Dalam perjalanan ziarah saya beberapa hari yang lalu di Ma'la Makkah, satu hal yang menjadi tujuan saya berziarah adalah dengan mendatangi makam salah satu ulama besar dunia yaitu Abuya Prof. Dr. Sayyid Muhammad bin Alwi Al Maliki Al Hasani.
Bagi sebagian ulama Indonesia, nama beliau sudah tidak asing lagi. Dan memang sebagian besar santri beliau lebih banyak didominasi orang Indonesia. Kini para santri yang pernah belajar kepada beliau banyak yang menjadi ulama besar, salah satunya adalah Mbah KH Maimun Zubaiir. Selain beliau, dari mulai ayahnya, kakeknya dan seterusnya, mereka itu memang dikenal sebagai sebagai keluarga yang ahli ilmu dan mereka itu sejak dulu sangat dekat hubungannya dengan ulama ulama kita.
Berbicara tentang kapasitas keilmuan Abuya As-Sayyid Muhammad bin Alwi Al Maliki, sampai saat ini sangat sulit mencari ulama yang bisa menyamai reputasi beliau di Makkah. Bayangkan, beliau ini mendapatkan gelat Doktornya saja dalam usia 25 tahun dan itu diperolehnya dengan mendapatkan nilai Sempurna dan dikampus Islam yang paling bergengsi di dunia Abuya sendiri dikenal sebagai Ahli Hadist yang tangguh, karya tulisnya cukup banyak tersebar. Beliau juga pernah mengajar di Masjidil Harom, namun karena terjadi perbedaan pendapat beliau kemudian tidak diperbolehkan lagi mengajar, tapi dengan adanya hal ini justru semakin meningkatkan reputasi beliau di mata ulama dunia.
Kalau saya baca beberapa biografi beliau, sangat jelas penghargaan ulama dunia kepada beliau, sehingga sangat wajar jika banyak ulama ulama kita mengirimkan anaknya untuk dididik oleh ulama yang karismatik dan tawadhu ini. Sampai kewafatannya pun penghargaan tetap diberikan oleh banyak kalangan, terutama juga di Makkah yang pada waktu itu seolah seperti lautan manusia untuk mengantar jasad beliau di Ma'la.
Dengan pengetahuan saya tentang beliau ini telah membuat saya ingin sekali menziarahi makam beliau ini. Alhamdulillah patokan untuk mencari makam beliau sudah saya peroleh sehingga saya merasa yakin akan menemukan makam beliau ini. Dan benar saja ketika saya minta tolong kepada OB dari Banglades untuk menunjukkan area makam beliau, dengan senanh hati OB ini mengantarkan saya, sesampainya di area makam, saya segera memperhatikan, lokasi ini sudah benar, posisinya juga tidak jauh dari Ummul Mu'minin, tapi yang membuat saya heran kenapa bentuk batunya sama dengan yang lain ? Padahal setahu saya batu penanda malam beliau agak berbeda, sekali lagi saya perhatikan, ternyata berdasarkan nomor urut makam, yang saya temui ini memang makam beliau. Saya akhirnya berkesimpulan, tanda batu makam beliau pasti sudah diganti oleh pengurus makam, padahal batu yang dahulunya cukup berbeda, namun apapun itu saya beruntung bisa berziarah ke makam beliau. Mungkin saya tidak pernah bertemu beliau dan bukan juga murid beliau, namun kecintaan saya terhadap beliau sangatlah besar sehingga setelah proses ibadah haji saya berusaha untuk menyempatkan diri berziarah ke makam dari keturunan Sayyidina Hasan ini.
Keberadaan makam beliau di Ma'la adalah sebuah karunia besar, mengingat pemerintah Saudi punya kebijakan bahwa setiap jenazah yang sudah dikuburkan, 8 bulan kemudian akan digali dan dipindahkan ke lokasi lain. Dan untuk jenazah beliau, ketika digali ternyata masih utuh ! Dan tahun berikutnya ketika digali masih utuh, maka akhirnya diputuskan bahwa makam beliau tetap berada di Ma'la. Allah telah menunjukkan kebesaran-Nya dengan menjaga jenazah ulama besar dunia dengan berdekatan bersama Ibundanya, Sayyidatuna Khadijatul Al Kubro...
Al Fatehah untuk Abuya Prof. Dr. Sayyid Muhammad bin Alwi Al Maliki......