Tahun 2014 saat saya melakukan perjalanan religi ke makam makam Wali Songo, khususnya ketika saya naik angkot dari Surabaya menuju Tuban, seorang penumpang pernah bertanya kepada saya, "mau kemana mas ?", saya jawab kalau tujuan saya adalah ke makam Sunan Bonang setelah sebelumnya saya telah berziarah ke makam Sunan Ampel. Orang tersebut langsung berkata, " lho mas, sampeyan ke Sunan Ampel tapi kok malah melewati bapaknya Sunan Ampel...." piye toh mas, masak anaknya dikunjungi tapi bapaknya dilewati...." ujarnya..., saya tentu saja kaget, tapi saya bilang, "saya terkendala sama jadwal....", namun dalam hati, Insya Allah suatu saat saya akan menyambangi makam tersebut. Dan alhamdulillah akhir Desember 2022 saya bisa berziarah ke makam Wali Songo tertua setelah Era Syekh Jumadil Kubro Wajo atau Maulana Husein Jamaluddin Al Akbar Wajo.
Maulana Ibrahim Zaenuddin Asmorokondi adalah salah satu ulama tertua pasca wafatnya Sang Grand Syaikh Maulana Husein Jamaluddin Al Akbar atau Syekh Jumadil Kubro Wajo. Darinya nanti akan muncul nama Sunan Ampel, Sayyid Fadhol Ali Murtadho atau Raden Santri, Maulana Ishak, dll. Dari ke tiga nama yang disebut akan muncul kembali nama Sunan Bonang, Sunan Drajat, Sunan Kudus....
Maulana Ibrahim Zaenuddin Asmorokondi keberadaannya sering disamakan dengan sosok Maulana Malik Ibrahim dari Gresik. Padahal keduanya adalah orang yang berbeda. Secara silsilah Maulana Ibrahim Zaenuddin Asmorokondi hitungannya adalah paman dari Maulana Malik Ibrahim karena ayah Maulana Malik Ibrahim adalah adik dari Maulana Ibrahim Zaenuddin Asmorokondi. Kemungkinan terbesar kenapa sosok mereka dianggap 1 orang yang sama, karena mereka ini hidup di era yang sama, sama sama alim, dan sama sama keturunan Syekh Jumadil Kubro Wajo. Makam mereka juga berbeda tempat. Maulana Ibrahim Asmorokondi makamnya di Tuban, Maulana Malik Ibrahim di Gresik.
Dalam sejarah penyebaran Islam di Asia Tenggara, sosok Maulana Ibrahim Zainuddin Asmorokondi pernah berjasa di kawasan Sulu Filipina dan Brunei...juga wilayah Champa dan sekitarnya. Keberadaannya telah memberikan pengaruh terhadap pemerintahan setempat. Sebagai ulama besar jaringan beliau telah merambah ke berbagai wilayah dengan nama nama yang berbeda..
Adapun nama Asmorokondi sebagian ahli sejarah menduga berasal dari nama As-Samarkondi atau yang kini bernama negara Uzbekistan. Ada pula yang menduga munculnya nama tersebut karena adanya kisah cinta antara dirinya dengan istrinya, pendapat lain mengatakan nama tersebut muncul dari Champa. Terlepas dari semua pendapat yang ada memang nama yang paling melekat kuat adalah Ibrahim Asmoro atau Ibrahim Asmorokondi yang secara lidah orang Jawa pada masa itu lebih mudah diucapkan.
Adapun silsilah singkat beliau adalah sbb ; Maulana Ibrahim Zaenuddin Asmorokondi bin Maulana Husein Jamaluddin (Syekh Jumadil Kubro Wajo) bin Sayyid Ahmad Syah Jalaluddin bin Sayyid Abdullah Amirkhan bin Al Imam Abdul Malik Al Azmatkhan bin Al Imam Alwi Ammul Faqih .... sampai kepada Al imam Ahmad Al Muhajir...sampai kepada Rasulullah SAW.