Namanya mungkin tidak banyak yang tahu, bahkan orang-orang yang berada di sekitarnya belum tentu tahu, tapi bila mendengar riwayat dari beberapa orang, beliau ini adalah seorang Wali. Makam beliau dapat dikatakan paling tertua di depan masjid Darul Falah Petukangan Utara Jakarta Selatan.
Saya mengetahui beliau ini dari sahabat fb saya Al Ustadz Bang Aji Roni yang tinggal di dekat masjid tersebut. Dalam sebuah cerita makam ini pernah mau dipindah namun setelah digali jasad dan kain kafannya ternyata masih utuh sehingga diputuskan untuk tidak jadi dipindah. Padahal usia makam sudah ratusan tahun.
Pertama kali saya masuk ke komplek pemakaman ini terus terang saya cukup kesulitan untuk mendapati letak lokasinya apalagi di semua nisan yang saya baca tidak tertulis nama beliau. Titik terang akhirnya terbuka setelah saya bertemu Bang Agus yang merupakan pengurus makam. Sayapun ditunjukan makam Syekh Abdurrahman (ada yang mengatakan nama beliau adalah Sayyid Abdurrahman Assegaf). Saya sempat terkejut ketika mengetahui kalau makam beliau tidak bernama dan tidak bernisan. Makam beliau hanya ditandai dengan sebuah pohon kecil yang rindang. Tidak terlihat seperti bentuk makam pada umumnya...
Keberadaan makam beliau memang sepertinya sengaja tidak dipopulerkan, mungkin ada kekhawatiran akan terjadi kultus individu. Namun kalau untuk saya jelas beliau ini harus kita kenal karena beliau ini merupakan bagian sejarah kota Jakarta. Sekalipun riwayatnya tidak tertulis namun keberadaannya sekali lagi membuktikan jika Jakarta adalah kotanya para Uama dan Wali...
Al Fatehah untuk Syekh Abdurrahman.....