Tulisan ini adalah hasil kesimpulan buku yang disusun beliau yang didalamnya terdiri dari ayat-ayat suci Al Qur’an, Hadist-hadist Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Shahabat beliau, dan dari pendapat para Imamul Mujtahidin serta ulama yang telah beliau paparkan dalam buku tersebut, semuanya merupakan dalil-dalil syar’i yang mendasar dan kuat tentang kewajiban setiap orang mencintai dan menghormati Ahlul Bait Rasulullah SAW beserta semua keturunan mereka, semata-mata demi karena Allah dan Rasul-Nya.
Inilah pokok-pokok pengertian dan kewajiban mencintai dan menghormati Ahlul Bait SAW dan keturunannya.
1. Rasulullah SAW dan Ahlulbaitnya berhak memperoleh ketaatan dan penghormatan dari ummatnya
2. Rasulullah SAW adalah pangkal kemuliaan dan kesucian ahlu baitnya.
3. Rasulullah SAW adalah Wali bagi semua ahlul bait dan keturunannya.
4. Rasulullah SAW adalah ayah (sesepuh) mereka.
5. Ummat Islam wajib mendahulukan mereka.
6. Ummat Islam harus menimba ilmu dari mereka.
7. Apa yang membuat mereka tidak senang, membuat Rasulullah SAW tidak tenang.
8. Apa yang melegakan mereka melegakan Rasulullah SAW.
9. Hubungan Nasab mereka dengan Rasulullah SAW tidak terputus pada hari kiamat.
10. Hubungan mereka dengan Rasulullah SAW sebagai wasilah tidak terputus pada hari kiamat.
11. Hubungan kekerabatan dan kefamilian (mushaharah) antara mereka dengan Rasulullah SAW tidak terputus pada hari kiamat.
12. Iman belum benar-benar masuk kedalam hati seseorang hamba Allah sebelum ia mencintai Ahlulbait demi karena Allah dan karena kekerabatan mereka dengan Rasulullah SAW.
13. Barangsiapa yang menghormati dan berbuat baik terhadap mereka, pada hari kiamat kelak ia akan memperoleh balasan baik dari Rasulullah SAW.
14. Setiap orang beriman wajib mencintai mereka atas dasar kecintaannya kepada Rasulullah SAW.
15. Orang terbaik dikalangan ummat Islam ialah yang paling besar kecintaannya dan penghormatannya kepada Ahlulbait Rasulullah SAW.
16. Seorang dikalangan ummat Islam tidak akan memperoleh kebajikan di dunia dan akhirat, kecuali jika ia mencintai mereka demi kecintaannya kepada Allah dan Rasul-Nya.
17. Seyogyanya orang lebih menyukai hubungan persaudaraan dengan mereka daripada persaudaraannya dengan kaum kerabatnya sendiri.
18. Setiap muslim wajib menyadari bahwa Ahlulbait Rasulullah SAW mempunyai hak yang amat besar atas dirinya.
19. Setiap muslim wajib menghormati dan menjaga keselamatan mereka.
20. Barangsiapa mengganggu mereka berarti mengganggu Rasulullah SAW, dan orang yang mengganggu Rasulullah SAW berarti mengganggu Allah SWT.
21. Setiap mu’min belum benar-benar beriman selagi ia belum mencintai Rasulullah SAW, dan ia belum mencintai Rasulullah SAW selama belum mencintai Ahlul Bait beliau.
22. Mereka senantiasa bersama-sama dengan Al-Qur-an hingga saat mereka masuk surga.
23. Orang yang memperoleh hidayah ILAHI ialah orang yang berpegang teguh pada Al-Qur’an dan Ahlul Baitnya Rasulullah SAW.
24. Orang yang tidak berpegang pada Al-Qur’an dan Ahlul Bait Rasulullah SAW adalah sesat.
25. Rasulullah SAW telah mengingatkan kita akan kewajiban kita terhadap Allah SWT mengenai keharusan kita mencintai Ahlul Bait Rasulullah SAW dan mengenai keharusan kita menghormati mereka. Rasulullah SAW mengaitkan kehormatan mereka dengan kehormatan beliau sendiri dan kehormatan agama Islam.
26. Barangsiapa mengindahkan kehormatan Rasulullah SAW dan Ahlul Baitnya, Allah SWT akan memelihara keselamatan agama dan keduniaannya.
27. Barangsiapa yang tidak mengindahkan kehormatan Rasulullah SAW dan Ahlul Baitnya, Allah tidak akan memelihara keselamatan agama dan keduniaannya.
28. Rasulullah SAW telah mewasiatkan kepada kita supaya kita menyampaikan segala hal yang baik kepada Ahlul Bait beliau.
29. Rasulullah SAW SAW pada hari kiamat akan menggugat orang yang mengurangi hak Ahlul Bait beliau, dan barangsiapa yang pada hari kiamat akan digugat oleh Rasulullah SAW ia akan masuk neraka.
30. Ahlul Bait Rasulullah SAW adalah Hablullah (Tali Allah) yang kita diperintah supaya teguh berpegang padanya, sebagaimana Firman Allah : “Hendaklah kalian semuanya berpegang teguh pada Tali Allah” (QS Ali Imran: 103).
31. Kita harus mengerti, bahwa Ahlul Bait Rasulullah SAW adalah orang-orangnyang menjadi sasaran iri hati karena mereka memperoleh limpahan karunia Allah SWT.
32. Seorang hamba Allah belum benar-benar beriman selagi kecintaannya kepada Ahlul Bait Rasulullah SAW belum melebih kecintaannya kepada dirinya sendiri dan keluarganya.
33. Persahabatan setia dengan Ahlul Bait adalah Hidayah yang dinyatakan Allah dalam Firman-Nya: “Aku adalah Maha Pengampun bagi siap yang bertaubat, beriman dan berbuat kebajikan”. (Surat Tho Haa : 82).
34. Allah SWT sangat murka terhadap orang yang mengganggu Ahlul Bait Rasulullah SAW.
35. Barangsiapa mencintai dan menghormati mereka, Allah akan memanjangkan usianya dan melestarikan kurnia nikmat yang dilimpahkan kepadanya.
36. Barangsiapa yang membenci dan menghina mereka, Allah akan memendekkan usianya dan akan mencabut nikmat yang diberikan kepadanya, dan pada hari kiamat ia akan dibangkitkan dalam keadaan muka hitam.
37. Manusia akan selalu mengikuti mereka dalam kebajikan maupun keburukan. Dengan kabaikan mereka, manusia akan menjadi baik dan dengan kerusakan mereka, manusia akan menjadi rusak.
KH Raden Abdullah Bin Nuh dalam penutup ditulisannya, mengatakan :
Agar Kaum Muslim tidak enggan membantu kesukaran para keturunan Ahlul Bait Rasulullah SAW.
Mau belajar kepada mereka yang berilmu
Mengajar mereka yang kurang mendalam ilmunya
Menurut beliau, kebaikan dan kesentosaan kaum Muslimn banyak kaitannya dengan kebaikan dan kesentosaan mereka. Mereka adalah bahtera keselamatan bagi kaum muslimin, tidak ubahnya dengan bintang-bintang di langit yang menjadi petunjuk jalan dalam perjalanan gelap ditengah samudra.
Beruntunglah orang-orang yang memelihara hubungan dengan Ahlul Bait, kaum kerabat Rasulullah SAW dan keturunan mereka.
Bahagialah orang-orang yang dengan syafa’at Rasulullah SAW akan memperoleh kebahagiaan hidup kekal di akhirat. Alangkah nikmatnya orang-orang yang dengan keridhoaan Allah dan Rasul-Nya memperoleh kesejahteraan hidup dunia dan akhirat.
Allahumma Sholli “Alaa Sayyidina Muhammad wa Aali Sayyidina Muhammad, Wa Sallim Wardha’an Shohabat Rasulillah Ajma’in.
DAFTAR PUSTAKA:
KH Abdullah bin Nuh, Keutamaan Keluarga Rasulullah SAW, Bogor: Penerbit Al Ihya, 1986 hlm 80-81
KH Abdullah bin Nuh, Mencintai Keluarga Nabi SAW-Bekal Menuju Surga, Jakarta: Pen