Berbicara tentang peristiwa Proklamasi, rasa-rasanya sudah cukup banyak buku yang mencatatnya. Namun demikian dari sekian banyak catatan sejarah yang beredar sangat sulit memperoleh data tertulis tentang apa yang sebenarnya terjadi setelah 2 jam peristiwa Proklamasi itu.
Timbul sebuah pertanyaan, bukankah setelah peristiwa proklamasi itu jelas dan gamblang bahkan sampai sore hari ? Jawabnya, memang iya..namun ada satu celah sejarah yang nampaknya sedikit terlupakan bahkan mungkin terabaikan.
Seperti kita ketahui bahwa peristiwa Proklamasi itu terjadi pada hari Jumat bulan puasa. Nuansa perjuangan dibalur puasa ramadan nampaknya semakin membuat suasana semakin menggelegar untuk merebut kemerdekaan yang saat itu sudah di depan mata.
Menarik untuk dikaji, kemanakah Bung Karno dan Bung Hatta serta mereka yang berkumpul di rumah Pegangsaan 56 setelah jam 10.00 tersebut ? Apakah mereka konsolidasi semata hingga sore hari atau ada pergerakan lain ?
Itu hari Jumat, sudah jelas bagi umat Islam yang ada disana terutama bagi mereka yang terlibat pada peristiwa proklamasi tersebut harus menjalankan sholat jumat, apalagi saat itu bulan Ramadan. Perlu diketahui jarak antara Rumah Bung Karno dan Masjid yang terdekat (Masjid Jami Matraman) itu sangat dekat sekali.
Memang saat terjadinya proklamasi kondisi Bung Karno itu sedang sakit serta kelelahan, begitu pun Bung Hatta, apalagi setelah terjadinya "Pengamanan" yang dilakukan kaum pemuda progressif terhadap keduanya ke Rengas Dengklok, untungnya atas dasar nasehat KH DARIF Klender yang merupakan sahabat dekat Soekarni, keduanya pun dibawa kembali ke Jakarta. Namun apakah dengan demikian sholat yang wajib ditinggalkan ? Rasa rasanya tidak, apalagi Bang Karno saat itu masih cukup kuat spritualitasnya karena dekat dengan ulama ulama khos seperti Mbah Hasyim Asyari, Habib Ali Kwitang, dll. Bagaimana dengan Bung Hatta ? Justru Bung Hatta ini dikenal sangat religius dari masa mudanya, bahkan kakek beliau merupakan Mursyid Besar Thariqoh di Batuhampar Sumatra Barat. Bung Karno pada masa itu juga dikenal sebagai pengagum berat Pangeran Diponegoro yang kelak anaknya menjadi salah satu pelopor berdirinya Masjid Jami Matraman dalam bentuk megah.
Adalah hal yang aneh, jika dari pukul 10.00 sd pukul 12.00 tidak ada catatan sejarah kalau para pejuang melaksanakan sholat Jumat di Masjid Jami Matraman. Cerita ini justru saya peroleh dari orang orang tua dulu yang tinggal di Matraman bahwa setelah Proklamasi selesai, dan ketika mau masuk waktu sholat Jumat orang² yang ada di Pegangsaan 56 bergerak ke arah Masjid tua ini untuk sholat Jumat sekaligus Sujud Syukur, tidak terkecuali Bung Karno dan Bung Hatta. Namun kenapa peristiwa seperti ini luput dari catatan sejarah ? Padahal hubungan antara Bung Karno dan Bung Hatta dengan Masjid Tua di Matraman itu dikenal dekat, bahkan keduanya punya tempat khusus ketika masuk ke Masjid tersebut. Bung Karno bahkan sering menyendiri untuk tafakur di shaf pertama sebelah kiri ujung. Apakah mereka yang berkumpul di Pegangsaan 56 itu disana memang tidak sholat ? Aneh ! Bila memang demikian, mengingat saat itu hadir KH Wahid Hasyim dan juga ulama-ulama setempat. Sebelum dicetuskannya Proklamasi Bung Karno bahkan terus menerus mendatangi bahkan meminta nasehat kepada ulama ulama karismatik tentang kapan waktu yang baik untuk kemerdekaan, dari sini kita bisa menilai bahwa Bung Karno saat itu sedang berada fase "mesra" dengan ummat Islam berikut ulama ulamanya. Walaupun nanti banyak hal yang kontroversial, namun dalam hal proklamasi nampaknya ada yang berbeda, terutama bila dikaitkan dengan hari kemerdekaan RI yang identik dengan jumlah sholat wajib (17 Rakaat) seperti yang sering dia ungkap ke khalayak ramai.
Sholatnya Bung Karno dan Bung Hatta paska proklamasi menurut kami bukanlah hal yang aneh bahkan bisa masuk kategori dalam logika sejarah, apalagi bila mengingat masjid ini punya nilai sejarah yang tinggj, apalagi di depan masjid tinggal pula KH Wahid Hasyim dan keluarganya. Untuk berjalan dari rumah Bung Karno sampai ke Masjid Jami Matraman paling hanya memakan waktu sekitar 7 menitan saja..Sampai saat ini terkadang Masjid Jami Matraman sering disebut Masjid Bung Karno.
Ada apa dengan 2 jam tersebut ? Kenapa bisa "hilang" ?
Perlu kita ketahui, nilai sejarah wilayah Matraman sangat tinggi dan itu jauh lebih dulu ada dibandingkan peristiwa proklamasi, sudah banyak peristiwa besar terjadi di wilayah ini. Bahkan di wilayah ini banyak bercokol tokoh tokoh besar bangsa. Selain itu sebagai bukti tingginya nilai sejarah, telah berdiri Masjid Jami Matraman yang didirikan oleh LASKAR MATARAM di tahun 1629 yang kemudian di tahun 1837 M dibangun kembali dalam bentuk yanh kokoh oleh putra Pangeran Diponegoro. Belum lagi peristiwa besar yang Insya Allah akan segera saya tuangkan dalam sebuah buku khusus...
Wallahu A'lam Bisshowwab...