Oleh : Iwan Mahmud Al-Fattah
Beliau seorang ulama legendaris Betawi dari Bekasi yang diakui perjuangannya secara nasional. Perlawanannya terhadap penjajah telah membuat Penyair Chairil Anwar takjub sehingga di kemudian hari dia membuat syair KERAWANG BEKASI yang fenomenal itu.
Saya termasuk orang yang beruntung karena sejak tahun 1988 sd 1992 bisa bertemu beliau berulangkali dalam kegiatan keagamaan di wilayah Jakarta...salah satu ulama yang saya nanti nantikan memang beliau ini, suaranya tenang namun mengena. Penampilan beliau karismatik sekali dengan jubah dan ikat kepala. Kadang beliau memakai jubah hitam dan hijau yang membuatnya semakin berwibawa. Fisiknya gagah dan tegap..Mata beliau sangat teduh dipandang, setiap kedatangannya jamaah langsung berebut mencium tangan beliau.
Perjuangannya dikenal sangat heroik dan penuh dengan peristiwa yang selalu menjadi buah bibir pada masyarakat Jakarta, Bekasi serta wilayah-wilayah Jawa Barat.
Lulusan Mekkah yang dikenal sangat patuh pada gurunya ini berjuang dengan penuh pengorbanan. Berbagai pertempuran dia lakoni demi mempertahankan kemerdekaan RI. Nyawanya selalu diburu Belanda. Namun setiap kali disergap beliau mampu meloloskan diri..
Salah satu pertempuran sengit yang pernah beliau jalani bersama anak buahnya adalah ketika berhadapan dengan tentara sekutu di Jembatan Kali Sasak Pondok Ungu. Kelak daerah tempat pertempurannya dinamakan Kelurahan Pejuang. Di Jembatan Kali Sasak pertempuran berlangsung sengit, namun karena beliau lebih mementingkan keselamatan anak buahnya maka beliau memerintahkan mundur teratur. Namun berkat perlawanan ini fihak tentara sekutu mulai berhati hati terhadap gerakan mereka.
Selain di jembatan kali sasak KH Noer Ali juga berhasil melakukan perang urat syarat..strateginya yang cerdik yaitu dengan mengibarkan bendera merah putih di beberapa tempat telah mengagetkan fihak sekutu, karena dengan demikian keberadaan para pejuang ternyata masih ada.
Berkat kiprahnya yang luar biasa salah seorang orator dan pahlawan nasional dari Surabaya yaitu Bung Tomo selalu menyebut nyebut nama beliau dengan gelar KYAI HAJI. Sehingga sejak saat itu beliaupun dipanggil dengan gelar KYAI HAJI. Perlawanannya yang gigih telah membuat para petinggi TKR (TNI sekarang) melakukan koordinasi. Jenderal Urip Sumoharjo (ada juga yang mengatakan Jendral Sudirman) memerintahkan beliau bergerilya di Jawa Barat. Strateginya dalam bergerilya diakui sangat jitu. Penyamaran beliau juga sangat rapi dan sulit untuk dilacak..
Tahun 90 awal saya pernah mendengar dari beberapa orang juga termasuk guru ngaji saya almarhum Ustadz Eka bahwa KH Noer Ali ini selain seorang ulama, beliau seorang yang ahli beladiri dan juga memang mempunyai beberapa "kelebihan" . Berulang kali disergap, diburu dan diancam selalu berhasil lolos. Peluru sepertinya "enggan" mengenai dirinya. Memang di dalam perjuangannya KH Noer Ali tidak lepas dari zikir dan wudhu. Kisahnya mirip dengan Jendral Sudirman...selain itu sesuatu yang khas pada diri beliau adalah sorban yang melilit di kepala beliau...
KH Noer Ali setelah perang kemerdekaan berakhir akhirnya mematuhi pesan gurunya, Syekh Ali Al Maliki untuk berkiprah pada dunia dakwah melalui jalur pendidikan.Beliau masih ingat pesàn gurunya agar tidak bekerja pada bidang pemerintahan. Gurunya tidak meridhoi bila ia bekerja di pemerintahan...
Kini pesantren yang dibangun ulama yang merakyat telah menjadi besar di wilayah Bekasi...namanya harum semerbak sebagai pahlawan sejati...
Alfatehah untuk Pahlawan Nasional Sang Singa Karawang Bekasi KH Noer Ali....
"Sumber tulisan dan foto dikutif dari berbagai sumber baik media online maupun buku, jurnal dan tulisan yang beredar di medsos.."