Setelah dua minggu yang lalu melakukan perjalanan di kawasan Jakarta Barat dan Jakarta Selatan, pada minggu ini saya berhasil melakukan perjalanan religi dan wisata ziarah di kawasan Jakarta Timur khususnya wilayah Condet dan Kramat Jati.
Sebenarnya beberapa tempat ini pernah saya kunjungi sebelumnya, namun karena pada waktu itu,saya tidak banyak mengunakan kamera, dokumentasi yang pernah saya lakukan pada akhirnya saya anggap lemah dari segi validitas, mengingat pada saat sekarang bahasa foto bisa menjadi bukti nyata pada perjalanan kita.
Perjalanan ke Condet dan Kramat jati ini sebenarnya sudah saya rencanakan lama. dan baru terlaksana minggu-minggu ini, kali ini saya berjalan seorang diri mengingat istri saya yang biasa mendampingi dalam kondisi tidak sehat.
Mereka yang saya datangi ini adalah tokoh-tokoh Condet dan Kramat Jati pada masa lalu. Usia makam mereka rata-rata kurang lebih 250 tahun kecuali habib Muhsin yang wafat tahun 1938 M. Merekalah yang awal-awal menempati kedua wilayah tersebut. Mereka rata-rata merupakan ulama dan beberapa merupakan Wailyullah yang berjasa terhadap penyebaran agama Islam yang berada di wilayah Kramat Jati dan Condet. Selain itu ada juga yang merupakan pejuang.
Informasi keberadaan makam-makam tersebut saya peroleh dari beberapa orang Sahabat rekan kerja saya yang tinggal di Condet, bahkan beberapa mereka ada yang keturunan dari beberapa Datuk tersebut.
Dalam mencari makam-makam tersebut, saya lebih banyak mengandalkan "NAVIGASI MULUT". Dan yang membuat saya tekaget-kaget, makam-makam tersebut rata-rata banyak yang sudah terjepit di rumah-rumah penduduk, sehingga kalau kita tidak rajin bertanya akan sulit menemukannya. untuk ke makam-makam tersebut bahkan kita harus masuk ke beberapa gang sempit. Yang unik, beberapa orang yang tinggal di sekitar makam saja banyak yang kaget kalau di daerahnya ada makam-makam "keramat". Itulah seninya dalam melakukan perjalanan seperti ini. Siapa sangka di Condet banyak makam orang-orang penting.
Perjalanan mencari makam-makam tersebut membuat saya merasa di daerah pedesaan, karena saya masih mendapati kebun-kebun penduduk yang terjaga. Kesannya betul-betul Ndeso banget dan membuat saya merasa betah.....entah kalau 10 tahun lagi ? mudah-mudahan Kramat Jati dan Condet masih bertahan dari gempuran pembangunan
Adapun tempat-tempat yang berhasil saya datangi adalah :
1. Makam Kramat Jati (Seberang Masjid Al Hawi, berada persis di jalan Raya Condet), dengan Shohibul Maqom yang pertama Habib Muhsin bin Muhammad Al Attas kemudian disusul oleh makam-makam Habaib Karismatik lainnya.
2. Makam Datuk Tonggara, Jln Datok Tonggara Kramat Jati (Belakang Kecamatan Kramat Jati yang berada di jalan raya Bogor).
3. Makam Datuk Merrah Batu Ampar (pemakaman Datuk Merrah, bisa menemui Ustad Rasyid )
4. Makam Datuk Geong, Gang Kekeran, melalui jalan Condet Raya dan masuk ke dalam Jalan Budaya dan berhenti di dekat Mushola As-Salam.
5. Makam Datuk Kudul dan Datuk Ji'in yang berada di jalan Masjid Al Khairot, tepatnya di depan masjid Al Khairot atau bersebelahan dengan makam Habib Syekh Al Jufri.
6. Datuk Sirun dan Sirrin, jalan Raya Condet No 10, persis dibelakang disebuah Restoran Padang, melalui jalan Gg Entong
7. Dattuk Ibrahim, jln Datuk Ibrahiim Condet Raya, atau dibelakang Masjid As' Saadah. Nasabnya kembali kepada Maulana Malik Ibrahim.
8. Sultan Anwar, melewati Condet raya kemudian masuk ke jln Masjid Al Mabruk (samping Pom Bensin), dapat menemui Bapak Muhammad Isa sebagai pengurus makam.
9. Datuk Raiman, Seorang ulama Sufi/Waliyullah (Jln jembatan tiga,melalui jalan Gardu, posisi makam persis berada pengkolan jembatan tiga yang mau ke arah Pasar Minggu)
10. Ibu Rabiatul Adawiyah binti Datuk Raiman (seorang Sufi Wanita yang pernah menyaksikan langsung Malam Lailatul Qodar, Masuk Jln Rabiah melalui jalan Gardu, bisa juga melalui SDN 03 Balekambang atau Puskesmas Bale Kambang).
11. Makam Pangeran Astawana (Pemakaman Wakaf Kober Balekambang, berada persis di Depan Kelurahan Balekambang
12. Datuk Imud (Mahmud ?) Penasehat Pangeran Astawana, (Pemakaman Wakaf Kober Balekambang tidak jauh dari makam Pangeran Astawana).
13. Ki Tua (Makam yang dianggap kuno dan berasal dari Pra Sejarah, tapi ada juga yang mengatakan bahwa makam ini merupakan makam seorang Pejuang yang menyamar karena diburu penjajah) sekitar 30 meter dari makam Pangeran Astawana
Yang Masih belum sempat saya datangi masih ada lagi seperti
1. Datuk Wirna
2. Datuk Maliki
3. Datuk Awang
5. Ki Dekle (Samping Rindam)
4. Dll, masih menunggu informasi selanjutnya.
Insya Allah jika sudah mendapat lokasi makam-makam tersebut saya akan segera menuju TKP