Satu lagi saya menemukan kedahsyatan akan keberadaan Waliyullah di negeri Fathan Mubina (Jakarta). Siapa sangka dalam perjalanan hari Sabtu kemarin saya ditakdirkan bisa berziarah ke makam Wali yang dahsyat ini. Keberadaan Waliyullah ini saya peroleh dari sahabat FB saya..Terima kasih saya ucapkan kepada beliau yang telah berbaik hati memberikan informasi luar biasa ini..
Kenapa saya mengatakan beliau dahsyat ? Karena berdasarkan riwayat beliau dari salah satu pengurus makam yang bernama Pak Wawan (beliau asli Betawi). Makam beliau ini telah banyak dikunjungi ulama ulama besar. Bahkan banyak dari kalangan Habaib sering mengunjungi makam beliau. Tidak kalah menariknya bahkan banyak orang dari luar daerah berziarah ke makam beliau.
Dari pemaparan Pak Wawan yang rumahnya tidak jauh dari makam, Mbah Kholil Bangkalan yang merupakan ulama karismatik Jawa pada masa lalu bahkan pernah menziarahi makam beliau, bahkan beliau sempat menginap. Nama besar lain seperti Gus Dur bahkan pernah menyinggahi makam beliau. Saking begitu banyaknya tokoh yang disebut (termasuk para pejabat) saya hanya mengingat dua nama tokoh tadi itu.
"Cahaya" di sekitar makam ini memang luar biasa. Masuk kedalam wilayah makam, terasa hening dan tenang, saya bahkan merasa berada di sebuah pondok pesantren di pinggir kota. Terasa sekali suasananya sejuk dan damai.
Makam beliau sendiri berada di jalan Kramat I Pondok Pinang Jakarta Selatan, tepatnya berada di belakang SMK 18 Pondok Pinang atau di dalam Mushola Attoyibatul Islami yang posisinya paling ujung mentok. Pada saat masuk wilayah ini saya sudah bisa menebak bahwa nama Jalan KRAMAT pasti dari nama beliau, karena di hampir semua wilayah Jakarta yang ada nama Jalan Kramat Insya Allah ada makam Waliyullah. Pondok Pinang sendiri adalah wilayah Betawi yang cukup kental.
Menurut Pak Wawan usia makam Waliyullah ini sudah ratusan tahun, bahkan beliau mengatakan Syekh Sulaiman hidup pada masa Walisongo khususnya pada masa jayanya Kesultanan Demak. Beliau inilah tokoh tertua di wilayah Pondok Pinang Jakarta Selatan. Dahulunya wilayah sekitar makam masih sepi namun sejak tahun 1990 wilayah ini mulai ramai apalagi sejak dibangunnya Musholla di dekat makam beliau. Sekalipun sudah ada sejak dahulu, keberadaan makam Syekh Sulaiman Barzakh ini tidak pernah sepi dari kedatangan para pengunjung ziarah. Mereka yang terbiasa berziarah di makam-makam para Wali dari kalangan Habaib seperti Makam Mbah Priuk, makam Luar Batang, malam Kampung Bandan biasanya selalu saja ada yang menganjurkan agar jangan lupa untuk berziarah ke makam Syekh Sulaiman Barzakh. Memang jika melihat foto-foto di sekitar makam, foto para ulama dari kalangan Habaib cukup banyak dipajang, belum lagi foto para kyainya...benar benar luar biasa...Menurut Pak Wawan hubungan antara Habaib dan makam ini sudah terjalin lama. Menurut beliau Habib Salim Jindan bahkan sering kesini, sedangkan generasi sekarang ini diantaranya Habib Mundzir Musawa, Habib Jindan, Habib Ahmad, Habib Muhdor Ciawi, Habib Hamid Al Kaff dan masih banyak lagi yang lainnya.
Pak Wawan juga bercerita, ada beberapa kisah unik dimana para peziarah pernah bermimpi agar mengunjungi makam ini. Uniknya lagi mimpi yang mereka peroleh didapat dari beberapa makam yang pernah mereka ziarahi. Mereka tidak habis fikir kenapa dalam mimpi itu justru diperintahkan untuk berziarah ke makam Syekh Sulaiman Barzakh, salah satunya ada peziarah dari Singapura yang ketika berizarah di makam Habib Nuh justru malamnya malah mendapati mimpi bertemu Habib Nuh dan diperintahkan untuk berziarah ke makam Syekh Sulaiman Barzakh.
Cerita lain yang tidak kalah menariknya, makam ini telah banyak menarik hati para keturunan Kesultanan Jogya, Solo, Surakatta dan Cirebon. Bahkan beberapa dari mereka mengakui bahwa Syekh Sulaiman Barzakh adalah keluarga besar mereka yang telah bertahun tahun dicari makamnya. Sebagian mereka mengakui bahwa Syekh Sulaiman adalah Waliyullah dengan tingkat keistimewaan yang cukup tinggi.
Ziarah kepada Syekh Sulaiman Barzakh adalah perjalanan terakhir dari rangkaian pencarian makam para Wali Mastur di Jakarta pada hari Sabtu tanggal 22 Oktober 2016. Dan jujur saja perjalanan pada hari sabtu ini adalah perjalanan berkah karena cuaca yang sejuk dan terakhir saya dan rekan saya Sandi Sedayu seolah "ditahan" oleh Shohibul makam agar kiranya sholat magrib di Mushola beliau yang tenang dan dingin itu...
Al Fatehah untuk Syekh Sulaiman Barzakh..