Melelahkan tapi membahagiakan...
Sebuah perjalanan religi sarat penuh makna dimana didalamnya terkandung nilai-nilai sejarah dan nilai-nilai peradaban Islam...
Secara teori mungkin perjalanan ini meragukan bahkan tidak mungkin terjadi apalagi dengan kondisi fisik yang sudah 4 bulan ini sulit untuk berdiri lama serta berjalan pun harus tertatih tatih, jangankan 50 meter, kadang 20 meter saja saya harus berhenti lama untuk menghilangkan sakit di kaki, namun dengan kehendak dan izin Allah semua bisa dilakukan...
Banyak fihak yang meragukan kalau saya bisa berjalan seorang diri bahkan keluarga pun melarang keras agar saya tidak berangkat ketika melihat kondisi saya karena rasa cinta dan sayang mereka kepada saya. Namun saya meyakinkan kepada mereka jika perjalanan ini adalah perjalanan religi dan sudah lama saya niatkan demi sejarah Islam, tekad saya sudah betul-betul bulat untuk berangkat. Insya Allah pasti akan Allah beri jalan yang terbaik...perjalanan ini juga napak tilas khususnya terhadap sosok Raden Fattah Pendiri Pertama Kesultanan Islam di Pulau Jawa.
Sejak dulu, saya memang senang melakukan perjalanan seorang diri, entah kenapa...mungkin dengan cara seperti itu saya bisa lebih bebas untuk bergerak kesana sini, dan pakaian khas yang saya gunakan semua serba hitam, kecuali peci.
Perjalanan solo yang saya lakukan dimulai tanggal 22 Desember dan berakhir tanggal 26 desember. Sebuah perjalan singkat. Perjalanan ini walaupun singkat namun saya lakukan secara maraton, sehingga waktu istirahat pun terbilang singkat. Tidak heran saya pun mengalami kelelahan luar biasa apalagi saya juga harus menggendong tas ransel yang didalamnya terdapat bekal dan pakaian salin. Sebagian makam makam yang saya datangi, ada yang saya lakukan dengan jalan kaki belum lagi naik motor ojek yang durasinya cukup lama serta guncangan² karena beberapa jalan yang rusak. Namun itu tadi dengan izin Allah semua bisa saya lewati. Bila ingat saat saya masih kuat²nya mendaki gunung, rasa²nya semua rute ingin saya lakukan dengan jalan kaki, namun karena kondisi saya lebih memilih naik mobil angkot atapun ojek.
Perjalanan ini dimulai dari Gresik, Surabaya, Madura, Lamongan, Tuban, Kudus, Muria, dan akhirnya berakhir malam ini di Masjid Agung Demak. Kebetulan tadi menjelang Magrib tadi Demak diguyur hujan deras.
Di masjid demak dan makam Sultan Abdul Fattah Sayyidin Panatogomo atau Raden Fattah inilah saya banyak melakukan perenungan..sempat saya mendadak menangis haru, karena melihat jamaah yang begitu membludaknya mendoakan beliau dan juga anak kerabatnya...saya juga merasa nyaman di masjid bersejarah ini apalagi sekitar masjid diberi pengharum melati...
Di Masjid Demak jam 2 dini tadi saya juga melakukan renungan sejarah akan jasa Kesultanan Demak dan Walisongo dalam menyebarkan Islam di Nusantara..
Pada akhirnya perjalanan singkat ini Insya Allah nanti akan saya tuliskan secara berkala...mohon maaf kepada beberapa sahabat saya yang berada di kota² dekat makam² para wali karena saya tidak memberitahu....Insya Allah silaturahim kita tetap berjalan...
(Perjalanan mulai tanggal 22 s/d 26 Desember 2022)