Menulis Sejarah Islam Berdasarkan Fakta & Data, Cp 08179803186, FB : Iwan Mahmoed Al Fattah II & III
Kamis, 09 Desember 2021
"MASA FATRAH DALAM SEJARAH KENABIAN DAN STATUS KEIMANAN AYAH BUNDA RASULULLAH SAW"
Jumat, 03 Desember 2021
KOLONEL KH NOER ALI (SINGA KARAWANG BEKASI) ULAMA LEGENDARIS BETAWI, PEJUANG KEMERDEKAAN YANG DIKAGUMI BUNG TOMO
Oleh : Iwan Mahmud Al-Fattah
Beliau seorang ulama legendaris Betawi dari Bekasi yang diakui perjuangannya secara nasional. Perlawanannya terhadap penjajah telah membuat Penyair Chairil Anwar takjub sehingga di kemudian hari dia membuat syair KERAWANG BEKASI yang fenomenal itu.
Saya termasuk orang yang beruntung karena sejak tahun 1988 sd 1992 bisa bertemu beliau berulangkali dalam kegiatan keagamaan di wilayah Jakarta...salah satu ulama yang saya nanti nantikan memang beliau ini, suaranya tenang namun mengena. Penampilan beliau karismatik sekali dengan jubah dan ikat kepala. Kadang beliau memakai jubah hitam dan hijau yang membuatnya semakin berwibawa. Fisiknya gagah dan tegap..Mata beliau sangat teduh dipandang, setiap kedatangannya jamaah langsung berebut mencium tangan beliau.
Perjuangannya dikenal sangat heroik dan penuh dengan peristiwa yang selalu menjadi buah bibir pada masyarakat Jakarta, Bekasi serta wilayah-wilayah Jawa Barat.
Lulusan Mekkah yang dikenal sangat patuh pada gurunya ini berjuang dengan penuh pengorbanan. Berbagai pertempuran dia lakoni demi mempertahankan kemerdekaan RI. Nyawanya selalu diburu Belanda. Namun setiap kali disergap beliau mampu meloloskan diri..
Salah satu pertempuran sengit yang pernah beliau jalani bersama anak buahnya adalah ketika berhadapan dengan tentara sekutu di Jembatan Kali Sasak Pondok Ungu. Kelak daerah tempat pertempurannya dinamakan Kelurahan Pejuang. Di Jembatan Kali Sasak pertempuran berlangsung sengit, namun karena beliau lebih mementingkan keselamatan anak buahnya maka beliau memerintahkan mundur teratur. Namun berkat perlawanan ini fihak tentara sekutu mulai berhati hati terhadap gerakan mereka.
Selain di jembatan kali sasak KH Noer Ali juga berhasil melakukan perang urat syarat..strateginya yang cerdik yaitu dengan mengibarkan bendera merah putih di beberapa tempat telah mengagetkan fihak sekutu, karena dengan demikian keberadaan para pejuang ternyata masih ada.
Berkat kiprahnya yang luar biasa salah seorang orator dan pahlawan nasional dari Surabaya yaitu Bung Tomo selalu menyebut nyebut nama beliau dengan gelar KYAI HAJI. Sehingga sejak saat itu beliaupun dipanggil dengan gelar KYAI HAJI. Perlawanannya yang gigih telah membuat para petinggi TKR (TNI sekarang) melakukan koordinasi. Jenderal Urip Sumoharjo (ada juga yang mengatakan Jendral Sudirman) memerintahkan beliau bergerilya di Jawa Barat. Strateginya dalam bergerilya diakui sangat jitu. Penyamaran beliau juga sangat rapi dan sulit untuk dilacak..
Tahun 90 awal saya pernah mendengar dari beberapa orang juga termasuk guru ngaji saya almarhum Ustadz Eka bahwa KH Noer Ali ini selain seorang ulama, beliau seorang yang ahli beladiri dan juga memang mempunyai beberapa "kelebihan" . Berulang kali disergap, diburu dan diancam selalu berhasil lolos. Peluru sepertinya "enggan" mengenai dirinya. Memang di dalam perjuangannya KH Noer Ali tidak lepas dari zikir dan wudhu. Kisahnya mirip dengan Jendral Sudirman...selain itu sesuatu yang khas pada diri beliau adalah sorban yang melilit di kepala beliau...
KH Noer Ali setelah perang kemerdekaan berakhir akhirnya mematuhi pesan gurunya, Syekh Ali Al Maliki untuk berkiprah pada dunia dakwah melalui jalur pendidikan.Beliau masih ingat pesàn gurunya agar tidak bekerja pada bidang pemerintahan. Gurunya tidak meridhoi bila ia bekerja di pemerintahan...
Kini pesantren yang dibangun ulama yang merakyat telah menjadi besar di wilayah Bekasi...namanya harum semerbak sebagai pahlawan sejati...
Alfatehah untuk Pahlawan Nasional Sang Singa Karawang Bekasi KH Noer Ali....
"Sumber tulisan dan foto dikutif dari berbagai sumber baik media online maupun buku, jurnal dan tulisan yang beredar di medsos.."
"KRONOLOGIS BERDIRINYA KOTA JAKARTA YANG DIAWALI DENGAN TRILOGI PERTEMPURAN BERSEJARAH"
Oleh : Iwan Mahmud Al-Fattah
Bermula akan ambisi Kerajaan Kristen Katolik Portugis yang membawa Misi Gold Gospel & Glory. Maka sejak saat itu dimulailah TRILOGI Perang Salib Di Asia Tenggara antara Kekuatan Islam Nusantara melawan salah satu Militer Angkatan Laut Terkuat Di Dunia saat itu yaitu Portugis.
Pertempuran babak pertama terjadi di Malaka tahun 1511 M. Sayangnya dalam pertempuran tersebut Portugis berhasil mengalahkan Kesultanan Malaka dengan telak. Ini akibat minimnya pengetahuan militer dan persenjataan yang masih sederhana. Saat itu banyak fihak yang ikut membantu berperang termasuk Kesultanan Islam Demak...namun apa daya...Malaka akhirnya runtuh. Minimnya pengetahuan militer Nusantara memang kalah jauh jika dibandingkan dengan Portugis yang saat itu sedang mencapai puncak kejayaannya..
Jatuhnya Malaka berimbas pada peta pelayaran Nusantara. Banyak pedagang yang kemudian berusaha untuk merapat ke wilayah Jawa dan Sunda karena dirasa masih aman dan cukup menjanjikan dalam dunia perekonomian...
10 tahun dari masa kekalahan di Malaka , nampaknya fihak Kesultanan Demak masih berusaha untuk kembali meruntuhkan kekuatan Portugis yang semakin berjaya di tanah Malaka.
Pertempuran kedua kemudian terjadi tahun 1521 Masehi di perairan Selat Malaka. Kali ini semua Panglima Perang Demak terbaik dikerahkan. Pati Unus dipercaya untuk memimpin puluhan ribu mujahid untuk menghancurkan Benteng Portugis. Saat itu Pati Unus dibantu oleh Fattahillah, Syarif Fadilah Khan. Juga tidak ketinggalan kiprah dari Fihak Cirebon, Banten, Maluku, Borneo, Palembang, Lampung, Ampel, Giri, Madura, dll.
Pertempuran dashyat terjadi...namun sayang...lagi lagi umat Islam mengalami kekalahan telak, padahal jumlah pasukan Islam sekitar 10.000an plus kapal kapal junk yang dilengkapi persenjataan perang. Pati Unus bahkan dengan gagah berani turun langsung ke medan perang. Lautan Malaka riuh bergemuruh akan suara takbir para mujahid. Pada perang tersebut akhirnya Pati Unus syahid tertembak di kapalnya. Kematian Pati Unus sangat mengguncang moral pasukan muslim. Sehingga kacaulah formasi pasukan sehingga akhirnya Portugis untuk ke 2 kali meraih kemenangan telak. Kekalahan pasukan Islam bila dilihat saat itu ternyata bersumber dari minimnya tehnologi persenjataan. Jumlah pasukan yang banyak ternyata tidak mampu meruntuhkan portugis yang memang dikenal lihai dalam perang lautan. Taktik yang digunakan pasukan islam juga mudah terbaca. Expedisi militer laut Kesultanan Demak ternyata beritanya sudah tercium sejak awal oleh fihak Portugis sehingga pasukan dari Kerajaan Katolik ini bisa mempersiapkan lebih dahulu benteng dan peralatan tempurnya. Akhirnya setelah Pati Unus syahid, panglima perang yang ada memutuskan untuk segera mundur. Fatahillah karena tidak bisa memasuki jalur menuju Jawa dan Palembang akhirnya memutuskan berlayar ke Mekkah sambil belajar menuntut ilmu dan mencari dukungan. Sedangkan Syarif fadilah Khan yang berhasil lolos dari sergapan kapal portugis langsung memutuskan untuk merapat Ke Palembang.
Kekalahan kedua fihak Demak terhadap Portugis sangat terasa efeknya di pulau jawa dan Sunda....sehingga berpengaruh secara psiikologis bagi rakyat. Majelis Dakwah Walisongo.juga khawatir akan terhambatnya penyebaran agama di wilayah Nusantara jika Portugis berhasil masuk melakukan misinya, apalagi Portugis dikenal sangat anti akan keberadaan umat Islam dan orang orang Arab.
Tahun 1521 Sultan Trenggono naik jabatan menjadi Sultan Demak ke III menggantikan Pati Unus dan digelari dengan nama SULTAN AHMAD ABDUL ARIFIN. Sejak saat itulah Sultan Trenggono bertekad untuk menggagalkan rencana Portugis yang bertujuan untuk menyebarkan misi Gold, Gospel dan Glory. Keinginan Sultan Trenggono atau Sultan Demak Bintara III ini didukung penuh oleh Majelis Para Wali saat itu. Majelis Para Wali (Walisongo) sangat khawatir akan misi Portugis, apalagi saat Portugis di Malaka De Alfonso bertekad akan mengusir habis umat Islam dan orang-orang Arab.
Selama 5 tahun Sultan Trenggono kembali mempersiapkan diri untuk.menghadapi kekuatan militer laut Portugis...
Di tahun 1522 M Sultan Trenggono merasa resah karena terdengar kabar jika fihak Portugis telah melakukan perjanjian politik dan dagang dengan Pajajaran. Sunda Kelapa yang saat itu merdeka dan posisinya strategis akhirnya juga diambil alih pajajaran. Terikatnya Sunda Kelapa dengan Pajajaran justru menambah tekad kuat Sultan Trenggono untuk segera melakukan misi jihad suci untuk mengalahkan Portugis.
Tahun 1526 - 1527 adalah masa masa yang menegangkan karena terdengar kabar jika Portugis akan merapat ke Sunda Kelapa untuk menagih janji ke Pajajaran. Akhir tahun 1526 atau bersamaan dengan perayaan Maulid Nabi tanggal 12 Rabiul Awal 933 H. Sultan Trenggono menggelorakan misi jihad dan mengundang para mujahid dari seluruh Nusantara untuk bergabung dengan kekuatan yang sudah ada dalam rangka menghadapi Portugis di Sunda Kelapa.
Berbagai fihak dilibatkan. Panglima Perang yang dipercayakan adalah Al Hajj Fattahillah. Selain beliau ada nama Syarif Fadhilah Khan, melalui nama-nama inilah Sultan Trenggono mempercayakan misi bersejarah tersebutm
Sebelum masuk ke Sunda Kelapa maka Al Hajj Fatahillah meminta restu.dari Sunan Gunung Jati serta dukungan penuh dari rakyat Cirebon dan rakyat Banten. Setelah semua berjalan maka mulailah mereka berangkat. Ada yang lewat darat adapula yang lewat air.
Akhirnya pada bulan Juni 1527 (ada juga yang menduga Juli) terjadilah pertempuran hidup mati antara pasukan Islam dan Pasukan militer Laut Portugis. Inilah pertempuran ketiga yang sangat menentukan, jika Islam kalah maka kemungkinan misi Portugis dengaan 3 G nya akan berjalan sukses dan sudah tentu nantinya akan mengubah "peradaban" yang ada di Jawa maupun Sunda. Boleh jadi bila Portugis berhasil mendarat mulus di Sunda Kelapa Islam tidak akan pernah seperti yang sekarang ini. Bisa jadi wajah Jakarta akan sama seperti halnya Philipina....
Fatahillah sebagai Jenderal Perang tau betul akibat dari sebuah kekalahan perang. 2 x Demak kalah tentu Fattahillah telah belajar banyak...dan terbukti pada pertempuran ketiga ini akhirnya fihak pasukan Islam menang secara gilang gemilang...dan itu bertepatan tahun 1527 atau dalam kitab al fatawi tanggal 1 Syawal 933 Hijriah.
Sejak kemenangan inilah nama Sunda Kelapa diganti menjadi Fathan Mubina dan selanjutnya menjadi Jayakarta. Sebuah kemenangan yang nyata...
Inna Fatahna Laka Fathan Mubina...
'MENCINTAI KELUARGA NABI"
Oleh; Iwan Mahmud Al Fattah
Dulu deket rumah ane ada Dzurriyah Nabi yang hidupnya miskin bahkan satu keluarga dianggap gila oleh masyarakat karena perilaku mereka, salah satu anggota keluarga mereka bahkan dikenal senang akan miras dan kelakuan jelek lainnya, satu lagi setiap hari ngoceh gak karuan hingga dianggap gila, bahkan beberapa emak emak takut melewati rumah mereka, tapi emak bapak ane mengajarkan agar kami sekeluarga untuk tidak ikut ikutan memperlakukan mereka tidak layak, bapak ane bahkan suka diam-diam memperhatikan mereka dengan caranya sendiri. Bapak ane sekalipun dikenal keras dan gak kenal kompromi tapi kalau udah urusan sama orang susah air matanya mudah keluar dan suka ngebantuin semampunya, beliau bahkan sering bilang, "jangan ganggu keluarga itu, bantu mereka, kalau mereka kaya gak mungkin mereka minta-minta.."
25 tahun berselang, suatu saat saya ketemu dengan sisa keluarga itu yang masih hidup di terminal kampung melayu jakarta timur, saya tegur dia, apakah masih kenal dengan saya dan keluarga besar saya...dia langsung teriak, "Masya Allah...., ane gak bakal lupa sama keluarga ente, keluarga ente baik banget, ujarnya sambil mau nangis..." ane dipeluk kemudian kepala ane diciumnya...waktu ane mau kasih dia uang, dia menolak dan bicara, "afwan gak usah, ane ada..", ane bilang, "ini hadiah dari ana.." akhirnya dia terima juga....sepanjang obrolan dia tidak henti-hentinya ngomongin keluarga ane...terus terang ane jadi gak enak dengernya karena takut jadi riya...pertemuanpun akhirnya berakhir..
Kini ane dengar dia sudah berada di Tegal kadang ane dengar di Purwokerto, ane dengar juga dia punya majlis zikir. Kontras dengan kondisinya dahulu yang sering dianggap aneh dan gila oleh masyarakat.
Mencintai Keluarga Nabi adalah salah satu ajaran yang sering diwasiatkan oleh Emak Bapak ane...mau bagaimanapun kondisi mereka, kita tetap harus mencintainya karena Allah, apabila mereka melakukan kesalahan dan dosa kita harus mengingatkan, apabila mereka menyimpang kita nasehati dan ingatkan akan kiprah para leluhurnya. Terkadang ada dari mereka yang belum faham betapa berat beban moral menyandang predikat sebagai Dzurriyah Nabi karena dia akan selalu dijadikan uswah, bahkan ada juga dari mereka yang masih belum mengerti bahwa kehidupan seorang Dzurriyah Nabi itu akan terus dinilai oleh masyarakat dimanapun dia berada. Oleh karena itu tidak sedikit dari mereka yang berusaha menyembunyikan jati diri karena berbagai alasan demi untuk meringankan beban moral mereka.
Dzurriyah Nabi itu hidup dengan berbagai latar belakang sama seperti kita, sehingga kitapun harus memahaminya secara terbuka dan bijaksana. Dzurriyah Nabi memiliki watak yang bermacam macam. Dalam dakwah ada yang berwatak lemah lembut, ada yang keras dan tegas, tidak jarang beberapa mereka dianggap kotroversi, namun satu hal yang sangat penting, ditubuhnya mengalir darah Nabi Muhammad SAW. Ini yang menyebabkan kita harus mencintainya karena Allah, jadi apabila mereka berbuat baik cintailah sebaik baiknya, apabila mereka berbuat buruk atau maksiat maka ingatkan, tegur dan nasehatilah dengan sesabar-sabarnya. Bila masih belum berubah teruskan saja berdoa...Jangan membeda-bedakan Keturunan Nabi, kalaupun ada yang tidak berkenan dihati anda karena mungkin perilakunya yang kurang layak, doakan saja agar Keturunan Nabi yang tidak anda senangi itu Allah berikan petunjuk dan Allah kembalikan dirinya sebagai seorang Dzurriyah Nabi yang sejati dan baik....tidak hanya baik secara nasab tapi baik pula secara ilmu, akidah, dan akhlak...
Catatan Khusus :
Keturunan Nabi sering disebut dengan gelar HABIB (LAKI-LAKI), HABIBAH (PEREMPUAN), SYARIF (laki laki), SYARIFAH (perempuan), SAYYID (LK), SAYYIDAH (PR). Kesemua mereka berasal dari Keturunan Sayyidina Husein Ra melalui Imam Ali Zaenal Abidin dan Sayyidina Hasan Ra melalui Imam Hasan Al Mutsanna.
Di beberapa daerah atau negara lain panggilan mereka berbeda, Yik (Jawa Timur), Ayip (Palembang), Wan (Jakarta), Sidi (Sumbar), Syed (Malaysia), dll. Di beberapa daerah bahkan menggunakan gelar terhormat lokal karena mereka banyak yang menikah dengan pribumi.
"ULAMA SINGA PODIUM BETAWI"
Oleh : Iwan Mahmud Al Fattah
Penulis beberapa buku sejarah Islam di Jakarta
Selama ini kita mengenal Ulama Petamburan adalah seorang singa podium yang cukup konsisten. Dari awal kemunculan beliau terutama di masa masa tahun 98, gaya dan tutur ceramahnya tidak berubah. Ceramah dan pidatonya sering membuat banyak orang terhenyak bahkan baper stadium 4, bahkan tidak sedikit yang kupingnya "kepanasan" hingga mengalami "ketulian" akan sebuah kebenaran. Tidak sedikit juga fihak yang menuduh kalau ulama petamburan adalah sosok yang "kasar" dan 'sadis" ceramahnya. Hal lain yang sering terjadi, beberapa fihak ada yang hobi membanding bandingkan bahkan membenturkan dirinya dengan Zuriah Rasul lain yang ceramahnya lembut dan santun. Padahal kalau kita mau jernih, setiap orang punya watak, gaya atau "stail" tersendiri dalam berdakwah termasuk para Zuriah Rasul. Antara Sayyidina Hasan dan Sayyidina Husein wataknya saja berbeda sehingga dalam menghadapi Bani Ummayah pun berbeda. Kalau Imam Hasan lebih cenderung akomodatif kalau Imam Husein lebih cenderung frontal. Namun kedua adik kakak ini saling memahami dan memaklumi tabiat masing masing. Antara Khalifah Umar dan Khalifah Usman terjadi perbedaan watak namun kedua duanya tetap dicintai Nabi..
Ulama Petamburan adalah sosok yang dikenal teguh dan kokoh seperti batu karang. Sekalipun pernah dicekal selama tiga tahun setengah di Mekkah toh ternyata gaya beliau masih sama seperti yang dulu, bahkan dalam beberapa hari ini justru semakin "keras" apalagi jika sudah menyangkut ketidak adilan dan kezoliman. Gaya ceramah seperti ulama petamburan memang beresiko besar karena tidak semua orang akan bisa menerima..tapi itulah hakikat perjuangan... .
Ulama Petamburan adalah merupakan salah satu gambaran atau tipikal ulama Betawi yang khas. Mungkin bagi orang lain gaya ceramah beliau kurang diterima, namun bagi masyarakat Betawi hal itu merupakan sesuatu yang biasa biasa aja. Keras menurut orang lain namun bagi masyarakat Betawi sih biasa saja. Urusan amar maruf nahi mungkar memang tidak boleh remang remang. Jadi kalau suatu saat anda menemukan ceramah seperti beliau di Betawi ya biasa saja...namun demikian ceramah ceramah lembut dan juga penuh keilmuan ala Aa Gym, Ustadz Arifin, juga banyak pula kok yang dilakukan oleh para ulama Betawi...tengok saja Hbb Ali bin Abdurrahman Assegaf, Hbb. Munzir Musawwa, Hbb. Jindan bin Novel, Hbb. Ahmad bin Novel bin Jindan, Hbb. Hasan bin Jakfar Assegaf, dll. Mereka semua itu punya hubungan baik dengan ulama petamburan
Kehidupan masyarakat betawi yang sering digambarkan dalam ceramah ceramah lucu yang dilontarkan ulama betawi adalah ha biasa, juga saling berbalas "celaan" adalah hal yang sering ditemukan pada masyarakat Betawi. Semua bertujuan untuk menambah keakraban bukan untuk merendahkan. Ceramah ulama petamburan kadang ada hal seperti itu. Kadang keras, tegas, lembut, kadang juga diselipi humor ala Betawi...sayangnya kadang ceramah ceramah beliau sering dipotong potong hingga akhirnya sering dijadikan bullyan para pembenci beliau. Gaya dakwah adalah masing masing orang punya. Dan itu tidak bisa dipaksakan..tinggal jamaahnya bisa "faham" atau tidak.
Betawi itu kaya dengan istilah humor. Jadi ente jangan salah faham kalau suatu saat ada muncul ledekan seperti belatung nangka, kadal kebon, tokek langgar, kutil babi, ga'ang sawah, orang-orangan sawah, dll, itu semua bukanlah bermaksud "membinatangkan" atau melecehkan harkat martabat orang lain, namun lebih sebagai perumpamaan yang ditujukan kepada mereka yang memang "tekak" untuk dinasehati.
Petamburan adalah salah satu kantong wilayah Betawi yang cukup khas kehidupannya. Berada dilingkungan kawasan tanah abang membuat nama Petamburan semakin tenar apalagi dengan keberadaan ulama petamburan. Sejak dulu wilayah tanah abang memang penuh dengan sejarah termasuk para ulama dan pendekar pendekarnya. Jadi munculnya ulama petamburan di kawasan itu dengan segala tipikalnya tidaklah mengagetkan saya.
Selain nama beliau di Betawi kita juga akan banyak menemukan catatan sejarah dan kisah kisah ulama yang sangat berani dalam berdakwah.
Mereka dikenal sebagai penceramah dan oratur ulung di seantero Betawi. Pidato mereka dikenal sangat menggelegar dan penuh semangat..dalam momen-momen tertentu, sosok ulama yang mungkin sehari hari lembut dalam pengajian namun ketika berada diatas podium akan berubah menjadi sosok yang berwibawa dan tegas ceramahnya, tidaklah mengherankan keberadaan mereka sangat disegani oleh berbagai golongan pada masa hidupnya.
Salah satu ciri ceramah ulama Betawi, sekalipun mereka tegas bahkan mungkin keras dalam mengingatkan, semua itu bisa cair karena ceramah ceramah mereka sering diselipi humor-humor segar yang merakyat dan sarat dengan nilai-nilai kehidupan. Tidak usah heran mereka mungkin yang tersentil tidak marah karena penyampaian ulama Betawi itu kadang "tegang" kadang lucu.
Diantara mereka yang pernah dijuluki Singa Podium adalah :
1. Al-hbb. Ali Al Habsyi Kwitang, dimasa penjajahan Jepang Habib adalah sosok yang sangat diwaspadai jepang karena pidato pidatonya yang mampu membuat semangat untuk melakukan perjuangan di tanah Betawi. Habib Ali Kwitang juga dikenal sebagai pelopor timbulnya majelis taklim secara terbuka pada masa penjajahan.
2 . Al-Hbb. Salim bin Ahmad bin Jindan, beliau kakek Habib Jindan dan Habib Ahmad bin Novel.
3. Al-hbb. Novel bin Salim bin Jindan, ayah Habib Jindan ini pada masa hidupnya dikenal akan pidato pidatonya yang menggelegar dan berani. Saya termasuk orang yang sering melihat dan mendengar langsung ceramahnya.
4. Al-hbb. Syekh Bin Ali Al Jufri Condet, seringkali saya dapati beliau ketika berceramah lantang dan lugas. Beliau juga dikenal memiliki jaringan yang sangat luas.
5. Al.hbb. Hamid bin Hud Al Attas, ceramahnya dikenal berani, di era 90an saya sering bertemu beliau dan menyaksikan bagaimana tegas dan lantangnya beliau ketika berceramah.
6. KH Noer Ali (Singa Karawang Bekasi) namanya dipuji puji Bung Tomo. Alhamdulillah saya sering berjumpa beliau ditahun akhir dan awal 90an.
7. KH Abdurozak Makmun, beliau cucu Guru Mugni Kuningan dan salah satu kesayangan hbb. Ali Kwitang.
8. KH Abdullah Syafii (Assyafiiyah), ulama karismatik yang ceramah-ceramahnya tegas, berwibawa dan berani.
9. KH Zaenuddin MZ dai sejuta Ummat yang ceramah ceramahnya menasional.
10. KH Syaifudin Amsir, ulama karismatik, ceramahnya dikenal penuh dengan materi yang sangat berkelas, intonasinya suaranya mengingatkan akan KH Abdullah Syafii yang juga merupakan gurunya.
11. KH Asmuni Marzuki, di wilayah Jakarta Timur pada masa hidupnya ceramah beliau dikenal tegas, berani namun penuh dengan humor. Suaranya lantang dan berapi api.
12. KH Fahrurrozi Ishaq. Jangan ditanya bagaimana cara ceramah beliau. Tegas dan berani itulah cirinya. Sekalipun demikian beliau juga sering menyelipi dakwahnya dengan humor humor merakyat.
13. Ustadzah Siti Suryani Thahir. Ustadzah Suryani adalah tipikal wanita yang kalau ceramah tegas, kadang berapi api. Putri dari KH Tohir Rohili ini dikenal dekat dengan emak emak majelis taklim sejakarta.
14. KH Abu Hanifah, ceramahnya dikenal tegas, berani dan lantang apalagi jika sudah menyangkut kemungkaran. Berapa kali saya mendengarkan beliau benar benar tipikal ulama betawi banget.
Dan masih banyak lagi para macan podium Betawi yang saat ini banyak menyebar di seantero Betawi. Yang ane sebut ini baru sebagian kecil saja...belum lagi ulama ulama luar yang sudah menetap di Betawi seperti Almarhum KH Hasyim Adnan juga yang saat ini dituakan yaitu KH Syukron Makmun, kalau kita keliling 6 wilayah Jakarta pasti akan menjumpai mereka.
Wallahu A'lam....
"HITAM PUTIH SOEHARTO"
Oleh : Iwan Mahmud Al-Fattah
Akhir akhir ini banyak fihak yang membahas kembali masa masa keemasan orde baru dengan tokoh utamanya Jenderal Soeharto. Namun disisi lain tidak sedikit yang menuduh kalau Soeharto dalang dari berbagai persoalan dimasa lalu terutama yang berkaitan dengan PKI.
Tidak bisa dipungkiri Soeharto adalah salah satu sosok penting dibalik tumbangnya PKI setelah tahun 1965. Untuk hal ini sudah banyak fihak yang menyepakatinya walaupun ada juga beberapa orang yang percaya bahwa Soeharto punya andil karena menurut Kolonel Abdul Latif sebelum G 30 S PKI meledak dia bertemu Soeharto dan melaporkan (ini versi Latif yang merupakan Exekutor GESTAPU), selain itu ada juga yang mencurigai hubungannya dengan Letkol Untung. Namun sampai saat ini versi yang menuduh Soeharto ikut terlibat PKI masih perlu pembuktian sejarah dikarenakan tidak sebanding datanya dengan data sejarah pada umumnya.
Namun ada beberapa fase yang kiranya patut dipelajari agar kita lebih obyektif dalam menilai sosoknya..melihat sosok Jenderal Bintang 5 ini tidak bisa sebelah mata saja...benar kalau beliau punya jasa terhadap negeri ini namun perlu juga kita belajar dari kesalahannya sebagai manusia biasa.
Tumbangnya Orde Lama dan berganti menjadi Oede Baru adalah merupakan Babak Baru dalam sejarah bangsa kita. Sayangnya dibalik gemilangnya Orde Baru terdapat juga beberapa fakta yang miris.
Pada masa Orde Baru KKN sangatlah melekat kuat. Kolusi, Korupsi Nepotisme merajalela. Dalam hal sejarah juga terjadi pengkaburan misalnya peran Sri Sultan Hamengkubuwono yang terpinggirkan dalam Peristiwa Serangan Umum 1 Maret. Peran Jenderal Nasution dalam sejarah militer hampir terpinggirkan. Orde Baru juga sarat dengan militerisasi. Di hampir semua jabatan pemerintahan sipil banyak militer aktif yang menjabat. Soeharto menafsirkan Dwi Fungsi ABRI melebihi apa yang dikonsep Pak Nas, sehingga Pak Nas seringkali bersuara kritis terhadap langkah dari Soeharto. Akibatnya Pak Nas dikucilkan dalam pergaulan milter. Bahkan bersama Petisi 50 Pak Nas, Ali Sadikin dan tokoh tokoh kritis lain mulai ditekan dan diintimidasi. Banyak tokoh Petisi yang hidupnya menjadi tidak nyaman karena intimidasi Orde Baru. Melalui Benni dan Sudomo militer benar-benar berjaya. Polisi yang harusnya berwajah sipil bahkan sukses dijadikàn saudara kandung mereka.
Pada masa Orde Baru, terutama di tahun tahun 70 dan 80an banyak sekali aktifis Islam yang juga mengalami tekanan demi tekanan sehingga tidak sedikit yang dipenjara. Pada awal awal berjayanya Orba terlihat sekali kalau Soeharto kurang sreg dengan gerakan Islam. Soeharto mulai agak melunak dengan gerakan Islam dengan merestui berdirinya ICMI. Soeharto juga banyak membangun Masjid Amal Bakti Muslim Pancasila. Dia juga dekat dengan Yasser Arafat. Namun demikian hubungannya dengan ormas dan organisasi Mahasiswa Islam masih sering terjadi ganjalan. Hubungan tersebut nampaknya masih panas dingin dan penuh intrik politik. Soeharto bahkan sukses memaksakan azas tunggal Pancasila ke dalam tubuh HMI yang saat itu bersuara kritis, HMI pun pecah menjadi 2, dengan NU misalnya, Soeharto mencoba melakukan ilfitrasi dengan mencoba menyingkirkan GUS DUR, namun GUS DUR rupanya tahu langkah ini, GUS DUR pun membalas dengan caranya, bahkan GUS DUR pernah menulis di dalam sebuah bukunya bahwa sosok SOEHARTO STUPID, hal yang membuat Soeharto semakin marah. Namun Soeharto juga berhati hati sekali dalam menghadapi Gus Dur mengingat loyalitas massa yang sangat kuat serta kyai kyai yang berdiri di belakang GUS DUR.
Dibalik sosoknya yang murah senyum, sosok Soeharto juga menakutkan bagi preman bertato di tahun 80an, berkat perintahnya Petrus (Penembakan Misterius) telah menjadi horor yang berkepanjangan...banyak preman yang mati mengenaskan dengan cara ditembak dan dikarungi. Ada selentingan bahwa preman yang dihabisi adalah "binaan" yang bergerak secara liar karena tokoh dibelakangnya sudah wafat. Ide Petrus sendiri diakui Soeharto didalam buku oto biografinya. Cara ini telah banyak membuat ulama meradang karena biar bagaimanapun preman adalah manusia yang layaknya diperlakukan sebagai manusia bukan seperti binatang. Peristiwa kelam yang juga sulit terlupakan dan terjadi dimasa orde baru peristiwa Tanjung Priuk yang berdarah darah yang menyebabkan ratusan korban terluka dan hilangnya banyak nyawa..
Dalam bidang ekonomi, nampaknya Soeharto terlalu memberikan kebebasan kepada anak anaknya, semua anaknya menjadi pengusaha kaya raya yang tidak ada satupun yang berani menyentuhnya. Seorang Benny Murdani yang mencoba menasehatinya saja telah dia singkirkan. Hubungannya dengan Konglomerat China juga merupakan hal yang lumrah. Bahkan taipan taipan ini mendapatkan fasilitas yang wah.. Bahkan beberapa dari mereka bisa dengan mudah menemui Soeharto. Sehingga wajar seorang Jenderal M Yusuf sampai pernah memukul perut salah satu taipan kesayangan Soeharto yang mau menenuinya karena bercelana pendek.
Dalam bidang demokrasi...di masa orde baru adalah mimpi berkepanjangan kalau kita ingin melihatnya. Bagaiamana tidak...Soeharto membonsai partai menjadi 3 saja. Tidak ada kritik, bila ada, pasti orang yang mengkritik akan hancur lebur kehidupannya karena teror yang berkepanjangan...."demokrasi" hanya diwakili oleh Golongan Karya saat itu. Pemilu hanya itu itu saja Calon Presidennya..semua ketok palu kompak menjadikan Soeharto sebagai Presiden. Bagi aktifis demokrasi Soeharto adalah musuh besar. Soeharto juga sukses mengkebiri beberapa aktifis 66 yang kritis untuk ikut didalam pemerintahnya, hal yang betul betul sangat menjengkelkan seorang Soe Hok Gie..
32 tahun akhirnya Soeharto berhasil berkuasa. Dibalik itu exs PKI dan simpatisannya pun masih menguntitnya dan menghitung terus berapa banyak kesalahan yang sudah dia perbuat...Disatu sisi usianya sudah sepuh dan rentan, hingga akhirnya dia tumbang di tahun 98. Yang ironis disaat akan jatuh orang orang yang dipercayainya justru menikung dari belakang. Namun demikian Soeharto masih bisa menikmati akhir hidupnya dengan baik, dia semakin religius dan telah menjauhkan diri dari hingar bingar kekuasaan yang sudah 32 tahun dipegangnya...orde reformasi pun muncul..
Soeharto adalah manusia biasa..dia tidak akan melakukan ini dan itu tanpa ada masukan dan bisikan dari orang orang di sekitarnya...artinya tanggung jawab tidak bisa dibebankan kepadanya seorang...seperti halnya Bung Karno yang telah memberikan angin kepada PKI untuk berkiprah...semua tentu ada orang orang yang mempengaruhinya...
Soeharto sudah wafat...hanya Allah yang berhak menentukan nasibnya di Akhirat...kita hanya bisa belajar dari pengalaman hidupnya, kekuasaan merupakan sebuah ujian terberat dalam sebuah kehidupan...Bung Karno, Soeharto, Gus Dur contoh dari itu semua....
Bagaimana dengan kondisi sekarang ? Nampaknya bila dibandingkan dengan orde lama dan orde baru, sekarang ini tidak lebih baik...bahkan dapat dikatakan lebih buruk...sepertinya para penguasa yang sekarang tidak pernah mau belajar dari kesalahan sejarah yang ada, rasanya aneh kalau berteriak teriak anti orde baru dan anti soeharto namun pada prakteknya jauh lebih buruk dari yang diteriakkannya..