Oleh : Iwan Mahmud Al-Fattah
"Berselancar" tentang sejarah Islam bangsa Indonesia, ternyata masih banyak nama besar yang "terpendam" cukup lama dan nyaris dilupakan oleh generasi sekarang. Kalaupun mereka muncul tidaklah sedetail tokoh-tokoh sejarah Islam yang lain.
Siapa kiranya tokoh besar yang namanya nyaris terpendam dalam sejarah Islam tersebut ?
Salah satunya adalah AM SANGĂ€JI atau Abdoel Mutholib Sangaji yang berasal dari Pulau Haruku Maluku Putra dari seorang Raja. Beliau berasal dari wilayah yang dahulunya dikenal oleh para penyebar agama Islam dengan nama "JAZIRAH AL MULK" (Negeri Para Raja) yang kemudian menjadi Maluku.
AM Sangaji dimasa mudanya banyak menghabiskan waktu dengan belajar belajar dan berjuang. Dia telah mengorbankan kedudukannya yang terhormat sebagai bangsawan Maluku untuk berjuang membela bangsa dan negaranya yang terjajah. Dia telah keluar dari zona nyaman didalam kehidupannya demi memerdekaan negeri ini dari belenggu penjajahan. Perjuangannya tidak hanya di wilayah Maluku saja namun dia mampu merambah wilayah Kalimantan, Sulawesi, Papua dan Jawa, sehingga tidak mengherankan jika namanya dipakai menjadi nama jalan dibeberapa daerah yang pernah bersinggungan dengan dirinya.
Beliau dalam sejarahnya termasuk salah satu "Trisula Maut" dari Syarikat Islam : Tjokroaminoto, Agus Salim dan AM Sangaji. Ketiganya adalah tokoh penting pada organisasi Syarekat Islam. Ketiga dikenal dengan pemikiran Islam yang cerdas dan visioner.
Salah satu keistimewaan AM Sangaji disamping cerdas dalam tulisan, dimana tulisan² itu banyak yang tersebar dibeberapa surat kabar seperti Fajar Asia, beliau juga merupakan orator yang tangguh sama seperti Pak Tjokrominoto. Kemampuan orasinya kelak juga mempengaruhi Bung Karno. Selama ini orang mengira bahwa pengaruh Tjokroaminoto sangat dominan dalam membentuk gaya dan orasi Bung Karno, namun ternyata selain Pak Tjokro nama AM Sangaji juga ikut mewarnai Bung Karno. Bung Karno bahkan sering menyebut dirinya sebagai guru politik yang sangat berpengaruh. Bung Karno bahkan mempunyai panggilan khusus yaitu "paman". Panggilan paman jelas menunjukkan kalau Bung Karno sangat dekat dan takzim kepada sosok yang cerdas dan berkarakter ini. Tidak heran saat Bung Karno hijrah ke Jogyakarta maka AM Sangaji turut serta.
Sosok AM Sangaji bahkan nanti juga banyak "menelurkan" dan mempengaruhi pemikiran dan gerak langkah perjuangan tokoh tokoh seperti Muhammad Natsir, Muhammad Roem, Abdurrahman Baswedan, Adam Malik dan masih banyak lagi tokoh² yang lainnya. AM Sangaji bahkan disebut sebut sebagai dosen idola dan terfavorit bila sudah memberikan perkuliahan tentang hukum maupun sejarah perjuangan bangsa. Beliau adalah idola para anggota Jong Islamieten Bond. Dari sini sudah memperlihatkan bagaimana karakter dan kualitas intelektualitasnya. AM Sangaji bahkan mendapatkan tempat terhormat pada saat pelaksanaan Sumpah Pemuda.. dimasa-masa kurun waktu 1908 s/d 1949 namanya benar benar malang melintang dalam perjuangan bangsa. Hampir semua perintis kemerdekaan mengenal sosok beliau..sejak wafatnya Pak Tjokro, beliau bersama Agus Salim menjadi "Bapak" bagi para perintis kemerdekaan yang masih muda muda, khususnya di kalangan SI dan juga para aktifis Islam.
AM Sangaji adalah tokoh pejuang, pemikir dan perintis kemerdekaan yang pikiran pikirannya sudah melampaui zamannya. Disaat orang belum ngeh dengan masalah Palestina dia sudah menulis tentang itu, hal inilah yang mungkin menjadi dasar pemikiran soekarno untuk bersikap tegas tentang palestina...
Fisiknya yang tinggi gagah semakin menambah kewibawaannya, cara berpakaiannya yang necis dan parlente ditambah lagi dengan tongkat yang dipegangnya membuat sosoknya karismatik. Uniknya beliau juga bisa berpakaian santai dan lepas dari suasana formal. Dan tidak lupa yang selalu melekat dikepalanya adalah kopiah hitam yang tinggi. Cirinya yang juga mudah diingat adalah kumisnya. Sama seperti Haji Agus Salim yang pernah diledek oleh anggota SI Merah mengenai jenggotnya yang katanya mereka mirip kambing. AM Sangaji juga pernah dipèrlakukan seperti itu saat akan orasi, AM Sangaji diteriaki oleh kaum komunis terhadap kumisnya yang unik dengan teriakan...brengos ...brengos...brengos....
Kalau Haji Agus Salim menjawab dengan bahasa yang nyelekit namun senyum...AM Sangaji malah sengaja menantang mereka yang telah meledeknya maju kedepan podium untuk "baku hantam", dengan gaya malukunya yang kental sambil memilin-milin kumisnya, AM Sangaji sengaja memainkan strategi perang psikologis, karena dia tahu bagaimana sebenarnya nyali orang-orang komunis tersebut...ajaib...semuanya langsung diam dan bungkam ! Apalagi beberapa orang yang ada disitu sudah siap pasang badan untuk Sang Jago Tua ini...ibaratnya "Situ Jual Beta Borong..."! Semua bungkam dan akhirnya habislah mereka "dipermak" dengan orasi-orasi "berkelas" dari Sang Pejuang Sejati ini..
Penampilan AM Sangaji seakan mengingatkan akan sosok muridnya yang kelak menjadi Presiden, Bung Karno..bila dilihat sangat mirip gaya bicara, penampilan dan beberapa pemikiran ! Jika Bung Karno sudah bersuara keras lantang dan berapi api, itu adalah salah satu gaya AM Sangaji. Tidaklah mengherankan kalau nama AM Sangaji sangat dicintai Bung Karno dan selalu disebut sebut namanya...Kedekatan mereka seolah mengulang kembali "kemesraan" hubungan Kesultanan Islam Demak di Jawa dengan Para Raja dan Santri Santri Maluku yang dulu pernah membantu Demak dalam jihad fisabilillah ke beberapa daerah termasuk Jakarta. Di pulau Haruku sendiri masjid Kunonya bahkan mirip seperti masjid Demak. Santri santri dan anak-anak raja maluku juga dahulu banyak yang mondok di Pesantren Giri yang diasuh oleh Sunan Giri.
Sayang....tanggal 8 Mei 1949, beliau tertembak dan Syahid di Jogyakarta karena ulah kaum komunis yang sangat mendendam terhadap tokoh tokoh islam. AM Sangaji memang dikenal sangat keras perlawanannya terhadap PKI. Sebagai tokoh utama di SI tentu fihak komunis tahu siapa AM Sangaji begitu juga sebaliknya, AM Sangaji juga faham siapa saja otak dibalik gerakan PKI yang saat itu memberontak..
AM Sangaji dengan sejarahnya yang
hebat
patut kita kenang dan patut pula beliau diangkat menjadi pahlawan karena jasa jasanya...Alfatehah untuk Sang Jago Tua Abdoel Mutholib Sangaji..
Sumber : Dari berbagai tulisan Sejarah AM Sangaji dan wawancara langsung dengan salah satu Cicit beliau (Mony Kamil Sangaji)