Alhamdulillah pada hari ini saya telah melakukan ziarah sekaligus penelitian sejarah tokoh-tokoh Islam masa lalu.
Kali ini tujuan perjalanan saya adalah ke wilayah Cirebon...Beberapa makam sudah saya plot untuk didatangi..Perjalanan ini juga sekaligus menuntaskan perjalanan 9 Wali satu bulan yang lalu dimana wilayah Jawa Barat belum sempat diziarahi karena kondisi fisik saya yang sudah kelelahan...
Seperti biasa, perjalanan saya lakukan seorang diri, dan seperti biasa pakaian "dinas" yang saya gunakan baju lapangan kantong empat untuk memudahkan pergerakan...
Dari bekasi saya berangkat Jam 03.30 pagi untuk mengejar bus jurusan cirebon yang berangkat jam 5 pagi dari terminal bekasi.
Jam 08.59 Alhamdulilah saya sampai di Kedawung Cirebon. Dari Kedawung kemudian saya naik mobil elf dengan ongkos 5000 dan turun di depan komplek makam Syekh Dzatul Kahfi.
Saya kemudian naik keatas....ah...lumayan juga tanjakannya...tapi asyik juga karena bisa melihat peninggalan peninggalan tua tempo dulu...
Saya sempatkan dulu sholat di Masjid dekat makam Syekh Dzatul Kahfi, setelah itu dilanjut ziarah ke makam beliau. Dari makam beliau saya kemudian keliling sekitar makam untuk melihat peninggalan Syekh Dzatul Kahfi...beberapa sumur "keramat" saya tengok airnya, ehhh...saya melihat ada orang mandi bayah kuyup pakai baju lengkap...wah....antik juga kata saya...saya bilang, "mas baru nyebur di sumur ?", dia jawab, "ya gak lah mas..." sambil dia senyum...ya sudahlah...dalam hati saya...saya juga barusan mandi dan emang airnya disitu bening banget, dingin dan segar banget...
Dari makam Syekh Dzatul Kahfi, saya kemudian melanjutkan ke makam Sunan Gunung Jati. Hari ini ternyata ramai sekali pengunjung yang berziarah.....Di komplek makam Sunan Gunung Jati saya tidak lama karena terus berhitung dengan waktu...
Saya kemudian berjalan ke arah depan jalan raya, untuk melanjutkan ke makam Syekh Bayanillah. Tidak saya sangka ternyata jarak makam beliau sangat dekat dengan komplek makam Syekh Dzatul Kahfi.
Sebetulnya makam yang akan saya tuju adalah makam Syekh Bayanillah yang ada di desa SAMPIRAN KECAMATAN TALUN KABUPATEN CIREBON, karena dari hasil penyelusuran saya, makam ini paling sering diziarahi dan yang sering muncul di Youtube, tapi waktu saya buka aplikasi gojek yang keluar justru makam Syekh Bayanillah yang ada di dekat makam Syekh Dzatul Kahfi....wah....kalau tau deket lebih baik jalan kaki deh....Sepertinya memang saya ditakdirkan ke makam Syekh Bayanillah yang satu ini, padahal makam beliau tidak saya plot mengingat informasinya sangat minim...tapi itulah, takdir membuat saya memang harus ke makam ulama yang mastur ini...
Alhamdulillah, makam tersebut akhirnya bisa saya temukan karena memang posisinya mudah didatangi dari akses jalan raya Sunan Gunung Jati. Paling sekitar 30 meter dari jalan raya.
Di komplek makam Syekh Bayanillah saya kemudian ditemani Bapak Khusnuddin yang merupakan Juru Kunci sekaligus keturunan langsung Syekh Bayanillah..
Tentu saja pertemuan ini saya tidak saya sia siakan untuk menggali informasi tentang tokoh Syekh Bayanillah.
Bapak Khusnuddin ini menurut saya bukan orang biasa, karena beliau pernah jadi santri Mbah Hamid Pasuruan, Habib Husein Al Habsi Bangil, Habib Hasan Baharun dan Kyai Kastolani yang masih keturunan Syekh Tolhah (Mursyid Thoriqoh Naqsabandi). Beliau bahkan mempunyai cerita khusus akan kedekatannya dengan Mbah Hamid Pasuruan.
Dalam wawancara yang berlangsung 1 jam lebih tersebut Pak Khusnuddin menegaskan bahwa makam Syekh Bayanillah yang ada disini adalah asli bukan petilasan. Saya juga mempertanyakan, bagaimana dengan makam yang berada di desa sampiran kecamatan talun itu ? Beliau menjawab bahwa itu juga merupakan makam asli namun sosok yang berbeda yang namanya kebetulan dinisbatkan kepada Syekh Bayanillah yang dimakamkan di Pederesan ini..
Secara fisik, menurut Pak Khusnuddin, wajah dan perawakan Syekh Bayanillah hampir mirip dengan Sayyid Muhammad bin Alwi Al Maliki. Pak Khusnuddin sudah berkali kali bertemu Syeh Bayanillah dalam mimpinya sehingga pada tahun 80an ketika pesantrennya di Bangil dikunjungi Sayyid Muhammad Al Maliki, beliau kaget karena begitu miripnya wajah dan perawakan antara Sayyid Maliki dan Syekh Bayanillah.
Syekh Bayanillah dalam sejarah yang saya pelajari bukanlah ulama sembarangan, beliau ulama besar yang sezaman dengan walisongo. Dalam beberapa literatur beliau adalah adik dari Syekh Dzatul Kahfi. Berdasarkan keterangan Pak Khusnuddin, Istri Syekh Bayanillah bernama asli Nyimas Mutmainnah adalah kakak Pangeran Cakrabuana.
Berdasarkan dari keterangan bapak khusnuddin ini dan juga beberapa literatur yang ada, Syekh Bayanillah ulama satu angkatan dengan Syekh Quro Karawang, Syekh Dzatul Kahfi, Maulana Ibrahim Zaenuddin Asmorokondi. Nasabnya kembali kepada Al Imam Abdul Malik Al Azmatkhan. Beliau datang dari Timur Tengah yaitu Mekkah dan Baghdad Irak. Datang ke Cirebon untuk berdakwah....
Ada sisi menarik, keturunan dari Syekh Bayanillah ini menggunakan laqob Al-Hindi. Menurut saya digunakannya laqob Al-Hindi bukanlah hal yang asing, mengingat leluhur Syekh Bayanillah memang ada yang berasal dari India, yaitu Sayyid Abdul Malik Al Azmatkhan, Sayyid Abdullah Amirkhan dan Sayyid Ahmad Syah Jalaludin. Berdasarkan keterangan Pak Khusnuddin beliau memang lama di India dan juga lama menetap di Mekkah, Bahgdad dalam rangka menuntut ilmu agama, sehingga tidak heran jika nantinya Syekh Bayanillah menjadi ulama besar setara dengan kakaknya..
Rasanya kalau anda berziarah ke wilayah Gunung Sembung, Gunung Jati tapi tidak mampir ke makam Syekh Bayanilllah kurang lengkap, karena disini kita bertemu langsung dengan keturunannya dan Insya Allah kita bisa masuk ke "ring 1" makam dengan diantar Pak Khusnuddin...beliau orangnya ramah dan murah senyum, ahli zikir dan sholawat...saya tentu hormat kepada beliau, saya cium tangan beliau karena rasa hormat saya juga karena beliau murid ulama dan wali besar tanah Jawa dan juga keturunan Wali Besar di masa Walisongo...