Selasa, 04 Juni 2024

PENCULIKAN AKTIFIS 98

 Penculikan aktifis 98 adalah peristiwa kelam dalam sejarah bangsa. Di sisi lain saat itu sedang terjadi perang bintang antara kubu Wiranto sang ajudan Pak Harto dan kubu Prabowo yg merupakan menantu Pak Harto. Puncak dari semua itu Prabowo menjadi fihak yang "kalah" setelah terungkapnya kasus penculikan para aktifis. Jabatan Prabowo sebagai Pangkostrad langsung "dilucuti", dia kemudian "dilempar" ke jabatan yang tidak strategis, tidak lama kemudian diapun diberhentikan dengan hormat. Prabowo juga kemudian "ditendang" oleh keluarga Cendana karena dianggap pengkhianat. Selanjutnya Prabowo kemudian dibully kesana kemari sampai akhirnya dia hijrah ke Yordania dan ditampung Raja Abdullah. Prabowo kemudian bangkit dan kembali aktif dalam dunia bisnis dan politik. Prabowo bahkan berhasil masuk dalam pertarungan pilpres. Kasus penculikan 98 dulu seolah tidak terlalu berefek dalam karir politiknya, kalaupun muncul itu cuma hangat hangat tai ayam. Bahasa pamungkas yang selalu muncul ketika dia dicecar soal penculikan, jawabnya adalah "ATAS PERINTAH ATASAN" atau "TANYA ATASAN SAYA" dan di pilpres 2024 ini tiba² Prabowo berbicara tentang hal tersebut kepada para aktifis 98 yang mendukung 02...Bukan Maiiinnnn....dia blak blakan bicara hal tersebut, sehingga semakin mempertegas siapa dalang dalang penculikan aktifis 98 termasuk Prabowo sendiri...

Oh ya atasan Prabowo saat itu di ABRI adalah
1. Jenderal Besar Soeharto (Panglima Tertinggi)
2. Jenderal Wiranto (Panglima ABRI)
3. Jendral Subagyo (KSAD)
4. Letnan Jendral Prabowo (Pangkostrad)
Militer adalah Komando, jadi apapun perintahnya harus segera dilaksanakan !
Menurut informasi yang berkembang saat itu kegiatan penculikan dilakukan saat Prabowo masih berpangkat Mayor Jendral, dan kegiatan tersebut dilakukan oleh Tim Mawar Kopassus (semua pelaku sudah mendapat sangsi berat). Rumor yang beredar saat itu di kalangan aktifis 98, selain tim mawar ada tim siluman lain yang diluar kontrol Prabowo, entah siapa mereka ? Nama lain yang juga dikaitkan saat itu adalah Pangdam Jaya Mayor Jendral Syafri Syamsudin, Mayjen Syafri dan Prabowo memang dikenal dekat karena sama sama dari Kopassus. Nama lain juga ada Mayor Jendral Kivlan Zein, Mayor jendral Muhdi
Suasana 98 pasca jatuhnya Jendral Soeharto memang sangat berimbas bagi ABRI. Dan sasaran tembak para aktifis adalah Prabowo yang memang dikenal dekat dengan Pak Harto. Pada "kaki" lain Prabowo juga mendekati tokoh² kritis yang vokal dengan penguasa orde baru itu. Reformasi menyebabkan ABRI berada pada posisi terjepit, ABRI benar-benar disorot habis karena penyalahgunaan "DWI FUNGSI ABRI". Para jendral² yang saat itu berada di kubu Wiranto tentu merasa lega setelah "lengsernya" Prabowo. Desas desus yang berkembang saat itu fihak yang paling "senang" akan jatuhnya Prabowo adalah LB Murdani, karena Prabowo pernah melaporkan sesuatu ke Pak Harto.
Pertanyaan besar sekarang, siapa sebenarnya yang dimaksud dengan atasan yang memerintahkan Prabowo ? Soehartokah ? Wirantokah ? Soebagyokah ? Mengapa pula fihak Cendana saat itu sangat benci dan sakit hati sekali kepada Prabowo. Atasan yang dimaksud sampai saat ini masih menjadi misteri....bagi kalangan intelijen pasti tahu jawabannya akan hal ini..