Situs makam yang satu ini saya jamin tidak mudah untuk menemukannya...bukan karena makam ini ada di tempat tersembunyi seperti di dalam rumah atau di dalam kebun. Justru keberadaannya persis di pinggir jalan. Tapi walaupun berada di pinggir jalam bahkan di jalur strategis, bangunannya tertutup tembok. Terkesan makam ini seperti tempat sampah. Tapi siapa sangka dibalik tembok yang lusuh ada sebuah makam penting yang tersembunyi. Kalau melihat posisinya, makam ini sepertinya pernah mau digusur tapi tidak berhasil.
Saya mengerahui makam ini dari salah satu sahabat yang pernah berziarah bersama mursyidnya di tahun 2008. Menurutnya makam ini erat kaitannya dengan keluarga besar Kesultanam Demak yang ada di Jayakarta. Sehingga sangat pantas menurutnya kalau saya menziarahi makam beliau ini. Makam beliau sendiri berada di jalan TANJUNG BARAT LAMA, JAKARTA SELATAN tepatnya berada di samping kampus TAMA JAGAKARSA (perempatan rel kereta api tanjung barat). Kiri kanan makam terdapat restoran dan toko material.
Siapa beliau sebenarnya ?
Beliau berasal dari Jipang Pulorogo (Kini daerah Slipi, Palmerah dan sekitarnya). Leluhurnya adalah Aria Jipang Jayakarta. Beliau hijrah dari Palmerah ke Jagakarsa karena dikejar-kejar penjajah Belanda. Harta bendanya yang ada di Palmetah pasca beliau hijrah dirampas penjajah. Namun demikian beliau masih tetap gigih melawan penindasan penjajah kafir Harbi. Di Jagakarsa sendiri yang saya ketahui memang banyak keluarga dari Kesultanan Demak yang hijrah dari wilayah Barat Jayakarta seperti daerah Slipi, Palmerah, Senajayaan (Senayan), Kemandoran, Kemanggisan, Rawa Belong dan sekitarnya...
Memasuki makam ini seolah seperti memasuki "lorong waktu". Kondisinya gelap padahal di siang hari, makam juga kotor dan banyak sarang laba-laba, diatas makam saya lihat ada sejadah dan lampu tempel zaman dulu yang sudah lusuh, ini menandakan kalau makam ini sudah lama sekali tidak diziarahi. Saya harus jongkok untuk masuk ke dalamnya karena atap makam dibuat pendek. Tapi saya merasa kalau suasana makam cukup "dingin" dan "bersahabat". Aneh....suasana seolah sunyi... Wallahu A'lam...
Saya sangat berharap kalau suatu saat makam ini bisa direnovasi oleh mereka yang punya rezeki lebih karena ini adalah situs makam tokoh Jakarta tempo dulu yang patut dihargai.......Insya Allah...