo adalah keturunan Nabi Muhammad. Tidak ada satupun anggota Walisongo ataupun keluarga Demak berasal dari kalangan Bani Israil. Lagipula untuk apa Kesultanan Demak mengingkari asal usul ? Jelas haram hukumnya ! Nasab tidak bisa direkayasa, kalau memang bukan Yahudi ya bukan ! kenapa pula harus dipaksakan dengan dasar sikap sinisme yang tidak berdasar ! Bila masih tidak percaya kalau beliau pribumi Nusantara silahkan mendatangi Museum Demak di Jawa Tengah. Silahkan wawancarai tokoh tokoh atau ulama keturunan Raden Fattah yang ada di Demak. Jangan cuma tau dari buku atau informasi sefihak kalau ke lapangan saja tidak pernah.
Mengenai gelar Raden ? Sebaiknya kaji lebih dalam dulu apa itu hakikat gelar Raden sebelum mengeluarkan pendapat. Intinya seorang yang bergelar Raden diwajibkan untuk menjaga dirinya dari prilaku prilaku yang menyimpang baik itu secara etika maupun secara Syar'i. Raden adalah gelar kehormatan seseorang yang berhubungan dengan kepribadian yang luhur.
Sebagai gambaran, kebesaran sosok Raden Fattah kelak nantinya dilanjutkan oleh para keturunannya, dan mereka bukanlah Yahudi Bar Bar ataupun Yahudi Zionis ataupun Yahudi biasa biasa saja yang telah merusak negeri lewat berbagai cara, yang ada justru tangan tangan kotor yang mencoba merusak dan mengaburkan sejarahnya dengan mengatakan dia biang keladi runtuhnya majapahit atau dia seorang Yahudi.
Bila masih ngotot mengatakan Raden Fattah Yahudi maka bisa jadi yang mengatakan beliau Yahudi sesungguhnya adalah antek antek Yahudi yang ingin merusak sejarah Islam di Nusantara ini..
Semoga kita bisa menjaga diri dari tuduhan dan fitnah fitnah yang ditujukan kepada para pemimpin besar Islam, ulama dan juga wali.....
Wallahu A'lam bisshowab....